Jadi Korban Pelecehan, 2 Wanita Sekretaris Pasrah Digerayangi, Takut Lihat Keris di Celana si Bos
Dua wanita sekretaris ini tak henti-hentinya menangis setelah menjadi korban pelecehan oleh bos atau atasannya sendiri.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Dua wanita sekretaris ini tak henti-hentinya menangis setelah menjadi korban pelecehan oleh bos atau atasannya sendiri.
Korban yakni DF (25) dan EFS (23) bernafas lega, setelah memendam ketakutan berbulan-bulan.
Mereka nangis sesunggukan di Mapolres Metro Jakarta Utara, pada Selasa (2/3/2021).
DF, ditemani korban lainnya EFS, begitu terpukul dan menangis saat melapor pada Senin malam.
Keluar dari halaman Mapolres Metro Jakarta Utara, DF berjalan lemas sambil dituntun korban EFS
Dikutip dari TribunJakarta, dua wanita sekretaris ini menjadi korban pencabulan yang dilakukan atasan mereka.
Pelaku diketahui berinisial JH (47).
Menurut korban, JH berulang kali mencabuli mereka berdua saat jam kerja.
"Tindakan pelecehan seksual yang sangat tidak pantas sekali terhadap saya dan teman saya ini oleh si JH," ucap EFS.
Fachri, kuasa hukum kedua korban, mengatakan bahwa pelaku melecehkan hampir setiap hari.
Kedua korban setidaknya sudah bekerja sekitar 3 sampai 4 bulan
Baca juga: Remaja Putri 14 Tahun di Batam Diduga jadi Korban Pelecehan Oknum Pemuka Agama, Ini Kata Polisi
"Sebenarnya kejadian ini yang dibilang klien saya itu nanti sudah tiap hari sebenarnya," ucap Fachri.
"Begitu ada kesempatan, karena dia baru bekerja 3-4 bulan," sambung dia.
Selain membawa barang bukti video yang merekam JH saat melecehkan, Fachri membawa hasil visum korban.
Mereka lega setelah JH (47), bos di tempat mereka bekerja, akhirnya ditangkap polisi.
Keduanya menjadi korban dari ulah menjijkkan sang bos, yang memaksa untuk mencabuli mereka di perusahaan tempat bekerja.
JH mencabuli DF dan EFS hampir ada kesempatan selama jam kerja di kantornya di kawasan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Wakil Kapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan, JH berupaya maksimal membujuk kedua korban tapi mendapat penolakan.
Baca juga: Bos Distro Lakukan Pelecehan Terhadap 16 Pelanggannya, Kini Harus Pertanggungjawabkan Perbuatannya
Dengan percaya diri, JH mengaku memiliki kemampuan meramal dan membuka aura korban.
Tapi, DF dan EFS menolak karena mendapat keganjilan ketika JH memaksa keduanya untuk mengikuti ritual mistis tersebut.
"Mereka diajak untuk mandi bareng," kata Nasriadi di Mapolres Metro Jakarta Utara pada Selasa (2/3/2021).
"Artinya untuk membuka aura atau untuk membuka hal-hal yang positif di tubuhnya. Kedua korban ini lalu menolak," sambung Nasriadi.
Saat itu JH berdalih akan meramal nasib dan rezeki, tapi ujung-ujungnya malah menggerayangi tubuh kedua korbannya.
Meski kedua korban sudah menolak, JH tetap memaksa dan semakin menjadi-jadi berbuat cabul.
JH kerap mencabuli korban di kantor saat jam kerja.
Baca juga: Anggota KKB Papua Lari Terbirit-birit Usai Dikejar TNI Polri, Lari ke Hutan dan tak Balik-balik
"Ada unsur pemaksaan di dalam bujuk rayu tersebut," ucap Nasriadi lalu menambahkan, "Ini dilakukan secara sering, artinya sudah banyak sekali."
Pada akhirnya korban tak bisa berbuat banyak dan pasrah karena JH membawa keris di kantung belakangnya.
"Korban-korban ini tidak berani melawan karena mereka melihat bahwa tersangka membawa senjata tajam," kata Nasriadi.
Menurut Nasriadi, kedua korban takut atasan mereka akan berbuat nekat.
Apabila terus memberontak, korban khawatir JH akan menghujamkan kerisnya itu.
"Para korban takut menjadi korban pembunuhan dan sebagainya. Jadi takut, tidak melawan, dan pasrah," ucap dia.
Salah satu korban, DF menuturkan bahwa tersangka JF tak pernah mengancam setiap kali berbuat cabul.
Tersangka memaksa sebelum menggerayangi tubuh korban.
Baca juga: Dayana Cewek Cantik asal Kazakhstan Tulis Artikel Terbaru, Apakah Buat Fiki Naki?
Namun, DF dan korban lainnya EFS terlanjur takut ketika melihat keris pelaku.
"Kalau mengancam dia tidak mengancam. Tapi, dia sering membawa keris di belakang sakunya," ucap DF.
Tak Amanah Kelola Perusahaan
JF (kanan), bos perusahaan di Ancol yang kerap menggerayangi tubuh dua sekretaris pribadinya. (Tribun Jakarta)
Polisi menangkap JH di tempat kerjanya di kawasan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Dari kasus ini terungkap, perusahaan tempat JH menjadi bos ternyata dimiliki kakak kandungnya.
Selama ini, JH mendapat tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan tersebut.
"Tersangka JH merupakan adik pemilik perusahaan tersebut," kata Wakil Kapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi.
"Itu adalah perusahaan finance, perusahaan permodalan," ia menambahkan.
Nyatanya, kepercayaan yang diberikan sang kakak disalahgunakan oleh JH.
Pria anak empat itu malah mencabuli DF dan EFS, yang tak lain sekretaris pribadinya.
"Kedua korban ini merupakan sekretaris pribadinya. Sekretaris 1 dan 2," ucap Nasriadi.
Pelaku melecehkan dua korbannya sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Lantaran tak tahan, kedua korban memberanikan diri melapor ke Polres Metro Jakarta Utara.
Polisi menangkap pelaku setelah memintai keterangan para korban dan saksi.
Salah satu barang bukti yang dibawa korban berupa video pelaku saat melecehkan sudah dipelajari polisi.
Penyidik sudah mendengar seluruh cerita yang dialami oleh kedua korban ini.
Kasus ini ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara.
Atas perbuatannya, JH dijerat pasal 289 KUHP tentang pelecehan seksual dengan ancaman 9 tahun penjara.
"Tersangka telah kita tahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," jelas Nasriadi.
Korban Nyaris Pingsan
Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara menangkap pelaku pelecehan seksual 2 karyawati di sebuah perusahaan di kawasan Ancol. Kasus tersebut dirilis di Polres Metro Jakarta Utara, Selasa (2/3/2021).(KOMPAS.COM/ IRA GITA)
Wakil Kapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi memastikan, pelaku JH sudah ditangkap dan ditahan.
"Tersangka telah kita tahan," jelas Nasriadi.
Di Mapolres Metro Jakarta Utara, DF begitu syok dengan apa yang dialaminya.
DF berjalan beberapa langkah menjauh dari halaman kantor polisi menuju mobil yang mengantarnya.
Di tengah jalan, EFS sampai harus menguatkan pegangannya lantaran DF hampir pingsan dan terjatuh.
Perlahan, DF bisa kembali berjalan menuju mobil sambil dituntun EFS.
Akhirnya, ia tak kuasa menahan rasa kepedihan dan menangis tersedu-sedu.
EFS mencoba menenangkan rekannya itu hingga akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil.
(*)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Sumber: TribunJakarta.com