Israel Bubarkan Salat Jumat Pakai Granat, Jemaah Tersungkur Ditendang Pasukan Zionis
Tanpa alasan yang jelas pasukan keamanan Israel menggunakan granat kejut membubarkan umat Muslim yang sedang Salat Jumat di area luar Masjid Ibrahim
TRIBUNBATAM.id - Ketegangan antara Palestina dan Israel kembali memuncak di Tepi Barat, tepatnya di Hebron.
Pasukan keamanan Israel menggunakan granat kejut membubarkan umat Muslim yang sedang Salat Jumat di luar Masjid Ibrahim.
Satu orang tersungkur di tanah dan ditendang oleh pasukan Israel, dalam insiden yang tak jelas pemicunya itu, Jumat (13/8/2021).
Salat di Masjid Ibrahim diberlakukan pembatasan keamanan yang ketat.
Jemaah harus melewati beberapa penghalang dan gerbang elektronik sebelum mencapai tangga menuju tempat salat.
Baca juga: 12 Tahun Jadi Raja di Israel, Begitu Lengser Benjamin Netanyahu Pidato Kecam Presiden AS Joe Biden
Situs suci itu merupakan situs pemakaman para nabi yang dihormati oleh kaum Yahudi dan Muslim.
Orang Yahudi memujanya sebagai situs Gua Makhpela (Tomb of the Patriarch).
Sementara Muslim menyebutnya Masjid Ibrahim.

Situs tersebut telah dibagi menjadi area ibadah Yahudi dan Muslim, tak lama setelah seorang pemukim menembaki jemaah Muslim di situs itu pada 1994, dan menewaskan 29 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Hebron sering menjadi titik konflik antara pemukim Israel dan warga Palestina.
Lebih dari 200.000 warga Palestina tinggal di kota itu, bersama dengan beberapa ratus pemukim ultranasionalis Israel yang tinggal di pusat kota di Tepi Barat, yang dijaga ketat dan dilindungi oleh militer.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967 dan telah mendirikan puluhan permukiman ilegal, di mana hampir 500.000 pemukim tinggal.
Sementara, warga Palestina ingin Tepi Barat sebagai bagian dari negaranya di masa depan mereka dan menilai permukiman ilegal sebagai hambatan utama untuk menyelesaikan konflik.
Baca juga: Tahanan Wanita Palestina Disiksa Petugas Penjara Israel, Ditempatkan di Sel Kotor dan Bau Busuk
Sheikh Hefzy Abu Sneina, direktur masjid mengatakan kepada Anadolu bahwa warga Palestina menanggapi undangan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama untuk salat di Masjid Ibrahim.
Hal itu berbeda dengan rencana Israel yang akan meneruskan konstruksi untuk mengganti beberapa fitur yang ada di sana.