TRIBUN WIKI
Apa Itu Wayang Cecak? Kesenian Tradisional Khas Kepulauan Riau yang Kian Meredup
Apa itu wayang cecak? Kesenian tradisional khas Kepulauan Riau yang kian meredup.
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Apa itu wayang cecak? Kesenian tradisional khas Kepulauan Riau yang kian meredup.
Selama ini, kita mungkin mengenal wayang sebagai kesenian khas Pulau Jawa.
Padahal, Provinsi Kepulauan Riau pun ternyata memiliki wayang.
Kesenian wayang khas Kepulauan Riau dikenal dengan wayang cecak.
Tak dapat dipungkiri, kehadiran wayang cecak kian sulit ditemui.
Pementasannya pun mungkin bisa dihitung jari.
Lantas, apa itu wayang cecak?
Sekilas wayang cecak
Wayang Cecak adalah salah satu jenis kesenian yang berasal dari Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Kesenian ini berupa sastra lisan yang dipertunjukkan melalui media wayang.
Menggabungkan budaya Tionghoa dan Melayu, kesenian ini menggunakan boneka tangan sebagai pemerannya.
Boneka yang terbuat dari kain perca tersebut dimainkan oleh dalang dengan cerita yang menggambarkan kehidupan.
Sebagai latar panggungnya, terdapat sebuah kotak berukuran 2x3 meter untuk tempat memainkan wayang.
Di kotak itulah boneka wayang digerakkan oleh tangan sang dalang dari belakang.
Baca juga: Pertama Kali Dipentaskan pada Abad ke-12, Inilah Sejarah dan Keunikan Tari Melemang Khas Kepri
Baca juga: Sejarah dan Keunikan Tari Sekapur Sirih Khas Melayu Kepri, Ini Makna di Balik Gerakannya
Baca juga: Apa Itu Tepuk Tepung Tawar? Tradisi Unik Melayu Kepri saat Hajatan Penting
Filosofi
Melansir situs resmi Disbud Kepri, kesenian Wayang Cecak memiliki kandungan filosofi, terutama filosofi hidup.
Cerita-cerita yang lekat dengan kehidupan akan digambarkan dalam tokoh-tokoh wayang yang memerankan cerita.
Kesenian ini juga bertujuan untuk menyampaikan pendidikan karakter bagi anak-anak generasi penerus bangsa dalam bentuk karakter yang sederhana.
Hal ini membuat pembelajaran tentang kehidupan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami.
Dalam cerita yang disampaikan, terdapat karakter baik dan kurang baik.
Karakter-karakter tersebut akan memerankan cerita yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Wayang cecak merupakan kesenian yang dipertunjukan untuk kalangan Elit tertentu dan tak menyebar ditengah masyarakat.
Sejarah
Awalnya, Wayang Cecak digagas dan dimainkan oleh Khadijah Terung.
Ia adalah seorang seniman wanita pada masa Kesultanan Melayu di Pulau Penyengat.
Khadijah diduga memainkan pertunjukan ini secara tertutup untuk kalangan terbatas saja sampai pada tahun 1940-an, sehingga informasi tentang Wayang Cecak ini tak banyak tersebar luas.
Kesenian ini dipelajarinya dari persentuhan keluarga kapitan China di tanjungpinang.
Dengan boneka yang terbuat dari kain perca dan sebuah ranjang miniatur sebagai pentas, cerita-cerita yang disampaikan umumnya merupakan sari dari syair-syair Melayu.
Beberapa diantaranya adalah syair Siti Zubaidah, Selindung Delima dan lainya.
Baca juga: Hidup di Atas Sampan, Begini Kesederhanaan Hidup Masyarakat Suku Laut Asli Kepulauan Riau
Baca juga: Pernah Raih Penghargaan, Inilah Sejarah dan Keunikan Arsitektur Masjid Agung Karimun
Baca juga: Mengintip Sejarah dan Arsitektur Masjid Raja Haji Abdul Ghani, Tertua di Karimun
Lakon dan durasi pertunjukan
Lakon Wayang Cecak dimainkan dalam beragam judul, seperti Syair Siti Zubaidah, cerita Hang Jebat, cerita Engku Putri, Selindung Delima, dan lainnya.
Syair Siti Zubaidah, berkisah tentang perjalanan Zainal Abidin, putra Sultan Darmawansyah hingga menjumpai Siti Zubaidah, yang kemudian pada akhir cerita dapat dipinangnya.
Sedang untuk durasi pertunjukan wayang cecak biasanya antara 10 sampai 90 menit.
Musik
Pertunjukan Wayang Cecak ditampilkan dengan iringan musik dari biola, gendang, akordion, dan gong yang mengalun hingga cerita berakhir.
Musik tersebut sangat kental dengan budaya Melayu. (*)
Baca berita terbaru lainnya di Google!