Bukan Sultan Hamengkubuwono IX, Apalagi Soeharto, Siapa Pemrakarsa Serangan Umum 1 Maret 1949?

Sejarah yang selalu diperingati dengan nama Serangan Umum 1 Maret 1949, jatuh di hari ini Senin untuk kembali diingat.

Kolase Foto via Tribun Medan
SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DAN SOEHARTO: Bukan Sultan Hamengkubuwono IX, Apalagi Soeharto, Siapa Pemrakarsa Serangan Umum 1 Maret 1949? 

Dikutip Tribunjambi.com ( grup Tribunmedan.com) dalam konteks pertanyaan itulah buku ini diterbitkan.

Batara R Hutagalung, dalam penelitiannya ini, tidak hanya mengandalkan dokumentasi tertulis, sebagaimana ilmuwan sejarah pada umumnya, tetapi lebih banyak mendasarkan diri pada bukti-bukti lisan dengan melacak dan mewawancarai para pelaku sejarah, atau setidak-tidaknya keluarga dekat dari sang pelaku.

Tentu saja, unsur-unsur subjektivitasnya tak dapat dihindarkan.

Itu diakui oleh Batara. Karena itu, Batar menyebut karyanya ini sebagai versi alternatif dari versi-versi lain yang dianggap "resmi" dan karena itu otentik.

Upaya Batara menyingkap sejarah kemerdekaan Republik kita ini patut diapresiasi.

Dengan karyanya ini, Batara setidaknya telah menyadarkan kita bahwa ada banyak sisi sejarah kita yang belum diungkap dan dipelajari.

Peristiwa lain yang disorot oleh Batara adalah Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Pertanyaan pokoknya adalah, bagaimana grand-design SU 1 Maret 1949 dipersiapkan?

Siapa sebenarnya pemrakarsa utama SU 1 Maret 1949?
Pertanyaan-pertanyaan ini tentu saja menjadi pintu masuk untuk menyingkap fakta sejarah yang sebenarnya.

Jawaban atas pertanyaan pertama sangat menentukan untuk menjawab pertanyaan kedua.

Hingga saat ini, menurut versi resmi yang beredar, setidaknya terdapat dua versi mengenai pemrakarsa utama SU 1 Maret 1949.

Versi pertama menyebutkan peran Soeharto yang ketika itu berpangkat letnan kolonel, dan menjabat sebagai komandan Brigade X.

Terhadap versi ini, dapat diajukan sebuah pertanyaan: mungkinkah seseorang dengan pangkat letnan kolonel dapat memberikan instruksi kepada seorang Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (Kol. T.B. Simatupang), yang notabene adalah atasannya?

Bukankah terlihat janggal pernyataan Soeharto, bahwa dirinya kesulitan menghubungi Panglima Besar Jenderal Sudirman ketika melakukan serangan?

Bukankah sebagai komandan Brigade X dirinya memang tidak punya akses komunikasi apa-apa dengan panglima besar, karena masih ada atasannya sendiri, yaitu Kol. Bambang Sugeng (Panglima Divisi III), Kol. A.H. Nasution (Panglima Tentara dan Tentorium Jawa), dan Kol. Simatupang sendiri?

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved