BERITA CHINA

Tipu-tipu Media Pemerintah China? Pakai Ilmuwan Fiktif Lawan Teori Kebocoran Laboratorium Wuhan

Media pemerintah China kedapatan berbohong soal seseorang yang disebut ilmuan Swiss yang ternyata fiktif mengkritik pesan AS dalam penyelidikan Covid

AFP/HECTOR RETAMAL via Kompas.com
Petugas keamanan berpatroli di pasar ikan tradisional Huanan di kota Wuhan, China, Jumat (24/1/2020). Pasar ikan itu ditutup setelah virus corona yang mematikan dideteksi berasal dari pasar itu. 

Sementara kami menghargai perhatian pada negara kami, Kedutaan Besar Swiss sayangnya harus memberi tahu publik China bahwa berita ini salah," tambahnya melansir Al Jazeera.

Baca juga: China Jegal Produk Amerika Serikat, Segera Buat Aturan Penggunaan Barang Lokal

Menanggapi pernyataan kedutaan Swiss, Global Times menghapus artikel tersebut, sementara artikel lain yang diterbitkan di China Daily mengedit kutipan palsu tersebut.

Penyelidikan yang berlarut-larut tentang asal usul Covid-19, yang pertama kali dilaporkan di kota Wuhan di China, menjadi semakin kontroversial.

Washington mendesak WHO untuk melihat lebih dekat teori bahwa virus itu bocor dari laboratorium Wuhan, dan kembali ke China.

China telah berulang kali membantah laboratorium itu bertanggung jawab, menuduh AS dan negara-negara lain berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan mereka sendiri untuk menahan virus.

Pada Maret, sebuah laporan penyelidikan WHO di Wuhan hasil studi bersama dengan China tentang asal-usul Covid-19 mengatakan, bahwa penularan virus dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain adalah skenario yang paling mungkin, dan kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin".

Warga mengantre untuk tes virus corona Covid-19 di Wuhan di provinsi Hubei tengah China, Selasa (3/8/2021). STR / AFP
Warga mengantre untuk tes virus corona Covid-19 di Wuhan di provinsi Hubei tengah China, Selasa (3/8/2021). STR / AFP (STR / AFP)

Temuan ini sebagian besar seperti yang diharapkan, tetapi meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Para penulis mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.

Rilis laporan tersebut telah berulang kali tertunda, dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah pihak China mencoba membelokkan kesimpulan, untuk mencegah negaranya disalahkan atas kegagalan mengatasi pandemi.

Pada Juli, WHO mengatakan tahap kedua penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 harus mencakup studi lebih lanjut di China dan "audit" laboratorium.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengusulkan lima prioritas untuk tahap penyelidikan selanjutnya termasuk fokus pada "studi yang memprioritaskan wilayah geografis dengan indikasi awal peredaran SARS CoV-2".

China, bagaimanapun, menolak proposal tersebut dengan mengatakan para peneliti malah harus memprioritaskan kemungkinan "sangat mungkin" bahwa virus itu berasal dari hewan dan memperluas pekerjaan mereka ke negara lain di seluruh dunia.

Baca juga: Virus Corona Pulang ke China, Media Pemerintah Sebut Wabah Covid-19 Terparah Sejak Muncul di Wuhan

Zeng Yixin, Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China, kepada Kantor Informasi Dewan Negara mengaku "terkejut" bahwa tim WHO mengusulkan untuk kembali ke tempat-tempat di pusat kota Wuhan yang mereka kunjungi awal tahun ini, dan juga menyelidiki hipotesis bahwa itu (Covid-19) bocor dari lab.

Dilansir dari Kompas.com, Zeng mengatakan langkah seperti itu "tidak ilmiah".

Liang Wannian, yang memimpin ilmuwan China di tim WHO, menolak pertanyaan tentang transparansi China.

Menurutnya, tidak mungkin untuk membagikan data mentah dari pasien paling awal secara publik, atau mengizinkannya untuk disalin karena masalah privasi.

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved