Jamu Jadi Minuman Wajib Tamu dan Pekerja di Bapelkes Batam saat Pandemi Covid-19
Bapelkes Batam menyediakan jamu setiap hari untuk dikonsumsi pekerja dan tamu yang datang ke Bapelkes Batam untuk jaga daya tahan tubuh saat pandemi
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, berbagai pola hidup sehat selalu diberlakukan di beberapa instansi pemerintah.
Salah satunya di Gedung Bapelkes Batam yang berada di Jalan Raya Marina City, Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Tak hanya kebersihan gedung yang menjadi prioritas di gedung Bapelkes Batam ini. Pihak Bapalkes Batam juga menyediakan jamu setiap hari untuk seluruh pekerja Bapelkes Batam dan tamu yang hadir di Bapelkes Batam.
Ya, suguhan segelas jamu menjadi sajian setelah air putih, puding dan makanan ringan lainnya. Seluruh karyawan juga wajib mengkonsumsi segelas jamu yang sudah tersuguh di meja kerjanya.
"Sebelum Covid-19 pun kita diarahkan untuk selalu mengkonsumsi minuman tradisional," ujar Kepala Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Batam, Asep Zaenal Mustafa beberapa waktu lalu sebelum digantikan pejabat baru.
Baca juga: Belum Divaksin Dosis 2, Walikota Batam Minta Warga Datangi Lokasi Vaksinasi
Baca juga: Pemko Batam Ajukan 60 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 ke Singapura
Pantauan Tribunbatam.id minuman ramuan tersebut diolah dari berbagai bahan alami. Mulai dari sereh, kunyit, jahe dan asem di dapur umum Bapelkes Batam yang berada di Lantai 1.
"Kita buat sendiri jamunya di kitchen kita. Bahannya kita beli sendiri," kata Asep.
Ada berbagai jenis jamu yang disajikan, salah satunya jamu jeruk nipis peras. Mereka menyebutnya dengan minuman jeniper.
Lantas kenapa harus jamu? Asep menuturkan minuman tradisional ini mampu menjaga daya tahan tubuh manusia. Dan sudah ada juga di Surat Edaran Menkes.
"Banyak makanan dan minuman tradisional yang kita buat," katanya.
Di tempat yang sama, Karyawan Bagian Kitchen Bapelkes Batam, Adang menunjukkan bahan-bahan dan cara membuat jamu yang disajikan di Bapelkes Batam. Ia juga harus memastikan kebersihan peralatan dan bahan-bahan yang dibuat.
"Jadi kita harus pastikan bahan-bahannya itu segar mbak. Dan pastikan kita cuci bersih semua baru dipotong-potong," kata Adang.
Dikutip dari Kemenkes.go.id, Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan obat tradisional berupa jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Pemanfaatan obat tradisional tersebut sebagai upaya memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat atau bencana nasional Covid-19.
Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mengirimkan surat edaran kepada gubernur, bupati/wali kota di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan obat tradisional sebagai pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan.