KISAH PERANTAU DI BATAM

Sempat Jualan Es Keliling, Nasril Kini Sukses Bangun Usaha Ayam Golek Bakar di Batam

Ayam Golek Abak buatan Nasril terinspirasi dari kuliner Ayam Golek di Malaysia. Resep kuliner itu kini jadi andalan di tempat usahanya

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Hening Sekar Utami
Nasril, pemilik usaha Ayam Golek Abak, tengah memanggang enam ekor ayam terakhir yang dijualnya, Selasa (27/4/2021) malam. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Aroma lezat ayam bakar menguar dari emperan Jalan Pasar Bengkong Shopping Center, Kelurahan Bengkong Laut, Bengkong, Kota Batam, menjelang Maghrib. 

Aroma yang menggugah selera itu tak henti membuat para pengendara menolehkan wajah. Ternyata, sumber aroma berasal dari salah satu tenda kuliner di pinggir jalan Pasar Bengkong.

Di atas gerobak bertuliskan "Ayam Golek Abak" itu, lusinan ekor ayam yang telah dilumuri bumbu, terpanggang rapi dengan kematangan merata. Aroma dan penampilannya menarik pengunjung untuk datang membeli.

"Ayam Golek ini asalnya dari Malaysia. Rasa dan aromanya sangat khas, berbeda dengan ayam bakar biasa. Bisa dibilang kalau di Batam, di sini adalah yang pertama menjual ayam golek," ujar Nasril, pemilik warung Ayam Golek Abak, kala ditemui Tribun Batam, Selasa (27/4/2021) malam.

Warung Nasril buka dari pukul 3 sore sampai 12 malam. Setiap harinya, ia bisa menyediakan sekitar 350 ekor ayam untuk dijual. Untungnya, hampir setiap kali buka, ayam-ayam bakar milik Nasril ludes diserbu pembeli.

Baca juga: Dulu Kuli Bangunan, Aris Kini Sukses Jadi Wirausaha Muda di Batam Dari Jual Donat Kentang

Baca juga: Kisah Sukses Arif Naen Kembangkan Pariwisata di Natuna, Berawal dari Hobi Fotografi

Banyak pembeli yang memesan setengah ekor ayam dengan harga Rp 25 ribu, dan ada pula yang membawa pulang satu ekor ayam utuh, dengan harga Rp 50 ribu. Di warungnya, Nasril juga menyediakan nasi putih, sambal dan lalapan yang bisa disantap di tempat.

"Alhamdulillah setiap hari habis, bisa bawa pulang omzet sekitar Rp 15 juta per hari," ucap Nasril dengan penuh rasa syukur.

Di balik suksesnya warung Ayam Golek Abak milik Nasril, pria asal Pariaman Sumatera Barat ini sudah banyak makan asam garam dalam berdagang. Ia sudah mulai berdagang sejak duduk di bangku sekolah, bersama sang kakak.

Lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Teknik Elektro, Nasril sempat berniat menjalani magang di negeri sakura, Jepang. Kala itu, ia berangkat ke Lembang, Bandung, untuk mengikuti pelatihan.

Namun, karena sukar menyesuaikan budaya Jepang yang sangat ketat dan disiplin, Nasril akhirnya urung melanjutkan kesempatan magangnya. Meski, kala itu paspor sudah di tangan.

"Walaupun nggak jadi ke Jepang, waktu itu sudah megang paspor. Kemudian kawan-kawan mengajak ke Batam saja, biar bisa ke Singapur atau Malaysia. Akhirnya saya nekat ke Batam di awal tahun 2004," jelas Nasril.

Alhasil, sejak tahun 2004 sampai 2010, Nasril berkeliling Singapura dan Malaysia untuk mencari rezeki. Selama perantauannya itu, tak pernah sekali pun Nasril bekerja di sebuah perusahaan. Ia tetap memilih berdagang.

Di negeri jiran Malaysia itu lah, Nasril pertama kali mencicipi kuliner bernama Ayam Golek. Resep kuliner dari Malaysia itu pun kelak menjadi salah satu ide usaha baginya untuk dibawa ke Kota Batam.

Kembali ke Batam, Nasril sudah beristri. Istrinya adalah kenalan lama yang juga berasal dari kampung halaman yang sama. Mereka menikah di tahun 2009, dan kini dikaruniai sepasang anak, laki-laki dan perempuan.

Sejak di Batam, Nasril sudah tinggal di kawasan Bengkong, tepatnya Bengkong Kodim. Di kawasan inilah ia berusaha mencari nafkah dengan berdagang. Menurutnya, usaha kuliner di Batam tak pernah ada matinya.

Mulanya Nasril berjualan macam-macam barang. Jika sudah musimnya, ia bisa menjual buah-buahan, durian, aksesoris, kaset CD hingga kembang api. Keuntungan dari penjualannya itu ia kumpulkan untuk membangun usaha yang lebih besar.

Darah berdagang seolah telah mengalir dalam dirinya. Sejak kecil, Nasril telah dididik untuk berdagang. Bahkan keenam saudara kandungnya pun juga menggeluti usaha dagang di kampung.

"Sejak kecil saya memang sudah jualan. Kalau jualan enak, lebih bebas, beda kalau bekerja dengan orang, jadi terikat," ungkap Nasril.

Sebelum mendirikan warung Ayam Golek Abak yang kian terkenal itu, Nasril sempat berjualan es kelapa dengan menggunakan becak keliling. Syukurlah, usaha kecil-kecilan itu membuahkan keuntungan yang cukup baginya untuk mendirikan tenda menetap di pinggir jalan Pasar Bengkong.

Setelah berjualan es kelapa, Nasril kemudian menambah daftar usahanya dengan berjualan gorengan di gerobak kecil. Barulah sepuluh bulan yang lalu, Nasril mulai membangun gerobak pemanggang untuk usaha Ayam Goleknya.

Usaha Ayam Golek Abak ternyata mendapat respon positif dari para pengunjung. Sempat buka di awal Ramadhan ini, warung Nasril bahkan langsung didatangi puluhan pengunjung yang mengantre untuk menikmati ayam bakar buatannya.

"Alhamdulillah, banyak yang suka, awal Ramadhan kemarin sampai ngantre panjang," ujar Nasril.

Setiap hari, Nasril giat bangun subuh hari untuk berbelanja bahan-bahan masakan. Barulah sepanjang hari ia meracik bumbu dan membersihkan ayam-ayam yang akan dijualnya. Usahanya tersebut turut dibantu sang istri.

Dari hanya berjualan keliling seorang diri, Nasril kini memiliki 11 karyawan. Warung Ayam Golek Abak pun kini sudah memiliki lima cabang, yaitu di Nagoya, Komplek Aku Tahu Center, Mitra Raya, dan Mega Legenda.

"Insyaallah mungkin habis lebaran nanti, saya ingin cari ruko, supaya punya tempat yang lebih nyaman dan bersih," harap Nasril.

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam

Berita tentang Human Interest Story

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved