HUMAN INTEREST
Kisah Peternak Sapi di Bintan Mampu Sekolahkan Dua Anak hingga Perguruan Tinggi
Suparni (55), warga Kampung Sei Jeram, Desa Lancang Kuning, Bintan bangga bisa menyekolahkan dua anaknya hingga ke Perguruan Tinggi
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Inilah kisah Suparni (55), seorang peternak sapi di Bintan.
Berkat keteguhan dan kegigihannya, warga Kampung Sei Jeram, Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan ini berhasil mengembangkan usaha ternak sapinya.
Dari hasil penjualan ternak itu pula, pria ini mampu menyekolahkan dua anaknya hingga ke perguruan tinggi (PT).
Satu di kampus UMRAH Tanjungpinang dan satu lagi di Akademi Komputer Jogja.
Tergambar dari raut wajah pria yang sudah memiliki seorang cucu ini, ekspresi bangga bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga perguruan tinggi.
Baca juga: Cerita Purom Wenda Kembali ke NKRI, Kelaparan di Hutan Saat Jadi Pemimpin KKB
Baca juga: Kisah Pengusaha Kuliner di Batam, Tantang Pandemi lewat Inovasi Es Buah Terserah
"Saya sangat bangga. Alhamdulillah saya sudah tunaikan tugas saya menyekolahkan anak saya sampai sarjana semua.
Masalah cari kerja urusan anak saya dan mudah-mudahan dipergunakan dengan baik," ucapnya kepada Tribunbatam.id baru-baru ini.
Suparni bercerita, ia sudah puluhan tahun melakoni pekerjaan sebagai peternak sapi.
Ternak sapi yang digelutinya ini hanya untuk penggemukan dan dijual pada saat hari raya.
"Jadi saya membeli bibit sapi yang masih berusia 2 tahun. Setelah itu sapi itu saya ternak untuk penggemukan hingga layak dijual untuk kurban hingga berusia 2,5 tahun," tuturnya.
Adapun harga bibit sapi saat dibeli dan didatangkan dari Lampung sekitar Rp 13-15 juta per ekor.
Setelah 5-7 bulan sapi diternak dan digemukkan, sapi-sapi ini akan dijual dengan kisaran harga mulai Rp 19-22 juta per ekor untuk jenis sapi Bali.
Sedangkan sapi jenis Simmental dari harga Rp 19-35 juta per ekor.
"Harga ini bervariasi tergantung bobot sapi," terangnya.
Saat ini usaha peternakan sapi milik Suparni sudah dikenal banyak warga di Bintan.
Peternakan sapi ini juga mendapat pengawasan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan.
Salah satunya pengawasan perihal kesehatan dan kelayakan ternak sapi yang didatangkannya dari Lampung.
Selain beternak sapi, pria asli kelahiran Kampung Sei Jeram ini juga bekerja sebagai petani sayur-sayuran di kebun miliknya yang berada tidak jauh dari kediamannya.
"Ya untuk nambah-nambah penghasilan di samping penghasilan dari ternak sapi," ungkapnya.
Ia pun tampak gigih bekerja walaupun sudah lanjut usia. Diketahui, kedua anaknya saat ini juga sudah bekerja dan menikah.
"Harus tetap bekerja selagi mampu dan masih kuat. Meskipun anak saya sudah bekerja dan menikah semua," ujarnya.
Suparni berharap usaha ternak sapinya dapat berkembang hingga bisa memiliki banyak kandang di Bintan.
(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Human Interest Story