BATAM TERKINI
Pelabuhan Batu Ampar Dikonsep Canggih, Kembangkan Sistem Digital, Dukungan Infrastuktur?
Pelabuhan Batu Ampar ditetapkan sebagai Batam Logistic Ecosystem, bagian dari National Logistic Ecosystem.
Angka tersebut sebanding dengan 17.801.807 GT naik 20 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 15.042.431 GT. Kenaikan juga terjadi pada realisasi bongkar muat peti kemas hingga Juni 2020 lalu yang mencapai 86.859 TEUs kontainer dalam negeri, 138.259 TEUs kontainer luar negeri, dan 34.837 TEUs kontainer chassis.
Meningkatnya realisasi bongkar muat pada Semester I Tahun 2020 meski di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini tak lepas dari meningkatnya pemerataan kebutuhan logistik dalam negeri. Dari total realisasi kegiatan bongkar muat periode Januari-Juni 2020, 99 persen diantaranya berada di Pelabuhan Batu Ampar yang melayani kegiatan bongkar muat dalam dan luar negeri.
Sementara itu trafik bongkar muat barang di seluruh wilayah Pelabuhan Barang pada Semester I Tahun 2020 sebanyak 2.865.871 ton perdagangan dalam negeri dan 1.993.591 ton perdagangan luar negeri, tumbuh 7 persen untuk perdagangan dalam negeri dibandingkan Semester I Tahun 2019 sebesar 2.690.238 Ton dan terjadi kenaikan 41 persen untuk perdagangan luar negeri dari capaian Semester I Tahun 2019 yakni sebesar 1.413.107 Ton.

Hal yang sama juga terjadi pada capaian BeaCukai Batam tahun 2020 berhasil lampaui target penerimaan Bea Keluar hingga dua kali lipat lebih. Target yang semula ditetapkan sebesar Rp.10,68 miliar berhasil dilampaui sebesar Rp. 17,74 miliar.
Dengan capaian tersebut Bea Cukai Batam berhasil mengumpulkan penerimaan Bea Keluar dengan total sebesar Rp. 28,43 miliar atau sebesar 266,07% dari target yang telah ditetapkan.
Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Susila Brata pada Rabu (25/11/2021) mengatakan, program BLE dapat mempercepat logistik di Batam serta mendorong program PEN. Bea Cukai ingin berperan lebih luas dalam hal peningkatan iklim industri perdagangan dengan menginisiasi penataan logistik. Kolaborasi tersebut dilakukan dengan menggandeng instansi terkait, seperti BP Batam dan KSOP.
BLE akan menjadi jawaban untuk efisiensi biaya logisik, penekanan biaya transportasi serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di dunia internasional. Selain itu, guna meningkatkan efektvitas dan memotong biaya logistik yang terjadi di wilayah Free Trade Zone Batam.
Penerapan itu juga sudah didorong melalui digitalisasi lainya yang juga mempermudah pengusaha adalah penerapan Inaportnet yang ditandai dengan pelaksanaan Go Live Inaportnet pada Kamis, 5 November 2020 lalu.
BUP BP Batam dan KSOP Khusus Batam telah berkoordinasi sejak September 2020 untuk mempersiapkan penerapan Inaportnet di Batam melalui kegiatan sosialisasi dengan para stakeholder terkait, seperti Perusahaan Pelayaran, Perusahaan Bongkar Muat dan Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi.
Penerapan aplikasi inapornet pun hingga saat ini telah terlaksana dengan baik dengan capaian 78 persen.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Lalu Lintas Pelayaran KSOP Batam, Agus Wahyu pada Kamis (11/2/2021) saat ditemui penulis.
“Dengan dilaksanakannya Go Live Inaportnet maka pelayanan kapal dan barang di pelabuhan di Batam wajib menggunakan Inaportnet.
Sehingga mempermudah bagi BUP BP Batam dan KSOP Khusus Batam dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan pengaturan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan Batam.
Harapannya sistem Inaportnet ini juga akan terhubung dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW) dan National Logistik Ecosystem (NLE),” ujar Agus.(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Bereslumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google