Indra Penciuman Tak Berfungsi karena Corona, Kapan Pulihnya?
Salah satu gejala yang paling umum dirasakan oleh penderita Covid-19 adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau yang akan berangsur pulih
TRIBUNBATAM.id - Indra Penciuman Tak Berfungsi karena Corona, Kapan Pulihnya?
Corona atau Covid-19 sudah nyaris genap setahun menyerang dunia.
Sudah jutaan orang terinfeksi dan beberapa di antaranya meninggal dunia.
Para peneliti dunia pun telah berusaha mencari tahu muasal dan penangkal virus ini.
• Istri Tak Jujur, Keluarga Tewas Satu Per Satu karena Tertular Corona
• Anggota Keluarga Tewas Satu Per Satu karena Corona, Penyebabnya Istri Sembunyikan Positif Covid-19
Walau vaksi sudah ditemukan, namun sejauh ini penyebaran Covid-19 masih masif.
Masyarakat lalu diberikan sejumlah edukasi mengenai pencegahan dan pemahaman tentang corona.

Salah satunya adalah dengan mengetahui gejala-gejala yang dialami pasien.
Salah satu gejala yang paling umum dirasakan oleh penderita Covid-19,
adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau.
• Komisioner KPU Kepri Positif Covid-19, Keluhkan Gangguan Penciuman, Dirawat di RS Raja Ahmad Tabib
• KRONOLOGI Nunung Positif Covid-19, Berawal dari Penciuman Berkurang hingga Badan Sakit Semua
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni tahun lalu terhadap 8.438 pasien Covid-19,
menemukan bahwa 41 persen di antara mengalami kehilangan penciuman.

Lalu, ada juga studi lain yang dipublikasikan oleh Shima T. Moein dari Institute for Research in Fundamental Sciences.
Dari 100 pasien Covid-19 yang dites kemampuan penciumannya,
96 persen mengalami gangguan dengan 18 persen di antara kehilangan kemampuan mencium sepenuhnya atau yang disebut anosmia.
• Pria Kehilangan Indra Perasa & Penciuman karena Virus Corona, Tak Bisa Rasakan Pedasnya Saos Cabai
• Punya Penciuman Luar Biasa, Ini Kisah Kakek Penyelam yang Temukan 60 Jasad Korban Tenggelam
Hingga saat ini, para peneliti belum mengetahui secara lengkap bagaimana infeksi Covid-19 memengaruhi kemampuan mencium.
Akan tetapi, konsensus ilmiah mengungkapkan bahwa virus corona menyerang sel-sel di hidung yang mendukung sel saraf indera penciuman.
Dilansir dari Nature, 14 Januari 2021; hal ini diungkapkan dalam studi terhadap jenazah Covid-19 yang dilakukan oleh tim peneliti pimpinan Sandeep Robert Datta, seorang pakar neurobiologi dari Harvard Medical School.

Seperti diketahui, virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menarget reseptor ACE yang berada di permukaan sel.
Nah, sel-sel sustentakular yang berada di hidung rupanya memiliki banyak reseptor ACE2 sehingga rentan diserang oleh virus corona.
Jika terlanjur diserang, sel-sel saraf penciuman di otak yang bergantung pada sel sustentakuler pun kekurangan nutrisi dan tidak bisa bekerja secara optimal.
Akibatnya, kemampuan pasien Covid-19 untuk mencium pun menurun.
• Heboh Sejumlah Warga Bali Kehilangan Indra Penciuman, Dinkes Pastikan Bukan Covid-19
• Daftar 5 Pasien Terpapar Corona di Tanjungpinang, 2 di Antaranya Jalani Isolasi Mandiri
• 232 Pasien Covid-19 di Batam Dipulangkan dalam Sehari, Tingkat Kesembuhan Meningkat
Namun, penelitian di Italia mengungkapkan cara lain virus ini bisa menganggu indera penciuman,
yakni dengan menyerang otak secara langsung.

Tim peneliti menemukan bahwa hilangnya kemampuan mencium dan merasa terjadi ketika molekul penanda peradangan yang disebut interleukin-6 meningkat drastis di dalam darah.
Hal ini dikonfirmasikan dalam studi terhadap jenazah Covid-19 yang menemukan adanya peradangan,
termasuk pembuluh darah bocor, pada struktur otak yang memengaruhi penciuman (bulbus olfaktorius).
Kapan kembali normal?
Untungnya, kemampuan untuk mencium pada pasien Covid-19 bisa kembali dengan sendirinya.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada bulan Juli tahun lalu menemukan bahwa 72 persen pasien Covid-19 yang mengalami disfungsi penciuman,
menemukan kemampuan indera penciumannya setelah sebulan berlalu.
• 6 Warga Berusia Lanjut di Batam Terpapar Covid-19, Pasien Corona Baru Tambah 24 Orang
Hal serupa juga ditemukan oleh para konsultan THT di St Thomas’ Hospital, Inggris.
Dari 202 pasien yang diamati, 49 persen mendapatkan indera penciuman mereka pulih total dalam waktu sebulan,
sedangkan 41 persen lainnya melaporkan adanya peningkatan kondisi.

Sayangnya, memang ada pasien-pasien Covid-19 yang mengalami disfungsi penciuman lebih serius dan lama.
Ada yang berbulan-bulan belum pulih,
sementara pada pasien yang anosmianya pulih secara perlahan,
Claire Hopkins dari St Thomas Hospital mengkhawatirkan dampak yang tidak menyenangkan, yakni parosmia atau distorsi bau.
• Pasien Sembuh Corona di Karimun Tambah 5 Orang, Total 372 Selesai Isolasi
• Cerita Pasien Covid-19 Kesulitan Cari Rumah Sakit, Nyetir Mobil Selang Oksigen Masih Menempel
• Pasien Sembuh Corona di Tanjungpinang Tambah 14 Orang, Dua di Antaranya Anak-anak
"Semuanya bau amis (bagi orang-orang ini)," ujar Hopkins.
Bagaimana terapi pengobatannya?
Salah satu upaya untuk memulihkan kembali kemampuan mencium adalah olfactory training,
di mana pasien diminta untuk mencium aroma yang diresepkan secara reguler untuk melatih kembali saraf penciumannya.

Namun, seperti diungkapkan Hopkins, terapi ini tidak mesti efektif untuk semua orang.
Sementara itu, upaya pengobatan untuk mengatasi anosmia lebih terbatas lagi,
Hopkins berkata bahwa berdasarkan penelitian awal yang timnya lakukan,
steroid mungkin bisa membantu pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman pada tahap awal infeksi akibat peradangan di sel-sel hidung.
• RSKI Galang Batam Pulangkan 10 Pasien Covid-19, Total Rawat 130 Orang
• Kabar Baik, Sudah 1132 Pasien Sembuh Corona di Tanjungpinang, Terbaru Empat Orang
• Rekor Baru Covid-19 di Indonesia, Bertambah 14.518 Kasus Baru, Total 1.066.313 Pasien
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tidak Bisa Mencium Bau Akibat Covid-19, Kapan Pulih Kembali?
(*)