HUMAN INTEREST
Kisah Muhammad Sahwil dan Warga Perumahan Tiban Makmur Batam Bangun Musholla Baitul Makmur
Masyarakat Muslim di Perumahan Tiban Makmur Batam gembira. Musala Baitul Makmur yang susah payah mereka bangun, akhirnya kini tegak berdiri.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kisah Muhammad Sahwil dan Warga Perumahan Tiban Makmur Batam Bangun Musala.
Masyarakat Muslim di Perumahan Tiban Makmur Residence di kawasan Sekupang Batam gembira. Musala yang susah payah mereka bangun, akhirnya kini tegak berdiri.
Warga, khususnya anak-anak kecil di kompleks perumahan itu kini tak perlu jauh-jauh lagi salat atau mengaji ke masjid di luar kompleks.
Ya, musala yang diberi nama Musholla Baitul Makmur ini, telah diresmikan Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad pada 13 Februari 2021 lalu.
"Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah tidak perlu pergi jauh untuk mengaji dan mengikuti salat berjamaah lagi," ujar Ketua panitia pembangunan Musala Baitul Makmur, Muhammad Sahwil (28).
Baca juga: Cegah Corona di Batam, Karpet Masjid Atau Musala Digulung Sementara Waktu
Baca juga: Ramadhan Tahun 2021 Ini, Umat Islam Diizinkan Salat Tarawih Berjamaah di Masjid
Sahwil lantas bercerita, perjuangan dia bersama warga lainnya membangun musala itu.
Kisah dimulai saat Sahwil ditunjuk sebagai Ketua Peletakan Pembangunan Musala di kompleks perumahannya.
Awalnya ia sempat kebingungan saat mendapat amanah itu.
Namun, berbekal pengalaman Sahwil berorganisasi saat mahasiswa dulu, ia akhirnya belajar menerima amanah tersebut.
"Rencana pembangunan musala ini sebenarnya sudah 4 tahun direncanakan oleh warga," jelasnya.
Membangun sebuah rumah ibadah di tengah masyarakat yang heterogen bukanlah sesuatu yang mudah.
Itu juga dirasakan Sahwil dan beberapa warga lainnya.
Ia tak membantah, rencana pembangunan musala itu sempat mendapat penolakan dari warga non muslim di awal-awal.
"Tapi setelah kita berdiskusi dan bersilaturahmi dengan melibatkan semua tokoh umat beragama, akhirnya bisa dibangun," ujar sahwil.
Ketua panitia pembangunan Musala Baitul Makmur itu mengatakan, alasan mendasar warga sangat ingin membangun musala di perumahan mereka, karenakan akses ke masjid sekitar cukup jauh.
"Karena tidak ada rumah ibadah (masjid) di situ. Akses ke masjid lain cukup jauh. Memang di situ ada jembatan kayu tapi jika melewati tempat itu malam hari, sedikit rawan apalagi untuk anak-anak yang pulang ngaji dan salat.
Apalagi kondisi di malam hari," ujarnya.
Ia bercerita, setelah panitia pembangunan musala terbentuk, pembangunan mulai berjalan pada awal Februari 2019 lalu.
Di pertengahan pembangunan, banyak masalah yang dihadapi pihaknya dari kurangnya pendanaan hingga material.

"Salah satunya ialah membayar tukang yang mengerjakan pembangunan musala. Karena rata-rata donatur memberikan sumbangsih berupa material seperti semen, pasir, besi dan lainnya," ujarnya.
Tetapi hal itu tidak membuat Sahwil kehabisan akal, dan terus berusaha merampungkan pembangunan musala.
Setiap hari libur, warga sekitar juga ikut bergotong-royong membantu pembangunan musala.
"Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri dari pembangunan musala, di situlah hikmahnya. Dari donatur hingga tenaga tambahan membangun musala juga selalu ada," ujarnya.
Dalam perjalanan pembangunan musala, ada satu kejadian yang paling mengesankan. Seorang perempuan paruh baya datang ke musala membawa sebuah kalung emas dan menginfakkannya untuk pembangunan musala itu.

"Ada seorang ibu-ibu warga perumahan menginfakkan kalung emas warisan orang tuanya dulu. Menurutnya itu harta yang paling berharga yang diinfakkan untuk membangun musala. Hal seperti itu jarang ditemukan saat ini," ujarnya.
Perjuangan membangun musala di komplek perumahan mereka memang menguras tenaga dan pikiran. Namun berkat kekompakan masyarakat sekitar akhirnya musala itu bisa dibangun.
(Tribunbatam.id/Alamudin)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google