BATAM TERKINI

JERITAN Pedagang di Batam Jika PPN Sembako Jadi Dipungut, Aan : Bisa Hancurlah Kami di Pasar

Pemerintah rencananya akan mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk barang kebutuhan pokok alias sembako. Ini kata pedagang.

TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah
Aktivitas salah satu pedagang sayur di Pasar Botania I, Kota Batam belum lama ini. Pedagang mulai resah terkait rencana pungutan PPN Sembako. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah rencananya akan mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk barang kebutuhan pokok alias sembako.

Rencana penerapan PPN untuk sembako tertuang dalam rancangan draf revisi kelima Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP). 

Sembako yang bakal kena PPN seperti beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam konsumsi, daging, telur, susu, buah-buahan, sayur-sayuran, ubi-ubian, bumbu-bumbuan, dan gula konsumsi.

Semula, barang-barang itu dikecualikan dalam PPN yang diatur dalam aturan turunan, yakni Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 116/PMK.010/2017.

Sedangkan dalam draft RUU pasal 4A, sembako dihapus dalam kelompok barang yang tak dikenai PPN.

Wacana Pemerintah Pusat dalam menaikkan harga pajak pertambahan nilai (PPN) dari bahan pokok atau sembako, disinyalir akan mempersulit para pedagang terutama para pedagang di pasar tradisional.

Hal ini diakui oleh beberapa pedagang di Pasar Basah Tiban Center, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (11/6/2021).

Baca juga: JADWAL Kapal Ferry di Domestik Sekupang Batam, Jumat 11 Juni 2021, Tes Genose Hanya Rp 30 Ribu

Aan, salah satu pedagang ikan di pasar tersebut bahkan mengungkapkan wacana dari Menteri Keuangan tersebut, hanya akan membuat hancur para pedagang kedepan nya.

Diakuinya sebelum kebijakan tersebut disahkan, saat ini beberapa harga ikan bahkan belum bisa menyentuh harga normal sejak Idul Fitri 1442 Hijiriah kemarin.

"Harga ikan benggol sekarang Rp 33 ribu, dari sebelumnya Rp 25. Ikan tongkol paling mahal Rp 35 ribu. Sotong dan cumi udah Rp 85 ribu, dan udang paling mahal bisa Rp 105 ribu per kilo sekarang," ujarnya.

Menurutnya kekosongan stok dan juga pandemi yang masih belum selesai hingga saat ini, masih menjadi faktor kuat naikknya harga ikan saat ini.

"Kalau nanti dinaikkan lagi, bisa hancurlah kami di pasar ini," imbuhnya.

Kenaikan item bahan pokok lain juga diakui Wati yang merupakan pedagang telur, dimana saat ini harga telur mengalami kenaikan sejak dua hari lalu.

Untuk telur ayam yang berukuran sedang, diakuinya sudah berada di harga Rp 18 ribu per pack yang berisi 10 butir.

Sementara untuk harga telur ayam berukuran kecil, sudah di harga Rp 17 ribu per pack isi 10 butir.

"Kalau beli per papan yang besar ini Rp 58 ribu dan yang lebih kecilnya Rp 43 ribu," ungkapnya.

Kemudian untuk harga bahan pokok lain seperti bawang putih diakui masih dalam harga normal di angka Rp 28 ribu, walau demikian harga bawang merah jawa telah mengalami kenaikan sebesar Rp 30 ribu dari harga sebelumnya yang hanya Rp 28 ribu.

"Bawang yang naik cuma bawang merah dari Jawa, itupun karena pengiriman aja sering telat," ujar Aan

Kemudian untuk harga minyak goreng sendiri juga diakuinya berdasarkan merk jual, dimana minyak goreng merk Jujur dijual dengan harga Rp 7.500 per liter dan minyak goreng Bimoli dijual Rp 13 ribu per liter.

Kenaikan harga juga diakuinya belum terjadi pada harga jual gula pasir yang masih di angka Rp 11 ribu per kilogram.

Harga garam beryodium merk Dolphin juga masih di angka normal yakni Rp 2.500 untuk kemasan 250 gram, dan Rp 6.500 untuk kemasan 1 kilogram.

"Kalau untuk eceran kita hanya jual untuk gula pasir. Bahan pokok lain kita memang jual yang udah ada merk. Kayak mentega disini hanya ada yang merk For Vita, harganya Rp 5 ribu yang ukuran 250 gram," katanya. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita tentang Kepri

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved