KARHUTLA DI TANJUNGPINANG
Tukang Bangunan Tersangka Karhutla di Tanjungpinang, Korek Api Jadi Barang Bukti
Tukang bangunan di Tanjungpinang berinisial K ditangkap polisi diduga membuat lahan kosong seluas 3.000 meter persegi hangus terbakar api.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Akibat Karhutla di Tanjungpinang yang terjadi di hutan lindung belum lama ini, Rahma menyebutkan kini armada mobil pemadam kebakaran telah berkurang satu.
Kini mobil damkar di Tanjungpinang tinggal tersisa 7 unit.
"DPKP Tanjungpinang menyampaikan kondisi mobil masih baik dan layak.

Dalam pertemuan nantinya, saya akan tekankan kepada pemilik lahan untuk dapat menjaga lahannya karena hal ini tidak mungkin tidak berlanjut.
Apalagi di tengah cuaca saat ini sangat mengkhawatirkan kita semua," ujarnya, Rabu, (24/2/2021).
Rahma melanjutkan, saat kejadian kebakaran hutan lindung, terdapat 12 hydrant yang ada.
Namun yang berfungsi hanya 1 untuk itu pihaknya berharap dari Pemprov Kepri untuk segera membantu memperbaiki alat tersebut.
Ia menambahkan, untuk memantau keluar masuknya orang ke dalam kawasan hutan lindung, ia akan meminta kepada Pemprov Kepri dalam hal ini kewenangannya yang ada di Provinsi untuk dibuatkan Portal.
"Mudah-mudahan dari pihak provinsi dalam hal ini dinas terkait untuk segera memperbaikinya karena sudah beberapa kali terjadinya kebakaran di lokasi hutan lindung itu.
Kepada pihak Provinsi dengan kewenangan hutan lindung, tolong kiranya dibuatkan portal agar bisa membatasi keluar masuk orang," harapnya.
Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang Bakal Panggil Pemilik Lahan Cegah Karhutla

Rahma berharap jangan sampai di momen-momen saat ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu.
Sebab Rahma mengaku janggal dalam logika yang menunjukkan kejadian kebakaran hampir setiap hari terjadi.
"Bisa lihat setiap hari itu ada titik kebakaran, kalau posisi itu di tepi jalan bisa saja karena ada puntung rokok atau ada hal-hal lain.
Tapi kalau dalam hutan logika kita tentu tidak ada orang sampai jam satu malam ada kebakaran di tengah hutan.
Tentu ini tidak menutup kemungkinan ada unsur kesengajaan oleh oknum tertentu," terang Rahma.