HUMAN INTEREST

Laurensius Rela Mengais Sampah Selama 6 Tahun di Batam Demi Sekolahkan 3 Anaknya di Jakarta

Sudah 6 tahun, Laurensius Agato mencari rezekinya dari mengais sampah dan barang bekas di Batam demi menyekolahkan anaknya di Jakarta.

Penulis: ronnye lodo laleng |
TRIBUNBATAM.id/Ronnye Lodo Laleng
Sudah 6 tahun, Laurensius Agato mencari rezekinya dari mengais sampah dan barang bekas di Batam demi menyekolahkan anaknya di Jakarta. 

Belum lagi kebutuhan dapur dan beberapa kepentingan tak terduga lainnya selama di jalanan.

Meski demikian, ia tetap bersyukur dan tetap bekerja dengan maksimal, hidup adalah mensyukuri hasil dengan terus berjuang.

"Intinya kita kerja halal, dan jangan mengambil barang orang tanpa izin, serta jangan malu melakoni pekerjaan seperti ini. Kita fokus saja untuk cari uang," ujarnya.

Kesehariannya ia rutin bangun pagi, dan bergegas dari rumah dengan menggunakan angkutan umum dengan biaya pergi dan pulang Rp 8.000.

Jika mendesak dan tidak hujan maka dirinya menggunakan ojek dengan biaya yang dikeluarkan lebih besar yakni Rp 20 ribu pergi pulang (PP).

Saat bercerita, sedikit tersirat keinginan Laurensius seperti orang lain yang bermodal dan mendirikan usaha ataupun berdagang.

Tapi penghasilan hariannya memang belum bisa ditabung, karena kebutuhan setiap harinya harus terpenuhi.

Rekan se-profesinya pun banyak, meski begitu hubungan antar sesamanya diakuinya berjalan baik dan normal. Tidak ada pembagian wilayah yang jelas, yang penting tidak rebutan dalam satu lahan yang sedang digarap.

Ia mengakui hanya memilah dan menjual jenis sampah se-normalnya.

Jenis barang yang bisa dijual pun memang beragam, dari mulai kaleng, dus, plastic snack, buku, hingga jenis bahan plastik lainnya.

Singkat kata ia bercerita bahwa sejak tahun 1994 dirinya sudah merantau ke Kota Batam.

Sempat melakoni beberapa pekerjaan seperti Securiti hingga karyawan di sebuah perusahaan ternama di Kota Batam

"Perjalanan hidup saya sangat berliku. Saat ini ia hanya hidup sendiri bersama anak-anaknya, sang istri sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu," ungkapnya.

Setelah hampir satu jam berbincang Laurensius Agato akhirnya pamit pergi melakukan aktivitasnya kembali. Dengan menggunakan sebuah topi berwarna biru, dan pakaian yang cukup usang, ia segera meninggalkan jalan Iman Bonjol Nagoya Batam sembari menarik gerobak tua miliknya itu. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved