VIRUS CORONA DI BINTAN
Corona di Bintan Serang Ponpes Lagi, 15 Santri Tertular dari Satu Orang, Kini Klaster Baru
Corona di Bintan sebelumnya menyerang Ponpes Darussilmi yang berhasil melawan penyebaran covid-19.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Septyan Mulia Rohman
BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Virus Corona di Bintan kembali menyerang pondok pesantren.
Setelah Ponpes Darussilmi yang sukses berhasil berjuang melawan Corona di Bintan, kini giliran Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Sebanyak 15 kasus positif covid-19 di Bintan berasal dari Pondok Pesantren Mambaus Sholihin.
Mereka merupakan bagian dari penambahan 29 kasus baru Virus Corona di Bintan hingga Senin (7/2).
Sementara 13 kasus lainnya berasal dari warga Kecamatan Bintan Utara dan satu warga Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Kadinkes Bintan dr Gama AF Isnaeni membenarkan penambahan 29 kasus baru covid-19 di Bintan itu.
Ia menyebut jika 15 kasus Corona di Bintan tepatnya di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin merupakan klaster baru.

Gama mengungkap jika 15 santri yang dinyatakan covid-19 di Bintan itu tepapar dari salah seorang pasien yang sebelumnya dinyatakan positif covid-19 berinsial H.
"Semua terpapar santriwati usia antara 12 hingga 18 tahun, mereka terpapar dari satu orang,” tuturnya, Senin (8/2/2021).
Lanjutnya,15 santriwati yang terpapar Covid-19 juga mengalami gejala yang beragam antara lain demam, batuk, pilek maupun gejala-gejala lainnya.
"Saat ini, 15 santriwati tersebut menjalani isolasi di LPMP Ceruk Ijuk, Toapaya, Bintan,"terangnya.
Gama juga menyebutkan, untuk 14 pasien lainya sebagian besar didominasi warga Tanjunguban.
Di mana ada 13 warga Tanjunguban yang dilaporkan baru terpapar covid-19, sedangkan satu lagi warga Tanjungpinang.
"Pasien ini juga sudah menjalani isolasi mandiri,"ungkapnya.

Dengan adanya penambahan kasus yang terus bertambah setiap harinya,Gama menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati dengan penyebaran Covid-19 saat ini.
Pasalnya, kasus covid-19 masih terus bertambah di Kabupaten Bintan dan belum berakhir.
"Saya mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta jangan berkerumun.
Ini demi kebaikan kita bersama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," katanya.
Perjuangan Ponpes Darussilmi Lawan Corona
Kasus Covid-19 di Bintan hingga kini terus bertambah di Kabupaten Bintan.
Total kasus Covid-19 di Bintan sudah mencapai 293 kasus per 24 November 2020.
Jumlah kasus Covid-19 di Bintan ini mengalami peningkatan juga dari klaster Pondok Pesantren (Ponpes) Darussilmi Bintan di Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Awal mula masuknya Covid-19 ke lingkungan pondok sempat diduga berasal dari luar pondok pada September 2020.
Saat itu, 10 santri dilaporkan positif terjangkit Covid-19 tersebut.
Hal itu diduga terjadi ketika peringatan Tahun Baru Islam, sebagian wali santri berkunjung ke pondok mengunjungi anak-anaknya yang sedang mondok.

Dari pertemuan itulah, Covid-19 masuk dan menyebar begitu cepat dan menjangkiti sekitar 86 orang santri dan pengurus Ponpes Darussilmi Toapaya.
Akibat banyaknya santri terjangkit Covid-19, proses belajar mengajar di Ponpes Darussilmi Bintan di Kecamatan Toapaya sempat terhambat.
Warga di sekitar lokasi ponpes juga sempat ada yang merasa khawatir akibat adanya klaster Ponpes Darussilmi.
Sebab, lokasi pondok berdampingan langsung dengan pemukiman warga hanya berjarak sekian puluh meter saja.
Menanggapi keresahan warga, Tim Satgas Covid-19 langsung bergerak bersama Pemerintah Kecamatan Toapaya dengan mengajak warganya yang bermukim di sekitaran pondok agar tidak resah.
Ponpes Darussilmi langsung diisolasi, agar penyebarannya dapat ditekan.
Dinkes Bintan langsung mentracing seluruh santri di sana.

Alhasil dari upaya itu tidak semua santri terpapar dan hanya sebagian saja.
Para santri yang positif terpapar virus Corona tampak begitu sehat dan hanya mengalami gejala seperti demam pada umumnya.
Mereka pun dikarantina sementara waktu di gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kepri di Ceruk Ijuk Toapaya.
Plt Camat Toapaya, Nepy Purwanto sebelumnya menuturkan, puluhan santri yang positif tanpa gejala itu dipindahkan agar melakukan karantina mandiri di gedung LPMP yang memang disiapkan untuk lokasi karantina kasus Covid-19.
Di mana untuk membantu penanganan kasus Covid-19 terhadap para santri, Pemerintah daerah dan kecamatan bekerja keras menjamin seluruh kebutuhan santri yang dikarantina di LPMP.
"Mulai dari kebutuhan pangan hingga suplemen vitamin para santri.Segala kebutuhan itu ditanggung pemerintah,"tuturnya.
Akibat meningkatnya kasus Covid-19 terhadap para santri di Ponpes Darussilmi Bintan,Kemenag dan pemerintah serta Tim Satgas Covid-19 memantau langsung penerapan protokol kesehatan di Ponpes Darussilmi Bintan.

Langkah itu dilakukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang sudah menimbulkan cluster baru di Kabupaten Bintan.
Tim Satgas Covid-19 juga meminta akses ke pondok dibatasi, tidak ada orang luar yang masuk dan orang pondok yang lalu lalang keluar dari kawasan pondok.
"Jadi kita dari Pemerintah langsung mengawasi untuk mencegah timbulnya keresahan masyarakat disekitar pondok," terangnya.
Setelah upaya pembatasan dan pengawasan itu dilakukan, menjelang akhir September tepatnya tanggal 27 September 2020, penambahan kasus terhadap santri dan pengurus pondok sudah tidak ditemukan lagi yang positif Covid-19.
Sebanyak 86 orang santri dan juga pengurus pondok juga dinyatakan sembuh dari laporan Tim Satgas Covid-19 Bintan.
Keberhasilan mencegah penyebaran Covid-19 diarea Ponpes Darussilmi Bintan di Toapaya menjadi suatu keberhasilan Pemerintah dan Tim Satgas Covid-19 dalam menangani kasus covid-19 di Bintan.
Dengan penerapan disiplin protokol kesehatan penyebaran Covid-19 bisa dicegah.

Para santri yang positif dan sembuh usai menjalani karantina selama 14 hari lebih berdasarkan hasil tes swab juga sudah di perbolehkan kerumah masing-masing dan belum diizinkan masuk lagi ke area pondok.
Mereka belajar ilmu agama dari rumah dengan sistem pembelajaran daring (dalam jaringan).
Beberapa bulan berjalan, pemerintah bersama pengurus pondok menggelar rapat bersama.
Pertemuan itu salah satunya menyangkut proses belajar mengajar santri di Ponpes Darussilmi Toapaya agar kembali dibuka.
Pemerintah pun menanggapi usulan pengurusan Ponpes Darussilmi Toapaya.
Namun,Pemerintah menekankan agar pengurus dan santri berkomitmen untuk disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.
"Kami mendukung proses belajar mengajar di Ponpes Darussilmi Toapaya untuk segera dibuka.
Namun, harus tetap pada kesepakatan utama," ucap Pjs Bupati Bintan, Buralimar saat memimpin audiensi Ponpes Darussilmi dengan Satgas Covid-19 Bintan di Sekretariat Bersama Desk Pilkada dan Satgas Covid-19 Bintan beberapa hari lalu.

Pemerintah tidak ingin kejadian serupa terjadi kembali, dan harus ada komitmen dari Pengurus Ponpes dan santri dalam hal disiplin protokol kesehatan.
Pasalnya, situasi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19 dan banyak kasus yang terus bertambah.
"Jadi agar tidak terjadi lagi kasus yang serupa. Mengingat situasi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Kami menekankan agar prokes menjadi hal wajib dan tidak boleh diabaikan," sebutnya.
Buralimar juga menyebutkan, apabila aktivitas Ponpes Darussilmi kembali harus dibuka, selama beberapa pekan kedepan tidak dibenarkan ada orang luar yang masuk kedalam kawasan pondok kecuali hal-hal yang bersifat mendesak.
Hal ini bertujuan agar kasus Covid-19 tidak lagi menerjang pusat pendidikan agama yang cukup besar di Bintan.
"Jika bisa dibuka nanti, selama dua bulan, tidak ada yang keluar masuk wilayah pesantren termasuk orang tua (wali santri).

Kecuali petugas kesehatan dan hal-hal urgen," tegasnya.
Berdasarkan kesepakatan dari audiensi ini, selama dua minggu ke depan akan disusun jadwal untuk pengecekan dari satgas covid-19, tim kesehatan dan BPBD termasuk FKPD yang ada ke Ponpes Darussilmi.
Jika dinilai memenuhi standar yang ditetapkan, Ponpes Darussilmi bisa memulai kembali semua kegiatannya.
"Kami setrilkan dan kita cek semua. Jika layak akan dibuka kembali.Dengan catatan, protokol kesehatannya wajib, tidak ada aktivitas keluar masuk selain yang urgen.
Termasuk orang tua dan keluarga santri, tidak ada yang diperbolehkan masuk selain perihal yang memang tidak bisa ditunda lagi," ucapnya.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google