HUMAN INTEREST

Curhat Amin Pedagang Pakaian Olahraga di Batam, Omzet Turun 80 Persen Sejak Covid-19

Amin, pedagang pakaian olahraga di Batam bilang, tahun 2020 menjadi tahun paling berat baginya. Itu karena pandemi covid-19

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Ichwan Nur Fadillah
Amin (45), seorang pedagang pakaian olahraga di Batam. Ia mengatakan, omzetnya menurun drastis sejak pandemi Covid-19 melanda Batam. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id – Belum habis dampak dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 199 Tahun 2019, Amin (45), seorang pedagang pakaian olahraga di Batam harus menerima kenyataan pahit lainnya.

Ya, pandemi Covid-19. Sejak pandemi melanda Batam sepanjang tahun 2020 lalu, omzet toko milik Amin turun drastis.

Diperkirakan, penurunan itu hampir 80 persen.

“Maret 2020, mulai nampak perekonomian bakal surut,” kenang Amin saat memulai pembicaraan dengan Tribun Batam, Minggu (4/4/2021).

Memulai usaha pada tahun 2015 lalu, ayah dua anak ini mengakui jika tahun 2020 menjadi tahun paling berat baginya bahkan keseluruhan pedagang.

Baca juga: Kisah Yoga Pertahankan Kelestarian Adat Melayu di Lingga, Tanjak Warisan Jadi Kebanggaan

Baca juga: Dulu Karyawan Perusahaan Besar, Yuyun Deliana Kini Sukses Jadi Seorang Entrepreneur

“Pertengahan Maret, saya kirim uang ke produsen pakaian olahraga di Malaysia sebesar Rp 60 juta. Maksud hati mau belanja kebutuhan toko. Uang saya itu terancam hilang. Sebab, Malaysia langsung memberlakukan lockdown saat itu,” ungkap dia.

Ia tak pernah menyangka kejadian ini akan menimpanya. Sebab, jumlah uang tersebut tidak sedikit.

Amin sempat kelimpungan. Tak banyak cara bisa dilakukannya dalam situasi itu. Apalagi pandemi Covid-19 menjadi momok menakutkan bagi seluruh negara di dunia.

“Pergerakan kargo di Malaysia tidak berjalan sampai bulan Juli 2020. Alhamdulillah, pas di bulan itu barang saya datang,” katanya.

Ia tak menampik, pandemi memang menjadi pukulan telak untuk seluruh sektor di Batam. Bukan tanpa alasan, jika dalam situasi normal, Amin bisa meraup omzet sebesar Rp 50 juta dalam sebulan.

Untung bersih didapatnya sekira Rp 8 juta.

“Bisa kurang bisa lebih. Namanya jualan,” sambungnya.

Akan tetapi, keadaan itu berubah sejak PMK diberlakukan dan pandemi melanda.

Pria yang memulai usahanya dari rumah hingga berhasil memiliki ruko sendiri ini berharap, segala cobaan hari ini dapat segera berlalu.

“Saya berharap, aturan PMK ini bisa dikaji lagi. Kalau perlu kembali diberlakukan seperti biasa saja. Coba dipikir, apa nilai barang yang besarnya 3 dollar US? Paling kaus kaki,” keluhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved