Kerusuhan Pecah di Ruang Tahanan, Dipicu Duel Antar Geng, Puluhan Napi Dilaporkan Tewas

Laporan pertama menyebutkan 50 tewas, sebelum meningkat menjadi 62 dan 79 dalam laporan terbaru.

FERNANDO MACHADO / AFP
Tentara berjaga di luar penjara CRS Turi di Cuenca, Ekuador pada 24 Februari 2021. Setidaknya 79 orang tahanan tewas dalam kerusuhan di empat penjara Ekuador awal pekan ini. 

Bulan Desember lalu, seorang pemimpin Los Choneros, yang dianggap sebagai geng paling kuat di sistem, terbunuh di sebuah pusat perbelanjaan beberapa bulan setelah dibebaskan.

Beberapa konfrontasi yang pecah pada hari Selasa (23/2/2021) terjadi di area dengan keamanan maksimum di penjara Guayaquil dan Cuenca.

Kerabat dari tahanan yang meninggal menangis di luar Pusat Forensik Zona 6 di Cuenca, Ekuador, pada 24 Februari 2021.1
Kerabat dari tahanan yang meninggal menangis di luar Pusat Forensik Zona 6 di Cuenca, Ekuador, pada 24 Februari 2021.1 (FERNANDO MACHADO / AFP)

Kerusuhan Sempat Terjadi Lagi

Polisi menyebut kondisi sudah mulai terkendali pada hari Rabu.

"Berkat tindakan yang dilakukan antara lembaga ini dan Kepolisian Nasional, situasinya terkendali," ujar pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.

Tetapi pada malam harinya, Patricio Carrillo, kepala polisi nasional Ekuador, memperingatkan tentang kerusuhan baru di penjara Guayaquil.

Ia mengatakan petugas bersiap untuk masuk lagi 'dengan kekuatan yang diperlukan'.

ILUSTRASI Suasana ricuh saat demonstran
ILUSTRASI Suasana ricuh saat demonstran (TRIBUNJAKARTA.COM/LEO PERMANA)

Sekitar empat jam kemudian, Carrillo menulis di Twitter bahwa 'ketertiban dan keamanan' telah dipulihkan di fasilitas itu.

SNAI telah mengkonfirmasi kerusuhan baru di Twitter, mengatakan bahwa agennya sedang berkoordinasi dengan polisi, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pernyataan Presiden Lenin Moreno

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Lenin Moreno mengakui bahwa sistem penjara negara itu kelebihan kuota sekitar 30 persen dan kekurangan dana dan personel yang memadai.

Kerusuhan dimulai setelah pihak berwenang membongkar laboratorium pemrosesan kokain dan menyita 128 ton obat-obatan pada tahun 2020 - rekor untuk negara Andes - kata Moreno.

"Apa yang terjadi kemarin bukan kausal, itu diorganisir dari luar penjara dan diatur secara internal oleh mereka yang membantah kepemimpinan dan perdagangan narkoba di seluruh wilayah nasional," kata Moreno.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan mencari bantuan internasional dalam memerangi kejahatan terorganisir di negara itu.

Pada 2019, Moreno mendeklarasikan sistem penjara Ekuador dalam keadaan darurat setelah 24 orang tewas dalam gelombang kekerasan.

(*)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved