ANAMBAS TERKINI
Enaknya Jadi Mahasiswa Anambas, 65 Orang Dapat Beasiswa Biaya Penuh dari Pemkab Anambas
Kasi Disdikpora Anambas Irman mengatakan, pihaknya tetap melanjutkan program beasiswa biaya penuh. Ada 65 mahasiswa yang dikuliahkan dari 2019
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Anambas menganggarkan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada pelajar yang berprestasi setiap tahunnya.
Pemkab Kepulauan Anambas membagi bantuan beasiswa menjadi dua tipe. Ada biaya penuh dari Pemda dan beasiswa bantuan berprestasi.
Namun karena ada perubahan nomenklatur di tahun 2021, terkait beasiswa tidak berada di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kepulauan Anambas lagi.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Seksi PTK SMP Disdikpora Kepulauan Anambas, Irman. Ia menuturkan, beasiswa kini ditangani oleh Sekretariat Daerah pada bagian Kesra.
"Karena sudah pindah ke sana, kita tetap melanjutkan program beasiswa biaya penuh Pemda. Anak-anak yang kita kuliahkan dari tahun 2019, 2020 ada sekitar 65 orang," ucap Kasi PTK SMP Disdikpora, Irman, Kamis (4/3/2021).
Ia mengatakan, saat ini Disdikpora Kepulauan Anambas hanya melanjutkan program biaya penuh Pemda.
Bupati Anambas, Abdul Haris mengatakan, ia ingin melanjutkan beasiswa biaya berprestasi.
"Ini kita bagikan per mahasiswa itu ada yang Rp 3,5 juta, Rp 2 juta. Itu anak-anak yang kita kuliahkan dengan persyaratan mereka mengajukan proposal," kata Haris.
Diketahui Pemkab Anambas akan melanjutkan program beasiswa biaya penuh, namun untuk rekrutmen tahun 2021 ini belum berjalan.
Transportasi Laut Dibiayai Pemda
Sebelumnya diberitakan, beruntungnya para pelajar di Anambas. Pasalnya para pelajar bisa mendapat biaya transportasi untuk bersekolah.
Diketahui, sangat jarang di suatu pulau di Anambas memiliki bangunan sekolah. Hal itu membuat para pelajar harus menyeberangi laut demi menuntut ilmu ke daerah terdekat yang memiliki bangunan sekolah.
Jarak tempuh yang harus mereka lewati pun cukup jauh. Ada yang harus menyeberangi laut selama satu jam menggunakan kapal pompong atau kapal kayu ke sekolah yang mereka tuju.
Terkait hal ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Anambas menyiapkan anggaran transportasi pelajar setiap tahunnya.
Anggaran ini mereka berikan lewat Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemilik kapal di setiap pulau.
Baca juga: Siapkan Anggaran Rp 1,2 Miliar, 371 Mahasiswa Asal Anambas Bakal Dapat Beasiswa dari Pemda
Tidak tanggung-tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk biaya transportasi kapal laut para pelajar mencapai Rp 1,5 miliar per tahunnya.
Kepala Seksi PTK SMP Disdikpora Anambas, Irman menyebutkan, biaya transportasi yang mereka salurkan kepada pemilik pompong untuk mengantar jemput pelajar dilihat dari jarak.
"Satu orang pelajar yang antar jemput itu kita lihat dari jaraknya. Kemudian rutenya kita lihat juga, baru bisa dipatok biaya per orangnya berapa," kata Irman, Rabu (3/3/2021).
Dari data terhimpun, satu orang anak paling tinggi biaya transportasi antar jemput ke sekolah menggunakan kapal pompong Rp 30 ribu, dan paling rendah Rp 5 ribu.
"Satu sekolah itu tidak satu kapal pompong yang mengangkutnya. Kalau pelajarnya ramai bisa dua kapal yang kita sewa," sebutnya.
Bantuan transportasi laut untuk pelajar di Anambas ini sudah dimulai sejak 2014. Anggaran yang dipakai menggunakan dana Bosda, dan setiap tahun pihaknya akan melakukan MoU dengan pemilik kapal pompong.
Pada tahun 2020 ada 517 pelajar yang dibiayai transportasinya. Para pelajar itu berasal dari berbagai Kecamatan. Ada yang dari Kecamatan Siantan, Kecamatan Jemaja, Kecamatan Palmatak, dan Kecamatan Siantan Timur.
Enaknya Jadi Mahasiswa Anambas
Bantuan bidang pendidikan nampaknya benar-benar diperhatikan untuk warga Anambas.
Tidak hanya menggratiskan biaya pendidikan untuk pelajar di Anambas, khususnya pada tingkat SD dan SMP, Pemkab Anambas juga menganggarkan beasiswa untuk mahasiswa Anambas yang sedang menempuh perguruan tinggi.
Bantuannya pun tak main-main. Tidak hanya pelajar yang berprestasi saja.
Bantuan bagi mahasiswa Anambas yang sedang menyusun tugas akhir atau skripsi juga dianggarkan melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Anambas.
Angkanya pun terbilang lumayan, Rp 2 juta.
Bantuan beasiswa bagi mahasiswa Anambas yang berprestasi tahunan ini terus berjalan.

Jumlahnya pun bervariasi, mulai dari Rp 2,5 juta, Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.
Setiap mahasiswa yang menerima beasiswa jumlah biayanya berbeda, terdapat 3 tipe penerima berdasarkan akreditasi jurusan, untuk tipe A mahasiswa akan memperoleh Rp 3,5 juta, tipe B mendapatkan beasiswa Rp 2,5 juta, yang terakhir tipe C Rp 2 juta.
"Beasiswa ini kami berikan di semester ganjil setiap satu tahun sekali," ujar Kadisdikpora Anambas, Nurman, Kamis (28/1/2021)
Total anggaran yang dicairkan untuk penerima beasiswa sebesar Rp 923 juta.
Sebelumnya Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas menganggarkan beasiswa di tahun 2020 sebesar Rp 1,2 miliar.
"Terakhir kemarin 2020, selain beasiswa berprestasi ada juga beasiswa penuh yang kita siapkan," ucapnya.
Beasiswa penuh ini meliputi uang sekolah sampai dengan uang asmara dan biaya hidup pelajar tersebut disiapkan pemerintah daerah.
Beasiswa kuliah untuk kedokteran sendiri ada 9 orang yang sedang disekolahkan oleh Pemerintah Daerah.
Baca juga: Kemendikbud Menggodok Peta Jalan Pendidikan 2020–2035, Pelajaran Budaya Indonesia Diprioritaskan
Baca juga: 10 Tips Jitu Agar Dapat Meraih Beasiswa

"Satu orang di Yogyakarta, 3 orang di Universitas Riau, dan 5 orang di Universitas Batam," jelas Nurman.
Sementara itu ada juga jurusan lainnya, selain kedokteran ada juga jurusan pariwisata. 30 beasiswa jurusan pariwisata sedang dikuliahkan.
Sisanya 10 beasiswa diberikan untuk pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Hidayatullah.
"Masa kepemimpinan Abdul Haris dan Wan Zuhendra itu ada 62 mahasiswa yang dikuliahkan.
Ini adalah anggaran dari pemerintah daerah yang diberikan melalui Dinas Pendidikan," ungkapnya.
Nurman mengungkapkan, mahasiswa kedokteran yang nantinya sudah selesai pendidikan wajib mengabdi di Anambas selama 15 tahun.
Satu orang mahasiswa saja anggaran yang dikucurkan sebanyak Rp 650 juta sampai ia pendidikan.
APBD Anambas 2021
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Anambas diketuk Rp 1,1 triliun.
Pengesahan Ranperda APBD Anambas 2021 itu disahkan dalam rapat paripurna DPRD Anambas.
Pjs Bupati Anambas, Eko Sumbaryadi menyampaikan kesepakatan yang telah diambil berdasarkan kebijakan anggaran.
"Melalui rapat ini kita ingin menginstruksikan kepada seluruh perangkat daerah terkait dengan penanganan Covid-19.

Supaya anggaran yang ada dapat dioptimalkan pada rancangan APBD 2021," ucap Eko Sumbaryadi dalam penyampaiannya, Senin (30/11) malam.
Pada pelayanan kesehatan, pemenuhan peralatan kesehatan dan tenaga medis dan penunjang lainnya diharapkan bisa mengatasi kekurangan yang terjadi selama ini.
"Peran pengawasan dari DPRD sangat dibutuhkan guna memastikan implementasi di lapangan sehingga keluaran dan capaian dilapangan sesuai harapan," tegasnya.
Dalam paripurna Ranperda tersebut besaran rancangan APBD tahun anggaran 2021 yang disepakati bersama sebesar Rp 1.171.021.192.674,00 triliun mengalami penurunan sebesar 4,7 persen, apabila dibandingkan dengan APBD tahun 2020.
Delapan Sekolah Belum Terakreditasi
Sebanyak 8 sekolah di Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepri belum teakreditasi.
Data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Kabupaten Kepulauan Anambas menyebutkan, terdapat 10 sekolah dengan akreditasi A dari total 94 sekolah yang terakreditasi.
Kemudian 46 sekolah dengan akreditasi B dan 30 sekolah dengan akreditasi C.
Kepala Disdikpora Anambas Nurman mengungkap alasan masih adanya sekolah yang belum terakreditasi ini.

Menurutnya, setiap pulau yang memiliki gedung sekolah ada yang tidak cukup fasilitas sarana dan prasarananya.
"Akreditasi itu sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana, kemudian dari gurunya juga harus sesuai seperti guru ini harus S.pd.
Minimal PNS dan harus memiliki sertifikasi.
Hal itulah yang menjadi pokok utama bagaimana suatu sekolah bisa memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)," ucapnya, Minggu (15/11/2020).
Ia menambahkan, setiap tahunnya tim dari Provinsi Kepri datang ke Anambas untuk menguji akreditasi sejumlah sekolah.
Penilaian final akreditasi menurutnya setiap 3 tahun sekali.
Setiap sekolah yang memperoleh akreditasi menurutnya bisa naik dan bisa turun.
Hal ini tergantung dari internal maupun eksternal sekolah itu sendiri.
Untuk segi internal dikatakan Nurman terlihat dari sekolah tersebut tidak bisa menjaga sarana dan prasarana,
Sementara segi eksternal dari pemindahan para guru.
"Misalnya saat mau mendirikan sekolah, jadi diambil lah guru dari sekolah yang ini.
Tentu tenaga gurunya berkurang, itulah eksternal tadi," sebutnya.
Sementara itu evaluasi untuk memperoleh akreditasi dari B ke A dilakukan tiga tahun, dan saat tahun ke empat baru bisa naik akreditasi tersebut, dan juga bisa turun.(TribunBatam.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google