HUMAN INTEREST

Dari Jualan Sosis Bakar, Ema Lulus Sarjana hingga Jadi Bos Cafe Kuliner di Lingga

Dari sejak kecil Ema sudah belajar mandiri. Perjuangannya merintis usaha, jatuh bangun dimulai saat kuliah

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Ema saat baru mulai membuka cafe miliknya di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri 

“Pas awal mula buka memang merasa beban karena jualan harus bayar sewa tempat dan pernah kecil hati sama omongan dosen yang bilang “buat apasih usaha itu”.

Ada juga teman yang tersenyum meremehkan. Tapi tetap itu menjadi motivasi untuk membuktikan hal yang terbaik untuk ke depannya,” tutur Ema.

Saat itu ia membuka usahanya bersama satu orang teman.

Ema mengatakan, demi memulai usahanya itu ia sampai menggadaikan sepeda motornya.

Ema mengatakan, dalam masa usahanya kala itu, ia pernah memenangkan sebuah kompetisi bantuan kepada mahasiswa sebesar Rp 20 juta, dengan mengajukan proposal pengembangan.

“Setelah dapat hadiah uang itu, saya tidak menjual cappuccino lagi. Saya menjual Buble Ice, kita beli franchise dengan salah satu agen di Tanjungpinang waktu itu.

Saya sempat juga diminta melatih orang untuk menjual minuman sama orang yang punya franchise itu. Saat itu gerobak itu saya kasih nama Tahu Goncang pada 2014,” jelas Ema.

Ema sendiri pernah mengalami kegagalan dalam usahanya. Yang paling ia ingat adalah gerobak usahanya pernah ditarik karena tidak bayar sewa tempat penjualan dan pernah ditipu orang yang tidak bertanggung jawab.

“Gara-gara peristiwa penarikan gerobak itu, saya pernah tertekan pada sebuah pilihan. Waktu itu saya mengorbankan uang semester kuliah saya untuk membeli gerobak, agar bisa berjualan lagi.

Itu uang kuliah semester 11, tahun 2015. Saya waktu itu punya target untuk lulus di 2014. Namun saya undur hal itu untuk merintis kembali usaha saya.

Namun begitu, pilihan itu saya buat dengan seyakin-yakinnya pilihan, karena saya percaya, Allah akan mempermudahnya nanti. Dan akhirnya saya beli gerobak dengan payung di atasnya,” jelasnya.

Pada 4 Oktober 2015, perempuan yang tak kenal menyerah ini mulai merintis kembali usaha yang ia bangun. Gerobak yang ia beli dari pengorbanan uang kuliah, yang saat itu sebesar Rp 700 ribu.

Dengan menjual sosis bakar dengan ukuran biasa dan ukuran jumbo, juga menjual tahu goncang dengan berbagai rasa. Tahu goncang sendiri merupakan produk pertama Ema sebelumnya. Saat itulah ia memberi nama usaha gerobaknya itu dengan TOM'S.

Ema lalu menjelaskan nama TOM'S ia ambil dari kata “TOM” yang berati Tomboi.

“Ya memang saya anaknya terkesan tomboy gitukan, kawan juga banyak bilang gitu," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved