Bermula dari Minuman Obat Racikan Apoteker, Coca-Cola jadi Raksasa Minuman Bersoda di Dunia
Coca-Cola kehilangan nilai pasar 4 miliar dollar AS atau Rp 56,8 triliun (Kurs Rp 14.200 per dollar AS).
Pada tahun 1982 perusahaan memperkenalkan minuman ringan rendah kalori bebas gula Diet Coke. Perusahaan tersebut terus mengembangkan beberapa formula rasa baru agar penjualan tidak menurun.
Namun beberapa varian rasa baru tidak diterima dengan baik dan memicu kekesalan konsumen. Hal itu mendorong Coca-Cola kembali menghidupkan formula lama yang disebut sebagai Coca-Cola Classic.
Masuk bisnis film
Perusahaan memperluas lini bisnisnya. Tahun 1982, Coca-Cola mulai menjadi pemegang saham di Columbia Pictures Industries Inc, sebuah perusahaan pembuat film kenamaan di Negeri Paman Sam.
Tahun 1990-an adalah era di mana perusahaan semakin memperluas pasarnya di Benua Asia dan Eropa.
Di tahun-tahun itu pula, Coca-Cola mulai memperkenalkan botol plastik. Mereka terus menciptakan merek baru mendampingi minuman Coca-Cola.
Beberapa merek minuman milik Coca-Cola antara lain Powerade, Qoo, Maaza, Inka Kola, dan Thums Up.
Lalu terakhir di tahun 2005, perusahaan meluncurkan produk Coca-Cola Zero yang diklaim perusahaan sebagai minuman tanpa kalori namun tetap dengan rasa Coca-Cola asli. (*)
