Masitoh Dijuluki Pembuat Masalah oleh Mertuanya, Orangnya Ngeyel Hingga Sering Cekcok Sama Ipar
Nama Masitoh pertama kali jadi sorotan lantaran kabar pasutri yang melakukan mudik dengan berjalan kaki.
Masitoh menjelaskan rute perjalanan sebelum mereka viral mudik jalan kaki.
"Kami dari sini (Cangkuang) ke Cimindi naik angkot. Dari Cimindi naik kereta api ke Purwakarta. Purwakarta-Bandung, ongkosnya cuman Rp 7 ribu. Lalu dari Purwakarta ke Cikarang. Mulai dari Cikarang, kami jalan (kaki)," kata Masitoh.
Setelah itu, kata Masitoh, dari Cikarang, mereka menuju Cikampek, Karawang, Subang, dan Indramayu.
"Di Indramayu kami dapat tumpangan dinaikkan ke bus. Ditanya tujuannya mau ke mana, kalau sebutin jauh-jauh kasihan orang itu, jadi saya sebut yang dekat saja ke Tegal, ongkos Rp 100 ribu," tuturnya.
Setelah di Tegal, menurut Masitoh, ia dan keluarganya jalan ke Gombong, Jawa Tengah.
Nah, dari Gombong, mereka balik lagi.
"Jadi muter, pergi dari utara, pulang lintas selatan," katanya.

Selama melakukan perjalanan dan hidup di jalanan, Masitoh mengaku ia dan suami mencari pekerjaan namun tidak kunjung mendapat jalan keluar.
"Setahun sebenarnya kami sudah keliling Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Cuma tidak hanya sambil diam, sambil cari kerja, tapi itu memang yang namannya cari kerja susah," katanya.
Masitoh memaparkan, selama satu tahun keliling, dia mengibaratkan jalan-jalan gratis.
Kalau tak ada tumpangan, jalan kaki.
"Kalau tidur ada pom bensin, ya pom bensin, ada di masjid. Kan di Jawa (masjid) tak dikunci," tuturnya.
Hal tersebut dilakukan, kata Masitoh, saat anaknya yang kecil berusia empat bulan dan sekarang sudah berusia 1,6 tahun.
"Tinggal di (rumah) mertua enggak mungkin, rumahnya kecil, sempit. Untuk kontrakan harus jalan hidup harus jalan, daripada mencuri, kan gitu kan," ujar Masitoh.
Baca berita terbaru lainnya di Google
Artikel ini diolah dari laporan wartawan TribunJabar.id, Lutfi Ahmad