HUMAN INTEREST

KISAH Rainah Pejuang Rupiah di Karimun, Jual Otak-otak dan Kerupuk Ikan Demi Bertahan Hidup

Berikut kisah pejuang Rupiah di Karimun yang bertahan hidup dari jualan otak-otak dan kerupuk ikan.

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Yeni Hartati
KISAH Rainah Pejuang Rupiah di Karimun, Jual Otak-otak dan Kerupuk Ikan Demi Bertahan Hidup. Foto Rainah saat membawa dagangannya di Pantai Pelawan, Kamsi (11/2/2021). 

KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Bagi Rainah, otak-otak tak hanya jadi penganan yang akrab di lidah orang Melayu saja.

Dari makanan yang terbuat dari daging ikan cincang berbungkus daun pisang juga, wanita 50 tahun ini berjuang mencari sedikit Rupiah untuk bertahan hidup.

Rainah menjadi satu di antara sekian banyak pejuang Rupiah di Karimun.

Setidaknya sudah tiga tahun warga Desa Pangke Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri ini berjualan otak-otak.

Jualannya ia selingi dengan kerupuk yang dijual secara keliling atau dititip ke sejumlah kedai di Karimun.

Kehidupan yang dijalani Rainah bersama suami dan seorang anaknya diakuinya tidak mudah.

Anaknya kini menempuh pendidikan sekolah menengah pertama di sebuah sekolah di Karimun.

Sementara Sang Suami bekerja serabutan di sebuah PT di Karimun.

Kerjanya pun hanya 6 bulan sekali. Dengan kondisi itu, lisannya tetap mengucap syukur.

Apa yang diperolehnya ia cukupkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan keperluan sekolah anaknya.

"Jualan otak-otak hari Sabtu dan Minggu saja. Kalau kerupuk sama rengginang dititip di warung.

Saya letak hari ini, bisa aja 2 Minggu setelahnya barang dagangan saya masih tersisa, gak laku sama sekali.

Tapi itu lah hidup, disyukuri saja. Apalagi perjalanan untuk anak saya masih panjang," ucapnya kepada TribunBatam.id, Kamis (11/2/2021).

Rainah membuat sendiri otak-otak dan kerupuk ikan yang dijualnya.

Untuk membuat otak-otak, ia dibantu oleh suami dan anaknya selama dua kali dalam satu minggu.

Modal untuk membuat jualannya pun, tak jarang ia putar ke sana sini.

Muda & Punya Segudang Prestasi, Ini Kisah Rezki Achyana, Juru Bahasa Isyarat di Kepri

KISAH Perantau di Tanjungpinang, Usaha Buah Bangkrut, Kini Tekuni Profesi Badut

Maryani (kanan) bersama anak-anaknya saat sedang membuat kerupuk ikan mentah di rumahnya di Desa Ladan, Kecamatan Matak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.
Maryani (kanan) bersama anak-anaknya saat sedang membuat kerupuk ikan mentah di rumahnya di Desa Ladan, Kecamatan Matak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. (TribunBatam.id/Rahmatika)

Ia mengaku hasil yang diperolehnya dari berjualan tak seberapa.

Meski enggan menyebut nominalnya, ia terus berjuang.

Ia ingin agar anaknya menjadi orang sukses, dari hasil jerih payahnya.

"Modalnya mau tak mau diminim-minimkan. Untuk buat kerupuk ikan ini yang dibutuhkan hanya 2 kilogram.

Paling banyak lima kilogram. Kalau buat otak-otak saya dibantu. Kalau tidak, tak sanggup saya," ujarnya.

Harapan Rainah pun tak muluk-muluk. Ia tak berangan-angan mendapat bantuan dari pemerintah yang lagi gencar-gencarnya diberikan kepada masyarakat Indonesia, termasuk warga Karimun.

Ia hanya ingin ada tangan baik hati yang memborong jualan otak-otak dan kerupuknya,.

Apalagi saat kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang yang dampaknya ia juga rasakan.

Menurutnya, itu sudah membuatnya tersenyum puas.

Setidaknya, membuat dapurnya masih bisa berasap.

"Semoga ada orang baik hati membeli semua dagangan saya. Sudah senang betul saya," sebutnya.(TribunBatam.id/Yeni Hartati)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved