China Bersiap Akui Kepemimpinan Taliban di Afganistan, Pasukan Amerika Sebelumnya Tarik Diri
China, Pakistan, Turki, dan Rusia bersiap untuk mengakui secara formal kepemimpinan Taliban di Afghanistan, setelah mereka berhasil merebut Istana Pre
Wang berharap Afghanistan dapat memiliki "kebijakan Islamis moderat" ke depan, dengan China tetap menekankan kebijakan non-intervensi dalam urusan internal negara lain.
Ketika Taliban terakhir berkuasa di Afghanistan antara 1996-2001, China telah menangguhkan hubungan dengan negara itu sejak 1993 dengan menarik diplomatnya menyusul pecahnya perang saudara.
Namun, China dapat memanfaatkan fakta bahwa negaranya tidak pernah memerangi mereka Taliban, tidak seperti AS.
Setelah pertemuan Taliban dengan Wang, kelompok itu berharap China dapat memainkan peran ekonomi yang lebih besar.
"Ini menunjukkan bahwa China mungkin memberikan janji bantuan ekonomi dan investasi ke Afghanistan pascaperang sebagai umpan untuk mendorong kedua belah pihak menghentikan pertempuran dan mencapai penyelesaian politik," kata Zhang Li, profesor studi Asia Selatan di Universitas Sichuan.
"Prioritas nomor satu China adalah menghentikan pertempuran, karena kekacauan melahirkan ekstremisme agama dan terorisme," kata Zhang.
Pakistan dukung Taliban
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan baru-baru ini telah menolak mengutuk kekejaman Taliban. Sehingga, Pakistan dituduh mendukung dan menyembunyikan milisi Taliban.
Dukungan mereka dapat memperburuk hubungan Pakistan dengan India yang telah diperingatkan oleh Taliban untuk tidak terlibat dalam aksi militer apa pun di Afghanistan.
Turki dorong stabilitas
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan bekerja untuk stabilitas di Afghanistan bersama dengan Pakistan, untuk membendung gelombang migrasi yang berkembang di tengah serangan Taliban di seluruh negeri.
Erdogan mengatakan pada upacara angkatan laut dengan presiden Pakistan bahwa warga Afghanistan semakin berusaha untuk bermigrasi ke Turki melalui Iran.
Kemudian, ia mendesak upaya internasional untuk membawa stabilitas ke negara itu dan mencegah migrasi massal warga Afghanistan.
Dia mengatakan Pakistan memiliki "tugas vital" untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Afghanistan.
Erdogan menambahkan bahwa kerja sama Turki-Pakistan akan diperlukan untuk stabilisasi di Afghanistan di bawah Taliban, dan Turki akan menggunakan semua kemungkinan untuk melakukannya.
