HUMAN INTEREST

Kisah Pasutri di Natuna Terpapar Corona, Hamid Sedih Tak Bisa Kerja di Lapangan

Camat Bunguran Timur Natuna Hamid Hasnan tak menyesal ia bisa terkena covid-19. Ia hanya sedih selama dikarantina tak bisa kerja di lapangan lagi

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/screenshot video Hamid Hasnan
Camat Bunguran Timur, Hamid Hasnan bersama istri, saat beraktivitas di tempat karantina pasien covid-19 di Asrama Haji Natuna yang berada di komplek Natuna Gerbang Utaraku (NGU) 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Virus corona bisa menyerang siapa saja dan dimana saja. Tak mengenal usia; tua, muda bisa terpapar corona.

Hal ini pula yang dialami Camat Bunguran Timur Natuna, Hamid Hasnan (55).

Tepat pada tanggal 19 Mei 2021 lalu, tak disangka ia terpapar covid-19.

Memang, selama hampir 5 bulan terakhir, Hamid aktif di Satgas Covid-19 Natuna khususnya di Kecamatan Bunguran Timur.

Ia ikut membantu pelaksanaan tracing, swab, dan membantu mengevakuasi pasien positif covid-19 ke Asrama Haji.

Baca juga: Kisah Satu Keluarga di Karimun Kena Covid, Apa Kami Akan Dipersatukan Kembali?

Baca juga: Warga Tolak Lokasi Karantina Pasien Covid-19, Ini Respons Camat Bunguran Timur Natuna

Ia juga ikut berbaur dengan mereka yang butuh dukungan.

Di rumahnya, tak hanya Hamid, istrinya juga ikut terinfeksi penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.

Beruntung, anak-anaknya tidak kena covid-19. Kini Hamid dan istrinya masih menjalani isolasi di Asrama Haji Natuna yang terletak di Kompleks Gerbang Utaraku.

Selain pasangan suami istri (pasutri) ini, ada ratusan pasien covid-19 lainnya yang menjalani isolasi di sana.

Hamid bercerita, kemungkinan ia bisa terpapar covid-19 karena teledor, kurang menjaga kesehatan dan pola makan juga tidak teratur.

Camat Bunguran Timur, Hamid Hasnan saat beraktivitas di tempat karantina pasien covid-19 di Asrama Haji Natuna yang berada di komplek Natuna Gerbang Utaraku (NGU)
Camat Bunguran Timur, Hamid Hasnan saat beraktivitas di tempat karantina pasien covid-19 di Asrama Haji Natuna yang berada di komplek Natuna Gerbang Utaraku (NGU) (tribunbatam.id/istimewa)

Saat memulai ceritanya itu, tanpa sadar suara Hamid mulai tersengar lirih dan sendu.

Terdengar pula helaan napas panjang serta riuh tangis hampir pecah.

"Saya tidak menyesal kenapa saya harus terpapar. Hanya saja saya kecewa (pada diri sendiri), ketika saya terpapar, saya dikarantina dan saya tidak bisa lagi bekerja di lapangan," ucap Hamid kepada Tribunbatam.id, baru-baru ini.

Meski terinfeksi virus corona, Hamid bersyukur keempat anaknya tidak terpapar dan masih melakukan aktivitas di kediamannya.

"Alhamdulillah anak-anak tidak terpapar, kebetulan keempatnya ada di sini, karena proses kuliah berlangsung secara daring," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved