HUMAN INTEREST

Kisah Arison Komisioner KPU Kepri, Dua Kali Jalani Isolasi Mandiri Gegara Corona

Komisioner KPU Kepri Arison berbagi pengalamannya jadi pasien covid-19. Diketahui Arison pernah dua kali menjalani isolasi mandiri gegara corona

Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Foto Komisioner KPU Kepri, Arison saat menjalani isolasi mandiri di gedung LPMP Kepri di Ceruk Ijuk Kecamatan Toapaya beberapa waktu lalu 

Arison menilai, penyebaran virus Covid-19 akan terus terjadi bila seluruh masyarakat mengabaikan protokol kesehatan (prokes) yang sudah menjadi ketetapan di masa pandemi Covid-19.

Menurutnya, prokes adalah upaya pencegahan yang dinilai cukup efektif untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

"Salah satunya menggunakan masker dan menjaga jarak jika melakukan aktivitas di luar rumah. Intinya penerapan prokes jangan sampai kendor dan lalai, karena di saat itulah virus ini menyerang," terangnya.

Arison ternyata sudah pernah dua kali menjalani isolasi mandiri gegara Covid-19. Pertama di Wisma Atlet Jakarta, kedua di gedung LPMP Kepri di Ceruk Ijuk Bintan.

Secara tidak langsung Arison tentu memiliki pengalaman dalam hidupnya dan dalam hal penanganan Covid-19.

Ia pun menyoroti sejumlah langkah dan kebijakan pemerintah terutama Satgas Penanganan Covid-19.

Komisioner KPU Kepri, Arison
Komisioner KPU Kepri, Arison (Tribunbatam.id/Endra Kaputra)

Salah satunya mengenai tempat yang akan dijadikan lokasi isolasi orang-orang yang terpapar Covid-19 tidak dengan gejala.

Diakuinya, semakin banyak tempat isolasi justru lebih baik, namun langkah pemerintah hendaklah tetap menjaga ketenangan bagi masyarakat.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, Pemko Tanjungpinang memilih Lohas Village di Jalan Kawal Kecamatan Toapaya sebagai tempat isolasi.

Arison menyesali langkah pemerintah yang terkesan bertindak semena-mena. Menurutnya wajar jika ada aksi penolakan terutama dari warga sekitar.

Permasalahan ini juga sama saat gedung LPMP Kepri ditetapkan sebagai tempat isolasi bagi pasien Covid-19 yang tidak ada gejala. Waktu itu juga sempat ada penolakan dari masyarakat.

Ia menilai, hal inilah yang seharusnya diperhatikan pemerintah melalui Satgas Covid-19, agar melakukan komunikasi dan sosialisasi terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar sebelum direncanakan jadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19.

"Jangan seolah-olah masyarakat dalam posisi salah, seolah tidak mendukung kebijakan pemerintahnya. Sehingga terkesan sebagai objek dari suatu kebijakan," jelasnya.

Menurutnya, alasan masyarakat keberatan itu wajar, karena mereka khawatir tertular. Soalnya mereka beranggapan tempat isolasi mandiri sama dengan rumah sakit.

Maka dari itu masyarakat perlu diberikan edukasi, mereka yang diisolasi orang yang positif covid-19 tanpa gejala.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved