China Bisa Tinggal Nama, Dokumen Rahasia Bongkar Rencana AS di Masa Lalu, Nyaris Luncurkan Bom Atom
Sebuah dokumen mengungkap rencana besar AS memberangus China masa lalu, yang menulis rencana penghancuran sistematis sejumlah kota termasuk di China
TRIBUNBATAM.id - China Bisa Tinggal Nama, Dokumen Rahasia Bongkar Rencana AS di Masa Lalu, Nyaris Luncurkan Bom Atom.
Sebuah dokumen mengungkap rencana besar AS memberangus China pada masa lalu.
Menurut Daily Express, sebuah laporan ditulis Express hal itu berawal dari permusuhan Amerika dengan Uni Soviet di masa lampau.
Dalam Studi Persyaratan Senjata Atom Komando Udara Strategis (SAC) mengungkapkan,
daftar target nuklir paling rinci yang pernah dideklasifikasi.
Itu dipublikasi sebagai hasil permintaan William Burr seorang analis senior di Arsip Keamanan Nasional Universitas George Washington.
Baca juga: Ancaman Joe Biden untuk China, Sebut Siap Perang Seandainya Tiongkok Nekat Rebut ini dari Amerika
Dokumen itu mengarahkan ke proyek dokumentasi sejarah nuklir kelompok itu.

Dia menuliskan, "prioritas terget dan taktik pengeboman adalah mereka akan membuat penduduk sipil dan pasukan di dekatnya terkena dampak radioaktif yang mematikan."
"Para penulis mengembangkan rencana penghancuran sistematis target industri perkotaan blok Soviet,
yang secara khusus dan eksplisit menargetkan populasi di semua kota termasuk Beijing dan Moskow, Leningrad, Berlin Tiur, dan Warsawa," katanya.
Baca juga: China Ingin Kuasai Dunia, Selain Amerika Rusia Juga Jadi Target
Tujuan utama dari rencana AS adalah menghilangkan kekuatan udara Uni Soviet yang dianggap kunci strategi mereka untuk mengerahkan senjata nuklir mereka sendiri.

File tersebut mengatakan, "Persyaratan untuk memenangkan pertempuran udara adalah yang paling penting dari semua pertimbangan lainnya."
Dokumen SAC yang dideklisifikasi tahun 2006, termasuk daftar lebih dari 1.100 lapangan udara di blok Soviet, dengan nomor prioritas setiap pangkalan.
SAC juga mendaftarkan lebih dari 1.200 kota di Jerman Timur, hingga China dengan prioritas yang ditetapkan.
Moskow dan Leningrad masing-masing menjadi prioritas satu dua, kemudian Beijing menjadi prioritas ke 13.
Baca juga: China Tutup Siaran BBC News di Tiongkok, Kecewa Terkait Laporan Soal Uighur?
Baca juga: Sempat Bungkam, China Akhirnya Ungkap Sumber Pandemi Covid-19, Sebut dari Makanan Beku Impor