KEBIJAKAN
Harga Mobil dan Elektronik Diprediksi Bakal Naik Imbas Penghapusan PPnBM
Gaikindo berharap, kebijakan apapun yang dirilis pemerintah, maka harus berimbas pada pertumbuhan.
TRIBUNBATAM.id - Rencana pemerintah menghapus aturan pungutan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan diganti dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diprediksi akan menaikkan harga kendaraan bermotor dan elektronik.
Meski demikian, para pengusaha otomotif dan barang elektronik masih wait and see.
Namun mereka khawatir perubahan kebijakan pungutan pajak bisa menaikkan harga jual produk.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) masih menanti kebijakan terbaru PPnBM dan PPN.
Baca juga: PPnBM Kendaraan Bermotor Bakal Dihapus, Lalu Apa Gantinya?
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menyebutkan, pihaknya memahami pemerintah ingin meningkatkan penerimaan pajak.
"Namun di sisi lain, kami ingin industri dalam negeri bisa kembali bergerak," kata dia di acara virtual Industrial Automation, Kamis (22/7).
Kelak, aturan pajak itu akan tertuang di Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Kelima atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Beleid ini tengah dibahas oleh Kementerian Keuangan bersama Komisi XI DPR RI.
Pasal 7A RUU KUP menyebutkan pemerintah akan menerapkan multi tarif PPN yakni 5% atas barang yang dibutuhkan masyarakat dan 25% untuk barang mewah.
Tarif PPN tertinggi itulah yang akan mengakomodasi pengenaan barang yang merupakan objek PPnBM yang berlaku saat ini.
Gaikindo masih mengkaji dampak yang akan ditimbulkan oleh aturan itu.
Langkah serupa juga dilakukan saat pemerintah memberlakukan perubahan dalam pola pajak untuk kendaraan bermotor sesuai dengan tingkat emisi.
Baca juga: TANPA Dollar, Transaksi Bilateral Indonesia-China Pakai Rupiah dan Yuan,BI: Teknisnya Hampir Selesai
"Saat menganalisis kebijakan tersebut, kami melihat dari tiga poin, pertama pendapatan pemerintah dari pajak tetap diusahakan meningkat,
kedua emisi yang diharapkan dari kendaraan bermotor turun, dan ketiga industri otomotif tidak mengalami kontraksi," ungkap Kukuh.
Gaikindo berharap, kebijakan apapun yang dirilis pemerintah, maka harus berimbas pada pertumbuhan.