Oki Andrian 'Baim Wong Dabo' Rehap Rumah Nenek Renta di Lingga, Yatimah Kini Bisa Pakai Baju Lebaran

Oki Andrian atau biasa disebut Baim Wong Dabo membantu Yatimah, nenek renta asal Lingga. Ia juga merehab dapur serta memberikan kue lebaran

Penulis: Febriyuanda | Editor: Agus Tri Harsanto

LINGGA, TRIBUNBATAM.id -Yatimah, nenek berusia 73 tahun di Lingga mendapatkan berkah ramadhan 2021. Dapur rumahnya mendadak direhab oleh Oki Andrian, seorang pengusaha muda di Lingga Provinsi Kepulauan Riau.

Selama ini Oki Andrian sering memberikan bantuan kejutan. Maka tidak heran ia mendapat julukan Baim Wong Dabo

Awalnya TRIBUNBATAM.id memberitakan kehidupan Yatimah.

Nenek renta itu bertahun-tahun tidak bisa beli baju lebaran dan hidup seadanya.

Namun Yatimah terus bersyukur atas kehidupan yang ia jalani yakni sebagai penoreh getah karet.

Rupanya kehidupan Yatimah mampu mengetuk hati Oki Andrian. 

 Yatimah, seorang nenek berusia 70 tahun bertahan hidup dari hasil memotong karet.
 Yatimah, seorang nenek berusia 70 tahun bertahan hidup dari hasil memotong karet. (TRIBUNBATAM/FEBRIYUANDA)

Ia kini mendapat bantuan uang tunai.

Kepada TRIBUNBATAM.id Yatimah kaget ketika ada orang menemuinya menggunakan mobil putih.

"Yang (Senin-red) ada berita tentang saya. Lalu saya dikasih uang sama pak Oki itu, yang menjemput saya di pinggir jalan. Lalu menuju rumah saya bersama kawan-kawannya," ungkap Yatimah kepada TribunBatam.id, Selasa (27/4/2021).

Tidak hanya uang tunai, Yatimah juga mendapatkan baju lebaran, pakaian, kue lebaran.

Bahkan Oki Andrian juga merenovasi rumah bagian dapur Yatimah.

"Saya juga dibelikan tv dan perabotannya, Alhamdulillah," ucap Yatimah.

Yatimah lalu mengungkapkan, bahwa selama 20 tahun ia tidak pernah mendapatkan bantuan rehabilitasi rumah dari pemerintah.

Padahal ia sering kali mendaftar sebagai masyarakat tidak mampu.

Pengusaha asal Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Oki Andrian.
Pengusaha asal Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Oki Andrian. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

"Jadi untuk daftar buat rehab rumah ke Pemerintah kami sudah muak, sudah malas. Padahal dapur bagian belakang semuanya pada bocor. Alhamdulillah hari ini diperbaiki,"ungkap Yatimah.

Sementara itu, Oki Adrian mengatakan bahwa ia membenarkan atas bantuan yang ia berikan kepada Yatimah.

Sebelumnya, Oki Andrian menceritakan, ia mengetahui Yatimah dari chat temannya di Facebook atas berita TRIBUNBATAM.id yang beredar di Lingga.

"Selain itu semua, kemungkinan saya akan memberikan lembu kepada dia (Yatimah-red)," kata Oki Adrian saat ditemui di tempat usaha miliknya, Waterpark Harsbay, Dabo Singkep, Selasa (27/4) malam.

Oki juga mengungkapkan, bahwa selanjutnya ia akan memberikan bantuan berupa modal usaha untuk mempermudah kelangsungan hidup Yatimah di hari tua.

"Saya kira Yatimah masuk kategori masyarakat menengah ke bawah.

Ya, dia memang ada kelaurga, namun harus bekerja sendiri. Jadi, dia layak mendapatkan bantuan," kata pria berusia 28 tahun ini.

Tim bersiap merehab rumah lansia di Lingga, Yatimah. Ia mendapat bantuan dari seorang pengusaha Dabo Singkep, Oki Andrian.
Tim bersiap merehab rumah lansia di Lingga, Yatimah. Ia mendapat bantuan dari seorang pengusaha Dabo Singkep, Oki Andrian. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Oki pun mengaku, bahwa Yatimah sendiri memang harus mendapatkan bantuan ini, karena di usianya yang sudah tidak layak lagi untuk bekerja.

Bahkan, tidak hanya Yatimah, Oki juga sering memberikan bantuan kepada warga-warga Lingga yang membutuhkan.

Sehingga ia sering kali digelar 'Baim Wong' Dabo oleh masyarakat sekitar.

Diketahui, bahwa bedah rumah sendiri dilakukan oleh timnya 'Deete Channel', dengan meragetkan pekerjaan 1x24 jam.

Merantau ke Lingga

Sejak umur 20 tahun, Yatimah asal Pacitan Jawa Timur ini memutuskan merantau ke Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. 

Saat ini Yatimah sendiri sudah memiliki dua anak, dengan suami yang sudah lama meninggal dunia.

Namun, ia sendiri hanya tinggal bersama anak laki-lakinya, karena sang anak perempuan telah menikah.

Yatimah pun dulu sempat tinggal bersama mendiang suaminya di Desa Kuala Raya, Kecamatan Singkep Barat.

Dengan rezeki yang diperoleh, akhirnya ia bersama suaminya berhasil membangun sebuah rumah sederhana di Kampung Damnah Setajam.

Selain sebagai pemotong karet, ia juga memelihara dua ekor sapi atau lembu milik orang lain, untuk menambah penghasilannya yang tidak tentu.

Baca juga: Lansia di Lingga Akhirnya Dapat Bantuan, Yatimah: Tak Pernah Dapat Rehab Pemerintah

Putranya itu pun memiliki profesi yang sama, dengan memelihara sapi.

Wanita lansia ini pun rela berbagi kisah kepada TRIBUNBATAM.id saat ia ditemui sedang mengambil rumput di samping jalan raya Dabo Singkep, Sabtu (24/4/2021) siang.

Yatimah lalu menceritakan, bahwa setiap dua hari sekali ia selalu menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke kebun karet, tempat ia menoreh penghasilan.

"Tiap hari saya pergi jam 4 subuh, perjalanan kesana kira-kira 2 jam, dengan berjalan kaki," kata Yatimah.

Dengan belakangan ini Kepri, khususnya Lingga memasuki hujan lebat, Yatimah pun mengaku bahwa penghasilannya tidak tentu.

"Karet 1 kg 8 ribu, kalau dijual tunggu udah sebulan beberapa kilo baru saya jual. Kadang juga tidak tentu, kalau hujan saya tidak bisa pergi," ucapnya.

Dengan pakaiannya yang lusuh, wanita tua berdarah Jawa ini juga rutin mengambil rumput di kawasan tempat tinggalnya itu.

Dengan terik panas sinar matahari yang membakar kulitnya, tidak menjadi penghalang untuk wanita usia 70 tahun ini bertahan hidup.

Sebagai makanan ternak dua ekor sapi yang ia pelihara, berkeliling mengambil rumput sudah menjadi hal yang biasa baginya.

Ketika ditanya soal penghasilannya perhari atau perbulan, Yatimah pun kebingungan tidak bisa menjawabnya.

"Ya kalau ada, ada. Kalau tidak, belum rezeki saya. Tidak tentu juga," ungkapnya.

Memasuki bulan Ramadhan ini, wanita berkulit agak hitam karena terbakar sinar matahari ini berharap kepada uang bantuan sosial yang ia terima beberapa waktu lalu.

"Ya, itulah duit untuk berhemat," ujarnya.

Ia juga menceritakan saat di bulan Ramadhan, bahwa ia sering kali bersantap sahur dengan lauk sederhana dan berbuka menu seadanya.

"Tiap subuh kalau sahur pakai lauk pucuk ubi (sayur daun singkong-red) aja direbus, terus dikasi sambel. Yang penting nasi aja tetap tersedia," katanya.

Yatimah juga mengungkapkan, bahwa seringkali orang-orang baik yang ia kenal memberikan makanan, sehingga tidak khawatir untuknya saat tidak ada menu untuk berbuka.

Yatimah pun selalu bersyukur, selalu ada orang-orang baik yang berada disekitarnya untuk memberi bantuan berupa hal kecil, maupun hal besar.

Namun, terlepas dari hal itu ia mengaku bahwa hidupnya tidak berjalan mulus.

Tapi walau bagaimanapun, ia selalu berusaha bekerja walaupun usianya yang sudah renta.

Bahkan, ia juga mengungkapkan tepat satu tahun lalu ia bernasib malang, dengan ditabrak pengendara motor saat ia sedang membawa rumput.

"Sampai sekarang pinggang saya masih sakit. Tapi saya tidak menuntut apapun, saya cukup berdamai aja walau gak ada tanggungan berobat," ucapnya.

Sambil memegang lututnya, ia juga mengungkapkan bahwa ia memiliki penyakit asam urat yang sering kambuh, namun tetap ia paksa buat berjalan.

Tidak seperti khalayak orang ramai, Yatimah sendiri jarang menikmati barang-barang yang mewah dalam hidupnya.

Bahkan, ia hanya sering mengenakan pakaian lusuh yang ia pakai setiap harinya.

"Saya gak pernah beli baju lebaran. Ya seadanya aja, saya juga lebaran jarang kemana-mana," ucapnya dengan nada sendu.

"Ya setidaknya cukup buat makan sehari-hari udah syukur," sambungnya.

Ia pun lalu berharap bisa mendapatkan bantuan lebih dari pemerintah daerah untuk mempermudah kelangsungan hidupnya dimasa tua. "Mudah-mudahan rezeki selalu ada," harapnya. 

(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved