NEWS WEBILOG

Sekolah Unggul di Tengah Pandemi Covid-19, Optimalkan Waktu saat Belajar Jarak Jauh

Selama pandemi covid-19, sistem belajar sekolah di Indonesia termasuk Batam berubah menggunakan sistem daring.

ISTIMEWA
Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso, Sumiyati. 

TB: baik, tadi ibu mengatakan bahwa pembelajaran pada masa darurat Covid-19 harus menggunakan dua cara yaitu ansinkronus dan sinkronus, bisa ibu jelaskan apa itu sinkronus dan ansinkronus?!

SM: pembelajaran ansinkronus itu untuk mengatasi siswa kami yang mungkin terkendala dengan masalah jaringan atau kita memang memperhatikan scre mata anak yang tidak harus selalu berhadapan dengan monitor dia bisa kapan saja untuk belajar dari guru yang sudah mempersiapkan melalui media pembelajaran yang bisa mereka akses. Lalu mereka juga diberikan arahan ke mana mereka harus belajar seperti guru memberikan tautan di YouTube atau mungkin dari TVRI untuk pembelajaran ansinkronus.

Tapi kalau pembelajaran sinkronus dimana guru secara virtual memberikan pembelajaran terbimbing, via bisa Google Meet, bisa Zoom, tapi untuk SMA Yos Sudarso kami menggunakan, karena kami sudah kolaborasi dengan Jisuit jadi kita dengan Google Meet.

TB: dari dua skema yang digunakan itu, yang mana paling sering digunakan?

SM: di masa seperti ini kita memperhatikan sekali beban yang siswa alami, dimana semua guru pastinya tentunya maunya dengan model sinkronus, maunya kembali seperti zamannya tidak ada Pandemi atau boleh dikatakan saat ini konvensional, mereka maunya seperti itu tetapi kita harus memperhatikan yang pertama Kouta internet siswa yang mereka butuhkan, lalu juga kita membutuhkan perhatian kepada siswa screen time untuk mata mereka,  kita juga harus perhatikan jeda untuk mereka tidak selalu di depan monitor.

Jadi pembelajaran yang kami lakukan setelah mengevaluasi dari pembelajaran darurat pada waktu itu, maka kami atur di dalam semester ini dimana Kalau dalam pelajaran itu ada namanya kompensasi dasar, itu cukuplah dari setiap mata pelajaran itu satu kali pertemuan tatap muka by virtual, lalu sisanya dengan model ansinkronus.

Nah kami memiliki program yang namanya program terjadwal dari setiap bulannya, kita membagi skema pembelajaran dalam satu semester bahkan satu tahun kita sudah mengalami Pandemi seperti ini ada terstruktur tiga Minggu digunakan untuk pembelajaran, satu Minggu tersistem untuk evaluasi dari pembelajaran kalau dulu kita sebut dengan namanya ulangan harian.

Setelah ulangan harian kita terskema dengan namanya remidial, her tetap kita lakukan, begitu terus terulang setiap bulan kita evaluasi.

Setelah melakukan evaluasi kita juga mengevaluasi kinerja siswa, kita selalu pleno setiap kegiatan yang sudah kita lalui, baik penugasan yang sudah dilakukan siswa, kontrol wali kelas, kontrol bp itu sudah kami terskemakan setiap bulan, jadi optimalisasi juga seluruh kegiatan siswa meskipun di masa Pandemi kami lakukan semua, seperti pengembangan pribadi siswa dalam bentuk pembinaan Pramuka, pembinaan pendampingan Iman yang kami tetap jalankan setiap hari Jumat, meskipun masa Pandemi kita tetap bisa lakukan secara virtual, kita bisa lakukan doa bersama.

Pengembangan siswa juga bisa kita lakukan dalam bentuk ekstrakulikuler, mungkin ini bisa menjadi masukan untuk sekolah-sekolah lain.

Bahwasanya SMA Yos Sudarso mulai dari Pandemi pertama kali melanda, kami sudah mempersiapkan program ekstrakurikuler meskipun masa pandemi, kami jalankan semua ekstrakulikuler hanya intensitas waktunya saja yang dikurangi, kalau dulu setiap Minggu, ini kita atur waktunya.

Program kita buat di awal sebelum pembelajaran tahun ajaran itu dimulai, setiap koordinator membuat program, mempresentasikan program pembinaan siswa seperti apa, dalam bentuk ekstrakulikuler.

Jadi semua pengembangan siswa, kita bisa layani meskipun masa Pandemi.

Selain itu ada salahnya satu pengembangan yang kami jalankan, adalah pengembangan literasi siswa.

Kami tetap jalankan program pengembangan literasi siswa dan kami pantau hasil literasi siswa yang diupload yang bisa diakses masyarakat, setiap hasil dari literasi siswa yang terprogram setiap bulan dengan temanya, itu karya mereka wajib diupload di Instagram, lalu Wali Kelas melihat mana yang terbaik, lalu dilaporkan ke pihak sekolah untuk mendapatkan kategori terbaik hasil literasi siswa yang sudah upload di Instagram dengan rentang waktu yang sudah ditentukan. Jadi namanya literasi digital.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved