Jepang Memang Beda: PM Yoshihide Suga Tunjuk Menteri Kesepian, Tugas Sakamoto Sangat Mulia!

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjuk seorang politisi menjadi Menteri Kesepian buntut banyaknya kasus bunuh diri di Jepang selama pandemi

Pers JIJI/AFP via Tribunnewswiki.com
Jepang Memang Beda: PM Yoshihide Suga Tunjuk Menteri Kesepian, Tugas Sakamoto Sangat Mulia! Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga 

TRIBUNBATAM.id - Jepang Memang Beda: PM Yoshihide Suga Tunjuk Menteri Kesepian, Tugas Sakamoto Sangat Mulia!

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjuk seseorang menjadi Menteri Kesepian.

Menteri Kesepian itu dijabat politikus Tetsushi Sakamoto, yang tugasnya mengatasi kesepian dan isolasi yang menjadi semakin umum di Jepang selama pandemi ini. 

Kabarnya, penunjukan Sakamoto setelah muncul laporan jumlah kasus bunuh diri di Jepang meningkat.

Banyak orang Jepang dilaporkan mengakhiri hidupnya selama setahun terakhir.

Baca juga: Kasus Bunuh Diri Meningkat di Jepang, PM Suga Bentuk Satgas Khusus Longgarkan Isolasi Covid-19

Baca juga: Cekcok Maut Pasutri, Suami Tembak 2 Putrinya Sambil Telepon Istri, DOR Lalu Bunuh Diri

Baca juga: Polisi Pastikan 19 Tersangka Teroris Kelompok Makassar Jadi Anggota FPI, Terlibat Bom Bunuh Diri

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (20/10/2020).(Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (20/10/2020).(Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden) (ist)

Ddari banyaknya kasus bunuh diri tersebut, jumlah mayoritasnya adalah wanita dan kaum muda sebagaimana dilansir dari World of Buzz, Jumat (19/2/2021).

Peneliti berpendapat, banyaknya wanita yang bunuh diri selama pandemi dikarenakan wanita cenderung lebih banyak bekerja di sektor ritel dan jasa.

Baca juga: Polisi Tembak Polisi, Bripda Roboh Didor Oknum Aiptu, Pelaku Bunuh Diri Usai Serang Anak Istri

Baca juga: WANITA Tewas dengan Tangan Terborgol & Plastik di Kepala, Teman Tak Percaya Polisi Bilang Bunuh Diri

Baca juga: Bocor Curhat Chacha Sherly yang Ingin Bunuh Diri, Cita Citata Ngamuk ke Iis Dahlia: Hargain Dikit

Sehingga, saat pandemi seperti ini, mereka kehilangan pekerjaan dan menjadi depresi.

Yoshihide Suga
Yoshihide Suga (Pers JIJI/AFP via Tribunnewswiki.com)

Lonjakan tersebut terjadi pada paruh kedua 2020 dengan Oktober mengumpulkan jumlah kematian terbanyak yakni 2.153 kematian dalam satu bulan dalam rentang waktu lima tahun.

Jika dibandingkan dengan Oktober 2019, jumlah wanita di Jepang yang bunuh diri melonjak 82,6 persen.

Pemerintah Jepang sekarang mengambil langkah aktif untuk membantu mengekang lonjakan kasus bunuh diri.

Jepang melakukannya dengan memperluas layanan konsultasi dan memperkenalkan organisasi pendukung kepada mereka yang membutuhkan.

Baca juga: Depresi, Pemuda Potong Alat Vital Sendiri, Mau Berobat Ditolak Rumah Sakit

Baca juga: Ramalan Shio Kamis 11 Februari 2021, Ular Perasaannya Terluka, Kuda Depresi, Monyet Rentan

Baca juga: Depresi Tak Dinikahi, Putri Konglomerat Nekat Lompat dari Apartemen Bersama Bayinya

Dilansir dari Japan Times, Suga meminta Sakamoto mengawasi upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kesepian dan isolasi.

Ilustrasi depresi
Ilustrasi depresi (freepik.com)

"Wanita lebih menderita (daripada pria), dan jumlah kasus bunuh diri sedang meningkat.

Saya harap Anda akan mengidentifikasi masalah dan mempromosikan langkah-langkah kebijakan secara komprehensif," kata Suga kepada Sakamoto dalam sebuah pertemuan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved