Suka Duka Relawan Covid-19 di Natuna, Agung: Orang Pikir Kami Dapat Banyak Duit
Mereka baru saja rampung memakamkan jenazah pasien Covid-19 di Pemakaman Umum Taman Bahagia, Air Lakon Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
Editor: Thomm Limahekin
TRIBUNBATAM.id, KEPRI - Peluh tampak bercucuran di wajah-wajah relawan Covid-19 Natuna. Hari itu, mereka baru saja rampung memakamkan jenazah pasien Covid-19 di Pemakaman Umum Taman Bahagia, Air Lakon
Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Di balik rapatnya hazmat yang membungkus tubuhnya, masih tampak jelas jika mereka kelelahan. Pakaian hazmat berwarna putih itu pun kotor karena terkena tanah kuburan.
Kendati demikian, matanya masih memancarkan semangat. Mereka bekerja dengan protokol ketat, lengkap dengan masker medis yang dipakai double alias bertumpuk.
Kostum yang begitu rapat ini membuat tubuhnya bermandikan keringat. Belum lagi cuaca Natuna yang begitu terik siang itu.
Baca juga: Razia Protokol Kesehatan di Karimun, Tak Pakai Masker Langsung Rapid Antigen

Meskipun bermandikan peluh dan sengatan matahari, mereka justru tak mengeluh. Sesekali terdengar canda tawa menyeruak di antara rombongan relawan Covid-19 itu.
Ravi Kumar dan Tri Agung Prawira adalah dua di antara para relawan pemakaman Covid-19 Natuna. Mereka melakukan pemulasaran jenazah Covid-19 secara rutin setiap harinya.
Ravi yang berprofesi sebagai anggota Kepolisian Polres Natuna ini justru sangat menikmati pekerjaannya sebagai relawan Covid-19.
"Dalam tugas Kemanusiaan yang kita emban ini sebagai relawan, kita juga beribadah, jadi tak peduli seperti apapun panas yang kita rasakan, '' ujar Ravi sambil sesekali mengipasi dirinya dengan tangan, di TPU Taman Bahagia, Senin (30/08/2021).
Sengatan matahari siang itu tak ayal membuat Ravi kegerahan. Apalagi dia harus bekerja dengan balutan hazmat yang tebal. Di samping Ravi, Agung pun melakukan hal serupa.
Baca juga: NEWS WEBILOG: PPKM dan Penurunan Kasus Covid-19 di Kepri

Dia mencari sedikit angin segar dengan mengipasi tubuhnya yang bermandikan keringat. Baginya, bekerja dengan mengenakan baju hazmat jauh lebih panas.
"Panas sekali, seperti di sauna," ujar Ravi.
Ravi bercerita, dia pernah tumbang usai melakukan pemakaman jenazah pasien covid-19 di pemakaman khusus Covid di Puak kelurahan Ranai kota.
"Saking panasnya, kak. pernah kami berempat langsung tumbang, pitam, karena tak tahan dengan uap panas di dalam baju hazmat," kata Ravi.
Namun, rasa panas dan gerah itu kini bak telah akrab dengan tubuhnya. Dia masih tetap gagah dan semangat meski gerah dengan keringat.