Sepak Terjang Iptu Santi, Polwan Anak Penjual Nasi, Bongkar Narkoba Senilai Rp 400 M

Sepak terjang Polwan Iptu Santi cukup luar biasa dalam mengungkap kejahatan, berhasil membongkar jaringan narkoba senilai 400 miliar

handover
Transformasi anggota Polda Metro Jaya, polisi wanita atau Polwan Inspektur Satu Polisi I Dewa Ayu Santi Rendang atau Iptu Santi setelah 13 tahun. 

TRIBUNBATAM.id - I Dewa Ayu Santi Rendang atau Iptu Santi, begitu akrabnya sang polisi wanita tersebut disapa.

Sepak terjang Polwan Iptu Santi cukup luar biasa dalam mengungkap kejahatan.

Anggota Polda Metro Jaya Ini dikenal pemberani, sepak terjangnya tidak kalah dengan rekan polisi pria yang lain.

Iptu Santi bukanlah anak jenderal dan tidak memiliki latar belakang keluarga petinggi baik di Mabes Polri mauapun militer.

Ia hanyalah anak keluarga sederhana dari Bali.

Ayahnya, Dewa Putu Gede Wirana pedagang warung nasi bersama ibunya Desak Nyoman Sitiawati.

Baru-baru ini, Rabu (12/5/2021) malam, dia bersama tim Kanit 3 Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya yang membongkar jaringan narkoba di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat dan Hotel N1, Petamburan, Tanah Abang, DKI Jakarta.

Iptu Santi dan tim membongkar jaringan narkoba dengan sabu 310 kg dengan nilai Rp 400 miliar. 

Keinginan kuat menjadi orang berhasil dimulai dengan belajar tekun hingga terpilih dalam seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( Paskibraka ).

Tak tanggung-tanggung, orotitas Kementerian Pemuda dan Olahraga menunjuknya sebagai pembawa baki bendera pusaka di Istana Negara tahun 2008 lalu.

Saat itu, dia bertatapan langsung dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Video Iptu Santi membawa Bendera Pusaka Merah Putih: 

Itu tidak terjadi secara instan.

Sejak kecil Santi membangun diri sebagai siswi teladan.

Hingga 2010 lalu, putri sulung dari tiga bersaudara masuk Akpol.

“Saya ingin sekolah setinggi mungkin, tanpa membebani orangtua. Saya juga ingin mengangkat derajat orangtua,” katanya dikutip Tribun Timur, Jumat (14/5/2021).

Ia menjadi pembawa baki bendera pusaka Indonesia dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-63 Republik Indonesia.

Santi adalah siswi kelas II  SMAN 3 Gianyar, Denpasar.

Jalannya menjadi polisi ternyata tak semulus dugaannya.

Ada amanah dari orang tuanya supaya Iptu Santi menjadi pekerja kantoran saja.

Namun, jiwa petualangnya menuntunnya masuk Akpol.

“Saat itu ragu. Orangtua ingin saya kuliah biar menjadi orang kantoran. Namun  saya senang petualangan. Akhirnya  orang tuanya akhirnya menyerahkan keputasan kepada saya,” ujarnya.

Tahun 2010, dia lolos menjadi taruni Akpol. 

Setelah tiga bergelut, maka dia pun lulus dan menjadi perwira berpangkat inspektur satu.

Tak main-main, ia masuk dalam 10 besar terbaik.

Sehingga, Polri pun menempatkannya di Polda Metro Jaya.(*)

BACA BERITA LAIN TRIBUN BATAM DI GOOGLE NEWS
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved