Setelah Singapura, Kini Pemerintah Australia Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa, Vaksinasi jadi Kunci

Pemerintah Australia mengumumkan rencana pengalihan fokus mereka dan mulai memperlakukan COVID sama seperti perlakuan terhadap virus flu biasa.

Wikimedia Commons/Adam.J.W.C. via Tribunnewswiki
Setelah Singapura, Kini Pemerintah Australia Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa, Vaksinasi jadi Kunci. FOTO: Gedung Opera Sydney di Bennelong Point, Sydney, Australia. 

TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Australia mengumumkan rencana pengalihan fokus mereka dan mulai memperlakukan COVID sama seperti perlakuan terhadap virus flu biasa.

Australia akan lebih fokus ke tingkat rawat inap dan kematian, saat lebih sedikit warganya yang menunjukkan gejala ringan.

Dalam rapat kabinet nasional Jumat (2/7/2021), pemerintah Australia menyetujui empat fase untuk mewujudkan covid-19 sama dengan flu biasa.

Perdana Menteri Scott Morrison menyatakan empat langkah ini bertujuan agar Australia mulai memperlakukan COVID-19 sama "seperti flu".

Morrison menekankan, untuk bisa mencapai kondisi tersebut, warga Australia perlu segera merampungkan program vaksinasi.

Meski Pemerintah Australia belum menyetujui berapa kali suntikan vaksin yang diperlukan.

Jika terwujud, maka tidak diperlukan lagi langkah 'lockdown' sebagai pencegahan covid-19.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura juga sudah mengumumkan rencananya untuk mengalihkan fokus mereka dan mulai memperlakukan COVID sama seperti perlakuan terhadap virus flu biasa.

Baca juga: Singapura Menuju New Normal, Warga Diperbolehkan Berkerumun Jika Sudah Divaksin

Berikut empat fase yang dimaksud pemerintah Australia:

Fase 1: Yang sedang dijalani

PM Morrison mengatakan 'lockdown' hanya akan dilakukan sebagai "upaya terakhir" pada fase ini.

Bereksperimen dengan model karantina alternatif, seperti karantina di rumah tujuh hari bagi pendatang yang telah divaksinasi

Mengembangkan digital untuk memverifikasi status vaksinasi seseorang

Australia sedang berada di posisi ini, yakni baru sebagian warga yang divaksinasi, dan penanganan wabah baru masih bergantung pada memberlakukan aturan ketat, seperti 'lockdown', yang berdampak pada semua orang ikut mengendalikan, menahan, dan menekan wabah COVID-19.

Namun ada sejumlah perubahan yang akan dilakukan, di antaranya:

Mengurangi jumlah kedatangan internasional hingga 50 persen menjadi 3.085 orang per minggu

Meningkatkan penerbangan ke Australia yang difasilitasi Pemerintah

Hingga kemarin, 7,9 persen warga Australia telah menerima dua kali suntikan vaksin COVID-19, dan 29,6 persen penduduk telah menerima setidaknya satu kali suntikan.

Hal ini mengisyaratkan bahwa pelonggaran pembatasan sosial dan hidup pasca-COVID secara langsung terkait dengan pilihan mereka untuk divaksinasi.

Pejabat tertinggi bidang medis di Australia, Profesor Paul Kelly, telah diberi mandat untuk bekerja dengan para ahli di Institut Doherty untuk menetapkan ambang batas vaksinasi pada setiap tahapan.

"Hal itu tidak akan didasarkan pada opini perorangan. Atau aliran politik mereka. Ini akan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah," ujar PM Morrison.

Meski tidak memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke fase 2 atau fase berikutnya, namun PM Morrison berharap "kita akan memasuki fase kedua tahun depan".

Baca juga: Alasan Singapura Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa, Kewalahan Karena Tak Ada Pekerja yang Datang

Fase2: Jumlah kasus tak lagi jadi fokus

PM Morrison menjelaskan pada fase 2 pemerintah akan mengubah fokus penanganan COVID dari mencegah dan menekan penularan menjadi "pengurangan kematian, sakit parah dan perawatan" orang yang terkena virus.

Perdana Menteri menyebutkan tolok ukur untuk fase 2 dan seterusnya belum dirampungkan saat ini, namun mungkin mencakup:

Pelonggaran pembatasan sosial, seperti 'lockdown' dan perbatasan negara bagi mereka yang telah divaksinasi

'Lockdown' hanya akan dilakukan untuk mencegah terjadinya perawatan dan kematian dalam situasi ekstrem

Meningkatkan jumlah kedatangan internasional termasuk bagi mereka yang telah divaksinasi

Jumlah kedatangan internasional bagi mahasiswa asing dan pemegang visa ekonomi

Pengaturan model karantina baru

Melaksanakan atau mempersiapkan percepatan vaksinasi

Alasan utama untuk mengubah fokus pada fase 2 ini yaitu meski orang yang telah divaksinasi tetap tertular COVID, mereka tidak akan mengalami sakit parah.

Fase 3: Tak ada lagi 'lockdown'

Pada fase inilah, menurut PM Morrison, Australia akan memperlakukan COVID-19 sama seperti memperlakukan flu musiman yang selama ini terjadi.

"Artinya tidak ada lagi lockdown," ucapnya.

Kemungkinan langkah-langkah yang diberlakukan pada fase 3 yaitu:

Tak ada 'lockdown'

Percepatan vaksinasi terus berjalan

Mengecualikan orang yang telah divaksinasi dari pembatasan-pembatasan lokal

Menghapuskan kuota jumlah kedatangan internasional

Memperbolehkan orang yang telah divaksinasi untuk meninggalkan Australia

Memperluas koridor perjalanan dengan negara lain

Fase 4: Kembali ke kenormalan

PM Morrison menyebut fase akhir ini sebagai "kembali ke kenormalan" meski masih ada sisa-sisa pandemi.

Misalnya, ia memberikan contoh, hanya orang yang telah divaksinasi yang akan dikecualikan dari ketentuan karantina.

Namun untuk mencapai fase 4, semuanya tergantung pada kesiapan warga untuk divaksinasi.

"Bila Anda divaksinasi, Anda dapat mengubah cara kita hidup sebagai sebuah bangsa. Anda dapat mengubah cara kita hidup di Australia," ujar PM Morrison. (abc news indonesia)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Susul Singapura, Australia Perlakukan Covid-19 jadi Flu Biasa, Empat Tahapan yang Dilakukan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved