INFO CUACA
Cuaca Tanjungpinang dan Bintan Berawan saat Idul Adha 1442 Hijriah Besok
BMKG memprakirakan cuaca Tanjungpinang dan Bintan untuk tiga hari ke depan. Terutama saat Idul Adha 1442 Hijriah, Selasa (20/7)
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang memprakirakan cuaca untuk wilayah Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) untuk tiga hari ke depan.
Khususnya besok, Selasa (20/7/2021) saat Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.
Analisis dinamika suhu muka laut (Sea Surface Temperature atau SST) per tanggal 17 Juli 2021 disekitar perairan Kepulauan Riau khususnya di perairan Pulau Bintan umumnya masih dalam kondisi yang hangat berkisar antara 29°C s.d 30°C dan anomali SST di wilayah perairan Kepulauan Riau cenderung bersifat netral ke positif yang bernilai antara 0.5 s.d.+1.0°C.
"Indeks ENSO terupdate sebesar -0.15 dan dalam kondisi netral, dan diprakirakan kondisi netral ini akan berlangsung hingga Desember 2021. Sehingga secara umum tidak memberikan dampak terhadap peningkatan aktivitas konveksi di wilayah Indonesia," kata Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Vivi Putrima Ardah, Senin, (19/7/2021).
Selain itu, lanjutnya, Indeks Dipole Mode (DMI) sebesar -0.14 yang menunjukkan kondisi negatif, dan diprakirakan akan kembali netral dan berlangsung hingga Januari 2022. Sehingga tidak berpengaruh terhadap penambahan massa udara di wilayah Indonesia.
Baca juga: Jadwal Kapal Ferry di Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, H-1 Idul Adha Hanya Ada 3 Trip
Analisis per tanggal 17 Juli 2021 menunjukkan MJO berada di kuadran 4 yang berpengaruh terhadap distribusi awan-awan konvektif penghasil hujan di wilayah Indonesia, terutama di wilayah Kepulauan Riau.
"Angin Monsun Australia diprakirakan masih mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia hingga dasarian I Agustus 2021. Hal ini ditunjukkan dengan aliran massa udara di wilayah Indonesia bagian selatan equator umumnya didominasi angin timuran kecuali
Sumatera bagian tengah hingga utara.
Pola siklonal diprediksi terbentuk di wilayah barat Sumatera dan utara Sulawesi-Maluku. Adanya daerah pertemuan massa udara di daerah Sumatera bagian tengah dan Kalimantan Utara," terangnya.
Analisa kelembapan udara relatif (relative humidity) pada dasarian I di lapisan permukaan umumnya di atas 85% dan diprediksi pada dasarian II Juli – I Agustus berada di atas 80%. Kelembapan udara relatif pada lapisan 850 mb umumnya berkisar antara 55% - 85% dan dipredikisi umumnya berkisar antara 35% – 90% pada dasarian II Juli – I Agustus.
Kelembapan udara relatif pada lapisan 700mb umumnya antara 35 – 80% dan dipredikisi umumnya berkisar antara 30% – 90% pada dasarian II Juli – I Agustus.
"Untuk peringatan dini yang harus diwaspadai terjadinya hujan sedang-lebat secara tiba-tiba yang dapat disertai petir dan angin kencang akibat munculnya awan Cumulonimbus," ungkapnya.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer pengaruh fenomena cuaca skala global (ENSO) dan IOD tidak berpengaruh, sedangkan MJO cukup memberikan dampak terhadap peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia khususnya Kepulauan Riau.
Nilai SST yang hangat dengan nilai anomali SST berada dikisaran netral ke positif menunjukkan aktivitas penguapan yang cukup untuk menyuplai uap air ke atmosfer, sehingga dapat mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar wilayah Pulau Bintan.
Pengaruh dari fenomena cuaca skala lokal juga berpengaruh berupa adanya belokan angin (shearline) dan pertemuan angin (konvergensi) masih sering terjadi di sekitar wilayah Kepulauan Riau dan wilayah Barat
Kalimantan.
Selain itu didukung dengan kondisi kelembapan udara di lapisan menengah yang sedang hingga tinggi menyebabkan cuaca di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya masih dapat berpotensi terjadi hujan lokal, namun karena kuatnya tiupan angin pada lapisan atas dapat menyebabkan terhambatnya pembentukan awan konvektif penghasil hujan di wilayah Pulau Bintan.