HUMAN INTEREST

CURHAT Pedagang Tanjungpinang saat Pandemi Covid-19, Obral Jualan Demi Bertahan Hidup

Omzet Heni, pedagang di Tanjungpinang anjlok sejak pandemi Covid-19 mampir ke ibu kota Provinsi Kepri. Ia putar otak agar usahanya tetap bertahan.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
CURHAT Pedagang Tanjungpinang saat Pandemi Covid-19, Obral Jualan Demi Bertahan Hidup. Foto seorang pedagang di Tanjungpinang, Heni, Jumat (26/2/2021). 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Heni warga Tanjungpinang yang keseharian berjualan di jalan Ahmad Yani, Kilometer 5, Kecamatan Tanjungpinang Timur ini mengaku alami penurunan omzet sejak pandemi Covid-19.

Usaha warung makannya lesu. Pengunjung pun tak ramai seperti biasanya.

Wanita 38 tahun yang sudah 3 tahun menekuni usahanya itu mengaku bisa mengantongi Rp 1 juta dalam sehari.

Kondisi itu jauh sebelum ia mengenal kata virus corona.

Kini omzetnya hanya Rp 500 ribu saja. Itu pun, jika kondisi jualannya sedang ramai.

Heni berjualan aneka makanan seperti soto, sop hingga gado-gado.

BERHARAP BLT-Tempat usaha David mencari rezeki di masa pandemi Covid-19. David sangat berharap bisa mendapat bantuan BLT UMKM dari pusat
BERHARAP BLT-Tempat usaha David mencari rezeki di masa pandemi Covid-19. David sangat berharap bisa mendapat bantuan BLT UMKM dari pusat (TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA)

"Dapat Rp 500 ribu itu sudah syukur Alhamdulillah.

Apalagi saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini," sebutnya, Jumat (26/2/2021).

Heni memang merasakan betul penurunan penghasilan sejak virus corona di Tanjungpinang.

Ia bahkan masih ingat betul ketika awal pandemi Covid-19 itu masuk Indonesia.

Hanya ada 2 pembeli yang membeli jualannya.

"Bawa pulang uang gak sampai seratus ribu Rupiah," ungkapnya.

Untuk menutupi kerugian bahan baku yang sudah terbeli. Heni membuat sejumlah kiat.

Salah satunya dengan membuat potongan harga.

Menurutnya, cara ini yang membuat usahanya tetap jalan selama kondisi pandemi Covid-19.

Usaha Soto Medan milik Nazaruddin merupakan salah satu pelaku UMKM yang telah menggunakan gas PGN dan merasakan penghematan biaya operasional lebih dari 50 persen
Usaha Soto Medan milik Nazaruddin merupakan salah satu pelaku UMKM yang telah menggunakan gas PGN dan merasakan penghematan biaya operasional lebih dari 50 persen (TRIBUNBATAM.id/Nabella)

Heni pun sempat membayangkan, kapan kondisi seperti ini segera berahkir dan normal kembali.

"Jadi saya obral gitu. Pokoknya harga per menu itu hanya bayar 40 sampai 50 persen saja.

Biar gak banyak kali ruginya," ucapnya.

Selain kondisi pandemi Covid-19, Heni juga mengeluhkan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang relatif naik.

Ditanyakan apakah mendapat bantuan dari Pemerintah sejak masa pandemi?

"Alhamdulilah dapat sekali yang Rp 600 ribu kan. Dapat kok," jawabnya.

Baca juga: Tribun Batam dan JNE Batam Satu Misi, Kembangkan Potensi UMKM, Majukan Ekonomi Batam

Dalam lamunannya, terkadang Heni membayangkan kapan kondisi pandemi Covid-19 ini berakhir.

Ia bisa senang melayani banyak pembeli yang datang ke tempat usahanya.

"Udahlah ekonomi kayak begini, jualan sepi. Malah sembako naik. Daging ayam juga naik.

Makanya pusing, cuma mau gimana lagi," ucapnya. (TribunBatam.id/Endra Kaputra)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved