Terungkap Antibodi Penerima Vaksin Sinovac hanya Sepersepuluh dari Penerima Vaksin Pfizer-BioNTech

Rendahnya efektivitas vaksin Sinovac terungkap dalam penelitian Universitas Hong Kong (HKU).

Channel News Asia
Terungkap Antibodi Penerima Vaksin Sinovac hanya Sepersepuluh dari Penerima Vaksin Pfizer-BioNTech. FOTO Ilustrasi vaksin pfizer 

Teknologi vaksin mRNA memang bukan hal baru. Sebab, teknologi mRNA juga telah digunakan para ilmuwan dalam mengembangkan vaksin untuk penyakit menular dan kanker selama beberapa tahun ini.

Vaksin mRNA tidak mengandung bagian apa pun dari virus SARS-CoV-2.

Namun sebaliknya, vaksin ini membawa sepotong messenger RNA, materi genetik yang disintetis secara kimiawi.

Materi mRNA itu berisi tentang informasi yang diperlukan sel kita sendiri untuk membuat protein spike SARS-CoV-2.

Pada virus corona SARS-CoV-2, protein spike berperan penting dalam menginfeksi sel inang dan menyebabkan infeksi Covid-19 pada manusia.

Dengan suntikan vaksin mRNA ini, sel-sel kita akan membuat protein ini dan menyajikannya ke dalam sistem kekebalan tubuh.

Tujuannya, untuk merespons dengan menciptakan antibodi dan mengembangkan kekebalan yang lebih tahan lama dalam bentuk respons sel T dan sel B.

'Banyak nyawa yang masih terselamatkan'

Meski efektivitas vaksin Sinovac rendah, epidemiologi Ben Cowling, salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan orang harus tetap mendapatkan vaksin Sinovac jika tidak ada pilihan lain karena beberapa perlindungan selalu lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik," katanya kepada AFP.

"Jelas lebih baik divaksinasi dengan vaksin tidak aktif daripada menunggu dan tidak divaksinasi," tambahnya.

"Banyak, banyak nyawa telah diselamatkan oleh vaksin tidak aktif."

Para peneliti mengatakan data mereka menyarankan "strategi alternatif" seperti suntikan booster (suntikan ketiga) mungkin diperlukan untuk meningkatkan perlindungan bagi mereka yang telah menerima Sinovac.

Cowling mengatakan kapan harus memberikan suntikan booster akan menjadi fase berikutnya dari studi mereka yang sedang berlangsung.

"Prioritasnya adalah booster untuk orang yang menerima Sinovac sementara booster untuk orang yang awalnya menerima BioNTech mungkin tidak begitu mendesak," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved