BATAM TERKINI

Suami Bunuh Istri di Batam, Dinuriza Lauzi: Kurangnya Kontrol Diri & Saling Menghargai

Ini kata psikolog soal suami bunuh istri di Sagulung Batam gegara masalah sepele. Berawal dari istri menolak memberi uang untuk beli sepatu suaminya

Editor: Dewi Haryati
ISTIMEWA
Suami Bunuh Istri di Batam, Dinuriza Lauzi: Kurangnya Kontrol Diri & Saling Menghargai. Foto Dinuriza Lauzi, M Psi, seorang Psikolog Praktisi dan juga aktif di Mitra Kerja Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) untuk wilayah Jawa Timur 

Karena sudah merasa hidup bersama, sudah beberapa tahun hidup bersama, jadi ia menganggap, alah masalah itu ajapun paling nanti baik lagi.

Misalnya begini, ah paling dia ngambek-nya sebentar nanti baik lagi. Jadi dia memandang pasangan nya ini, ya pastilah nanti dia baik lagi.

Nah, hal-hal demikian itulah kemudian menjadi semacam sesuatu yang sifatnya mudah sekali memicu percekcokan, tapi dari hanya masalah sepele, karena kurangnya penghargaan terhadap pasangan.

Karena kurangnya penghargaan, sehingga masalah kecil saja bisa menjadi sesuatu yang lebih besar dan malah mengambil tindakan yang sebetulnya nanti akan disesali. Lantas kenapa dia mengambil tindakan seperti itu?, Jika kita coba tanya ke hati nuraninya, maka ada kecenderungan kurang menghargai pasangan, kurang menghargai perasaan pasangan, kurang menghargai apa yang dibutuhkan pasangan.

Terus tambahan nya juga si pelaku ini sempat tidak memiliki pekerjaan, dia nganggur dan baru saja diterima kerja.

Bagi laki-laki menganggur itu, sesuatu yang sifatnya sangat fatal, egonya laki-laki tidak bisa menerima pada saat menganggur dia tidak punya kerja tidak punya apa-apa yang kemudian di rumah dia harus menafkahi istri, anak dan lainnya, itukan menjadi sesuatu yang sangat fatal buat pria.

Jadi, ada faktor ego tertentu yang dimiliki laki-laki dalam hal ini yang kemudian membuat dia merasa kurang dihargai oleh pasangan dalam hal ini si korban (istri), pada saat dia minta dibelikan sepatu, dia merasa tidak dihargai. Jadi masalah ini masalah ego yang saling tidak menghargai awalnya.

Si suami, tidak menghargai perasaan istrinya yang sedang kesusahan, sedang pusing tidak adanya uang di rumah, tidak adanya penghasilan yang kemudian bisa membuat mereka hidup sehari-hari, dia malah melihat istrinya kog seperti itu, harusnya saat dia diterima kerja harusnya istrinya senang dong, makanya minta di beliin sepatu dan harusnya diturutin dong, nah kira-kira seperti itu.

Sementara si pihak istri mikirinya, ya inikan sekala prioritas saja, saat ini yang lagi prioritas bukan di sepatu, sepatunya bisalah di pakai sampai bulan depan, yang lebih penting itu adalah dapur yang harus ngembul, sementara dapur ngembul nya masih susah. Itu pandangan si istri, sementara pandangan suami berbeda, si suami merasa tidak dihargai sedang si istri anggapnya ini bukan sekala prioritas, dan si suami juga tidak menghargai perasaan istrinya yang sedang dalam kebingungan, jadi kurang lebihnya seperti itu.

TB: Apakah yang terjadi dengan pasutri itu bisa terjadi dengan pasangan lain?

DL: Bisa saja terjadi, kadang kita tidak bisa menduga perilaku orang lain, bahkan orang yang kita anggap berpendidikan tinggi, kemudian alim memahami agama pun kita dibuat terkaget-kaget dengan tingkah lakunya dia.

Ada satu poin dalam karakteristik manusia itu adalah saat egonya terkena, pada saat egonya terkena inilah kemudian memicu perubahan-perubahan sikologis yang demikian derastris, dan kadang-kadang si pemilik diri itu tidak sadar, bahwa dia bisa saja melakukan sesuatu yang di luar nalar berpikirnya selama ini.

Jadi memang hal tersebut bisa saja terjadi sama pasangan lain, tetapi kita juga harus melihat, ada juga orang-orang yang mempu mempertahankan pernikahannya, bahkan permasalahan nya jauh lebih besar ketimbang sepatu itu.

Artinya kembali lagi kepada kontrol dirinya seperti apa, dan komunikasi sesama pasangan seperti apa, lalu sikap suami terhadap istri dan sikap istri terhadap suami.

TB: Lantas bagaimana solusinya agar kejadian seperti ini tidak terjadi kepada pasangan lainnya?

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved