Demam Berdarah Renggut Nyawa Balita di Karimun
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Karimun merenggut nyawa balita. Lambat penanganan dari orangtua
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Agus Tri Harsanto
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Karimun merenggut nyawa balita.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi mengungkapkan per enam bulan ada satu balita meninggal.
"Balita yang meninggal itu asal Kecamatan Moro, meninggal karna lambatnya penanganan dari orangtuanya," ucap Rachmadi.
Secara rinci data lima tahun terakhir, tahun 2016 kasus DBD tercatat 418, tahun 2017 ada 368 kasus, tahun 2018 ada 176 kasus, tahun 2019 ada 232 kasus, tahun 2020 ada 445 kasus, sementara tahun 2021 per bulan Juni mencapai 165 kasus.
Ia menambahkan, pihaknya melakukan langkah-langkah seperti yang di ketahui menyebar larvasidasi dan tidak menggunakan lagi abatesasi.
"Larvadisasi adalah metode biologi dan itu lebih aman," ungkapnya.
Langkah selanjutnya dengan melakukan fooging secara massal di wilayah Moro selama dua hari.
"Namun tetap juga perlu kerjasama dari masyarakat dengan menerapkan 3M, mengingat ini masih pandemi covid-19," tambahnya.
Seiring tingginya kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karimun, kemudian dihadapkan dengan wabah DBD. Rachmadi memberikan perbedaan pasien suspect terjangkit DBD atau terkonfirmasi Covid-19.
Ia mengungkapkan, bahwa akan terlebih dahulu di lakukan pemetaan kasus.
"Intinya kalau gejala demam ya harus dibawa ke medis. Lalu kalau tidak ada kasus Covid di sekeliling tempat tinggalnya, bisa jadi DBD, tentunya harus di lakukan pengecekan secara medis dulu untuk melakukan diagnosa," jelasnya.
Antara Covid dan DBD harus tetap diwaspadai. Dilihat dari potensi penyebarannya, Covid lebih cepat menular dibanding DBD.
Namun, jika berdasarkan hasil screening dicurigai Covid, maka tindakan selanjutnya akan dilakukan swab.
Saat ini, dengan kondisi yang di hadapkan dengan wabah Covid, namun tidak kalah penting untuk fokus terhadap penyebaran wabah penularan penyakit yang lain.
"Kami sekarang sedang kerja keras, dengan wabah Covid ini tim medis melakukan vaksinasi di semua Kecamatan, secara bersamaan tenaga medis kita tidak bertambah dan harus menangani DBD juga," jelasnya.