HUMAN INTEREST

Kisah Bos Agen Travel di Batam Bagi-bagi Rezeki 'Teh Tarik' di Tengah Pandemi Covid19

Deska mulai membagikan teh tarik gratis sejak 6 bulan lalu. Meski penghasilannya sebagai bos agen travel di Batam surut saat ini, dia tak pelit

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Haji Deska, bos agen travel di Batam bersama kerabat dan santri binaannya membagikan minuman teh tarik kepada orang-orang yang membutuhkan 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pepatah mengatakan hidup bagai roda yang berputar. Kadang di atas, dan kadang juga di bawah.

Begitulah kalimat yang kerap diucapkan untuk mengingat hidup tak selamanya senang, dan tak pula selamanya sulit.

Kata-rata ini cukup untuk menggambarkan sosok Deska Amilin.

Ya, pandemi covid19 turut memberikan pukulan keras pada usaha pria 52 tahun ini.

Sebelum pandemi, Haji Deska sapaannya, dikenal sebagai seorang bos agen travel yang kerap membawa banyak wisatawan asing dari Negeri Singa dan negeri jiran lainnya ke Batam.

Baca juga: Kisah Syafitra Jadi Pengusaha Madu di Bintan, Belajar Autodidak dari YouTube

Baca juga: Dulu Berdagang Mainan Anak, Kini Nasrul Jadi Anggota Dewan di Tanjungpinang

Paket perjalanan wisata religi ditawarkannya.

Namun, di masa-masa sulit seperti saat ini, ia harus kehilangan penghasilannya telebih sejak saat ditutupnya jalur masuk antar luar negeri.

Tak ada pundi-pundi uang yang masuk pada bisnis travelnya itu.

"Dulu saya bisa bawa tamu puluhan hingga ratusan dalam satu trip. Sekarang bisa dibilang saya pengangguran," paparnya.

Meski sedang berada di masa sulit, Deska tak pelit berbagi kepada sesama.

Apa yang ia lakukan di tengah keterbatasannya itu?

Masa-masa kritis justru tak memberatkan langkahnya untuk beramal. Setiap minggunya, yakni setiap Kamis dan Jumat, Deska membagikan lebih dari 700 botol teh tarik kepada orang-orang yang membutuhkan.

Ia membagikannya ke Lapas, masjid atau pun ke daerah lainnya di Batam secara gratis.

"Mengapa yang dibagikan minuman? Seperti kata Sahabat Rasul, rezeki yang baik ialah rezeki air. Dengan air, volume barang yang dibagikan juga lebih luas dan akan lebih banyak diterima oleh yang membutuhkan," paparnya.

Mengapa teh tarik?

"Minuman ini sederhana sebenarnya, bisa kita jangkau kapan saja dan dimana saja. Namun tidak semua orang mampu membeli dan meminumnya.

Apalagi para tahanan lapas. Mereka rindu sekali minuman manis yang segar. Meski sedang sulit harus bersyukur bahwa kita sebenarnya adalah orang-orang yang masih beruntung," ujar Deska.

Lantas, darimana sumber dananya?

Uang untuk pengadaan teh tarik itu berasal dari koceknya sendiri. Namun terkadang ia juga mendapatkan donasi dari para tamu-tamu travelnya yang berasal dari luar negeri.

"Sedekah dari jarak jauh, begitulah sebutannya. Karena walaupun pandemi dan mereka belum bisa ke sini, saya tetap jalin komunikasi yang baik dengan mereka.

Tak lupa juga untuk mengajak mereka ke program Indahnya Berbagi," jelasnya.

Bagi-bagi rezeki ini ternyata sudah ia lakukan sejak 6 bulan lalu.

Dalam proses pembuatannya, ia dibantu istri dan santri yang ia rawat di Yayasan Amilin Batam Mandiri miliknya.

Setidaknya, ada 25 santri yang tergabung di sini. Kebanyakan dari mereka ialah kaum dhuafa, yatim dan piatu. Mereka semua turut andil dalam proses pembuatan teh tarik itu.

Mereka bahu-membahu membantu Deska menarik puluhan liter teh agar menjadi teh tarik yang nikmat dan dapat dicicipi orang yang membutuhkan di luar sana.

"Ya, saya coba ajarkan mereka untuk selalu berbagi meski keadaan sedang sulit. Alhamdulillah mereka sangat antusias dan bersemangat.

Minuman yang kita produksi juga akan didistribusikan mereka yang didampingi saya," ujarnya.

Ia menegaskan, aksi bagi-bagi teh tarik ini tulus ia lakukan tanpa melihat profit keuntungan.

Dengan keterbatasan penghasilan, ia masih mau berbagi.

Untuk satu kali produksi, ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 1,5 juta. Modal yang tidak sedikit, tetapi ia ikhlas mengeluarkannya.

"Lillahi ta'ala, saya percaya sedikit kebaikan mampu menolong kita di akhirat. Jangan dalam keadaan senang saja kita berbagi, ketika payah pun harus berbagi. Insyaallah, pintu rezeki kita akan selalu terbuka," tuturnya.

Tak berhenti sampai di situ, ia menerangkan saat bulan Ramadhan tiba, ia akan mencoba menghasilkan lebih banyak teh tarik.

Ia menargetkan dapat membuat 1.000 botol teh tarik dalam sehari. Artinya, selama satu bulan di bulan Ramadhan, akan ada 30.000 botol teh tarik yang akan ia salurkan ke tangan-tangan yang membutuhkan.

"Bismillah, semoga target ini bisa dicapai," tuturnya.

Ia tak lupa mengajak siapapun yang ingin bergabung ke dalam program Indahnya Berbagi yang ia cetuskan.

"Siapa pun bisa ikut. Barang kali ada yang ingin bergabung, bisa menghubungi saya di 0812-7088-1993," pungkasnya..

(TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita tentang Batam

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved