BINTAN TERKINI

Mengenal Pulau Tambelan, Pulau di Kepri Heboh Dijual Rp 1,4 Triliun Hingga Viral

Berikut ini diulas sekilas mengenai Pulau Tambelan yang heboh karena dijual Rp 1,4 triliun pada media sosial.

TribunBatam.id/Istimewa
PULAU TAMBELAN - Salah satu lokasi di Pulau Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri. 

Arti lela adalah meriam. Timbalan artinya wakil, suatu kedudukan sangat istimewa.

Saking istimewanya, sebelum datuk di Pulau Tujuh itu bisa menghadap Sultan, mereka berkumpul dulu di Pulau Sabda sebagai penghormatan kepada Datuk Pulau Sabda.

Setelah menghadap Datuk Pulau Sabda, baru mereka bisa menjumpai Sultan.

Bisa dikatakan, Datuk Tambelan ketika itu jadi wakil sultan.

Sejak saat itu tak disebut lagi Datuk Pulau Sabda, tetapi Datuk Timbalan. Dan nama Pulau Sabda jadi Pulau Timbalan.

Lidah Belanda melafalkan Tambelan berlangsung hingga detik ini.

Baca juga: Terkendala Anggaran, Pemkab Bintan Tiadakan Program Mudik Gratis ke Tambelan

Jika dianalisa, tentang anugrah gelar Datuk Petinggi Timbalan Riau Maharaja Lela Setia, kepada Datuk Pulau Sabda, maka dalam tradisi peanugrahan gelar Kerajaan Riau, gelar tak diberikan kepada seseorang apabila tak ada sesuatu prestasi yang luar biasa yang diraih penerima gelar.

Saat itu Sultan Mahmud tak pernah memberikan gelar kepada siapapun kecuali kepada Datuk Pulau Sabda.

Satu- satunya yang dapat gelar ini Datuk Pulau Sabda.

Hal ini dikarenakan peran Datuk Pulau Sabda sangat besar dalam Perang Riau yang menyebabkan Belanda mengundurkan diri dari medan perang perairan Riau ke Malaka.

Belanda mundur karena kapal perang mereka Malaka’s Walvaren dihancurkan.

PERNAH Berstatus Otonomi Khusus

Masih seputar Tambelan, Kecamatan terluar dari Kabupaten Bintan ternyata pernah diberi otonomis Khusus oleh Belanda.

Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, diberikan otonomi khusus di zaman Belanda. Dan Tambelan mendapat pilihan pertama sebagai daerah otonom di seluruh Keresidenan Riau, sebagai ujicoba yang nantinya diterapkan juga ke daerah lain.

Untuk melaksanakan penghargaan dari Belanda, maka dibentuklah Negeri Tambelan dengan cara diberi nama gemeinshaaft atau masyarakat adat yang dibentuk berdasarkan kemauan bersama dan diatur dengan adatnya. Masyarakat ini diketuai atau dipimpin oleh seorang yang diberi gelar Datuk Kaya.

Berdasarkan kesaksian Ramli Ismail, kata peneliti sejarah Kepri Atmadinata, pada waktu itu, masyarakat Tambelan dikumpulkan di lapangan bola untuk memilih Datuk Kaya.

Orang yang dipilih dari keturunan yakni orang yang masih berhubungan dengan Datuk Kaya dulu. Dan akhirnya masyarakat sepakat memilih Hasnan bin Yahya sebagai Datuk Kaya yang memimpin masyarakat adat.

Sebulan setelah peristiwa itu, keluarlah surat keputusan dari Belanda Resident Riouw No 221 tertanggal 28 Mei 1929 dengan lampiran berisikan tatacara kerja masyarakat adat sesuai dengan Indische Staatsregelling (IS) atau UU Belanda tentang pengaturan pemerintahan.

Status otonomi Tambelan hingga saat ini tak pernah dicabut secara tertulis.

Hanya saja tidak berlaku dengan sendirinya karena telah lahir beberapa kali peraturan perundangan yang mengatur tentang pemerintah daerah dan otonomi daerah.

Selama Tambelan dijadikan daerah khusus, ada beberapa keberhasilan yang dilakukan masyarakat Tambelan.

Baca juga: Benarkah Pulau Tambelan di Kepri Dijual? Ini Kata Wakil Ketua I DPRD Bintan

Misalnya di Tambelan dibangun rumah jabatan Asisten Wedana yang sekarang jadi rumah dinas camat.

Kemudian dibangun juga balai pengobatan, kantor Lembaga Adat Tambelan, sekolah PGA, kantor sosial, balai desa, Masjid Raya Tambelan, dan yang paling jauh dari Tambelan yakni dibangunnya Rumah Adat Tambelan di Belakang Gedung Daerah Tanjungpinang.

Sayangnya Rumah Adat itu saat ini tidak dimanfaatkan optimal oleh warga Tambelan yang berada di Tanjungpinang.

Rumah Adat yang dibangun zaman Belanda itu hanya disewakan kepada pihak lain. Atmadinata menambahkan, otonomi khusus ini merupakan penghargaan khusus kepada Tambelan.

Bukan tidak mungkin Otonomi Khusus Tambelan dikembalikan seperti masyarakat adat di Yogyakarta, dan daerah lainnya di Indonesia. Tetapi memang perlu kajian lebih dalam lagi.

Ya, menilik sejarah Kecamatan Tambelan, daerah itu memainkan peran yang sangat penting sejak abad 16 di kawasan Sumatera.

Tetapi, kini, Tambelan hanya sebuah kecamatan kecil dari Kabupaten Bintan yang terlupakan.

Daerah yang melahirkan banyak profesor itu masih tertinggal dan terus tertinggal dari daerah lain.

Tambelan tenggelam dari zaman kejayaannya hanya meninggalkan kenangan sejarah untuk kita berkaca menatap masa depan.

POTENSI Wisata Pulau Tambelan

Isu penjualan Pulau Tambelan yang viral saat ini, pemerintah pusat menjadi lebih mengenal Tambelan yang berada di daerah terdepan di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulau Riau.

Pulau itu memiiki keindahan alam yang luar biasa. Mulai dari terumbu karang, pulau pulau yang indah dan banyaknya ikan laut.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pernah melakukan penelitian singkat di Pulau Pejantan 2017 karena pulau itu memiliki keistimewaan tersendiri terutama spisies dan tumbuhan yang tak ditemukan di daerah lain.

Bahkan kapal kapal super yatch, kapal pesiar dari negara asing berlabuh di beberapa pulau di Tambelan untuk menikmati keindahan alamnya.

Ada juga paket wisata dari Singapura yang dijual di sana dengan paket yang mahal. Paket wisata itu mudah kita temukan di internet.

Warga negara asing itu benar benar menikmati keindahan gugusan Pulau Tambelan yang masih alami dan memiliki keistimewaan terumbu karang bawah laut yang menawan.

Tak heran Nasional Geografic dari Australia sempat membuat video bawah laut di Tambelan.

Inilah sebagai tanda mereka mengagumi keindahan alam bawah laut di Tambelan.

Ke depan, dengan adanya kejadian ini, mudah mudahan pemerintah pusat bisa mengembangkan pulau itu sebagai salah satu kawasan destinasi ekowisata bahari di Indonesia.

Bahkan, Tambelan tercatat banyak hasil penelitian sebagai kawasan persinggahan dan bertelurnya penyu penyu dunia.

Setiap malam di gugusan Pulau Tambelan itu banyak penyu hijau dan penyu belimbing yang langka bertelur di sana.

Bandar Udara Tambelan. Bandara kebanggaan masyarakat Bintan ini baru diresmikan pada pekan pertama Agustus 2020
Bandar Udara Tambelan. Bandara kebanggaan masyarakat Bintan ini baru diresmikan pada pekan pertama Agustus 2020 (TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA)

Dalam setahun di Tambelan bisa menghasilkan ratusan ribu telur penyu.

Di sanalah salah satu pusat menetasnya anak anak tukik di dunia.

Peneliti dari Amerika pun tahun 1913 pernah melakukan penelitian di sana dalam buku laporan yang diterbitkan United State National Museum, Serikat di tahun yang sama.

Peneliti asing ini mencatatkan nama nama pulau, nama hewan dan terumbu karang yang mereka temui di Tambelan.

Jadi, Tambelan sebenarnya juga sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Johor dulu di abad 15. Karena Sultan Johor Abdullah Mu'ahayat Syah mangkat di Tambelan pada 1623.

Dengan pentingnya sejarah Tambelan itu bagi Indonesia dan Kepri, ke depan tentunya kita berharap mudah-mudahan isu-isu soal penjualan Tambelan tak lagi muncul.

Namun yang kita inginkan bagaimana Tambelan menjadi daerah wisata bahari baru di Indonesia. Karena sudah dibukanya penerbangan dari Tanjunginang dengan Susi Airline.

Dan transportasi kapal laut melalui Roro.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Bintan

Sumber: Tribun Batam
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved