Kandungan Uang Koin Kelapa Sawit Pecahan Rp 1000 Tahun Produksi 1993
Kandungan uang koin kelapa sawit pecahan Rp 1000 bagian cincin (luar): 75% copper, 25% nickel, dan bagian inti: 60-70% Copper, 40-30% Zinc.
Untuk warna dominan, pada bagian luar berwarna putih, baik di sisi depan maupun belakang.
Sedangkan bagian dalamnya berwarna kuning, baik di sisi depan maupun belakang.
Ciri-ciri uang itu adalah adanya teks "KELAPA SAWIT" dan "Rp 1.000" di sisi belakang.
Selain itu juga ada gambar kelapa sawit.
Detail komposisinya yaitu, bagian cincin (luar): 75% copper, 25% nickel, dan bagian inti: 60-70% Copper, 40-30% Zinc.
Uang koin ini banyak ditemukan di situs belanja daring.
Selain koin Rp 1.000 itu, yang juga diburu yakni koin pecahan Rp 500 keluaran tahun 1991.
Ada yang menawarkannya sebagai koleksi, tawaran untuk menjadikannya cincin, atau tawaran untuk bahan membuat souvenir pernikahan.
Baca juga: Rupiah Edisi Khusus Perjuangan Angkatan 45 Berbahan Emas, Lebih Besar dari Uang Koin Kelapa Sawit
Penjelasan Bank Indonesia
Fenomena uang koin kelapa sawit dijual hingga puluhan juta rupiah sebenarnya terjadi berulang.
Pada 2020 lalu, uang ini juga menjadi buah bibir karena dijual dengan harga kelewat mahal.
Sampai-sampai Bank Indonesia saat itu menjelaskan bahwa uang koin kelapa sawit masih sah sebagai alat pembayaran.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko mengatakan, uang logam pecahan Rp 1.000 tahun emisi 1993 itu masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah karena belum dicabut dan ditarik dari peredaran.
Sebagai alat pembayaran yang sah, nilai tukar uang koin bergambar kelapa sawit itu sama dengan nominalnya, yaitu Rp 1.000.
"Terkait dengan uang logam Rp 1000 gambar kelapa sawit, kami sampaikan bahwa sebagai alat pembayaran yang sah untuk bertansaksi, nilai tukar uang logam dimaksud sama dengan nilai nominalnya yaitu Rp 1.000," kata Onny kepada Kompas.com, Jumat (19/6/2020).