CORONA KEPRI
Pedagang Keluhkan PPKM Mikro Batam Diperketat: Kami Butuh Makan, Usaha Tak Jalan
Sejumlah pedagang mengeluhkan pengetatan PPKM Mikro di Batam. Mereka mengaku usaha mereka terancam gulung tikar dengan adanya kebijakan ini.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah pedagang mengeluhkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro Batam yang kian diperketat.
Tak hanya pelaku usaha makro, kebijakan ini pun langsung berdampak signifikan ke pelaku usaha mikro.
Beberapa di antaranya mengaku, sejak PPKM Mikro Batam berlaku, omzet mereka turun hingga 50 persen.
"Mau bagaimana ini? Tanggungan kami banyak, sementara usaha tak jalan," ujar seorang pedagang kuliner di kawasan sekitar Botania, Desi kepada TribunBatam.id, Selasa (6/7/2021).
Desi mengaku tak tahan jika kondisi sulit ini terus terjadi.
Mengingat tak adanya kepastian terkait berakhirnya covid-19 di Batam.

Apalagi jumlah pasien terkonfirmasi positif virus corona di Batam setiap harinya terus bertambah.
Belum lagi, hampir seluruh kecamatan di Batam berstatus Zona Merah Covid-19.
"Tapi kami harus makan. Kalau begini terus seolah tak ada kepastian kapan ini berakhir," keluhnya.
Senada dengan Desi, Baginda juga mengeluhkan kondisi serba sulit saat ini.
Bahkan, lanjut Baginda, warung kopi miliknya sempat didatangi oleh Tim Satgas Covid-19 Batam tiga kali berturut-turut.
"Sekarang sudah ada jam malam pula. Mall katanya harus tutup jam 5 sore. Ini seperti balik ke awal-awal pandemi dulu," sesalnya.
Sementara itu, pengunjung di sejumlah warung kopi kawasan Batam Centre tampak sepi.
Bahkan, beberapa pemilik Kedai Kopi memilih untuk tak membuka kedainya dikarenakan aturan PPKM Mikro Batam semakin ketat.
Jika para pengunjung datang, mereka diminta untuk memesan lalu membawa minumannya pulang atau take away.
Baca juga: PPKM Mikro Kepri, Pemkab Karimun Lakukan Pengetatan Prokotol Kesehatan
Baca juga: PPKM Mikro Batam, Tempat Hiburan di Batuaji Kucing-Kucingan dengan Satgas Covid-19
Oleh sebab itu, pengunjung pun memilih untuk berdiam diri di rumah dan memesan (order) makanan atau minuman kesukaannya melalui aplikasi (daring).
"Ya kalau begini, bagus saya dari rumah saja pesannya.
Lebih tak cemas daripada harus kena usir," kata Warga Batam, Jefri.
Pemilik toko di Batam lainnya mengaku PPKM Mikro Batam membuat mereka semakin terpuruk saja.
Salah satu pemilik toko aksesoris mobil bernama Mia (29) mengaku sudah 4 hari belakangan ini mereka di wajibkan tutup hingga pukul 20.00 WIB saja.
Pemko Batam sudah memberlakukan beberapa aturan baru PPKM Mikro Batam.
Salah satu aturan tersebut yakni jam operasional mal yang akan dipercepat tutupnya sampai pukul 17.00 WIB, aturan dine in restoran hingga pukul 17.00 sisanya boleh take away dan delivery hingga pukul 20.00 WIB.
"Dengan peraturan pemerintah tersebut omzet penjualan kami makin turun," kata Mia.

Semenjak pembatasan jam operasional berlaku, ia sungguh kesulitan mencari pembeli.
Bahkan untuk mencari uang Rp 10 ribu sekalipun.
"Hal ini membuat kami makin sulit untuk berjualan," ujarnya.
Hal serupa juga di katakan oleh Gilang (25) penjualan oleh-oleh khas Batam.
Saat ditemui Tribun Batam Selasa, (6/7/2021) sore mengatakan sejak mall tutup pada pukul 20.00 WIB pelanggannya jadi jarang membeli oleh-oleh khas Batam miliknya.
"Rata-rata yang membeli oleh-oleh di sini pada umumnya anak PT.
Biasanya mereka ke mall sekitar pukul 20.00 WIB, sementara kami sudah tutup," keluh Gilang.
Sejak diberlakukan aturan tersebut pembeli oleh-oleh dalam sehari bisa dihitung jari.

Jika dibandingkan dengan sebelumnya yakni tutup pada pukul 21.00 masih agak lumayan yang beli.
Baik Gilang maupun Mia sama-sama berharap agar untuk mall jangan sampai tutup pada pukul 20.00 WIB, mengingat jam tersebut kunjungan masyarakat ke mal tergolong padat.
"Menurut saya, mallnya tetap buka saja, yang penting protokol kesehatan Covid-19 harus diperketat. Karena jika di batasi maka kami bisa terancam gulung tikar," harapnya.
Pantauan TribunBatam.id di lantai 2 mal Nagoya Hill tampak suasana sepih baik di dalam maupun di luar mall tersebut.
Beberapa lapak tempat usaha oleh-oleh khas Batam juga tampak ditutup. Beberapa penjual sedang santai sembari melakukan komunikasi dengan rekannya via telepon WhatsApp.
Pengunjung yang melintas di dalam mall sangat sedikit.
Suasana ini terjadi sejak 4 hari yang lalu.(TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah/Ronnye Lodo Laleng/Roma Uly Sianturi)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam