PANCASILA
Kesaksian Pengangkat Jenazah 7 Pahlawan Revolusi di Sumur Lubang Buaya Dalam Peristiwa G30S/PKI
7 Pahlawan revolusi gugur dalam peristiwa G30S/PKI yang tejadi pada 30 September 1965. Lalu bagaimana kesaksian para pengangkat jenasah para korban?
TRIBUNBATAM.id - Besok, 1 Oktober 2021, masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Hari untuk mengenang peristiwa kelam terjadinya G30S PKI, saat PKI melakukan penculikan terhadap 7 Jenderal yang kini dikenal dengan sebutan Pahlawan Revolusi.
Gerakan yang diinisiasi dengan tujuan untuk mengkudeta kepemimpinan Presiden Soekarno ini terjadi pada Kamis, 30 September 1965 malam.
Malam itu penculikan terhadap tujuh Jenderal dimulai, dengan rencana setiap target akan dieksekusi di tempat, ketujuh target tersebut adalah Ahmad Yani, M.T Haryono, D.i Panjaitan, Seoprapto, S. Parman, Sutoyo dan Abdul Harris.
Lubang Buaya menjadi saksi bisu dibalik terjadinya peristiwa ini.
Berawal dari sumur tua, lubang buaya, tempat di mana jenazah para pahlawan revolusi dikubur ditemukan pada bulan Oktober 1965.
Saat sumur tua itu ditemukan, suasananya sangat sepi jika dibandingkan sekarang.
Baca juga: 15 Ucapan Hari Kesaktian Pancasila 2021, Bisa jadi Ide Caption di Sosial Mediamu
Baca juga: Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Ini 3 Lokasi Bersejarah untuk Napak Tilas Peristiwa G30S/PKI
Kawasan sumur tua itu berada di lingkungan yang dikelilingi pepohonan dan jauh dari pemukiman penduduk.
Di sumur itu, jenazah para jenderal pahlawan revolusi dibuang.
Mengutip buku Terbitan Kompas 'Menyingkap Dua Hari Tergelap di Tahun 1965: Melihat Peristiwa G30 dari Perspektif Lain' karya James Luhulima (Terbit 2006), jenazah para jenderal Angkatan darat dikeluarkan dari dalam sebuah sumur tua di Desa Lubang Buaya pada tanggal 4 Otober 1965 siang.
Sampai kini masih samar-samar, siapa otak pelaku pembunuhan 7 jenderal senior TNI Angkatan Darat tersebut.
Wacana yang berkembang luas, orang-orang PKI ada di balik pembunuhan tersebut.
Terlepas dari kontroversi siapa di baliknya, pembunuhan tersebut melukai rasa kemanusiaan dan termasuk perbuatan paling biadab sepanjang sejarah.
Mengutip Akun Youtube MTA TV, Senin (30/9/2019) lalu dalam tayangan video tersebut mewawancarai Pelda (Purn) Sugimin dan Pelda (Purn) Evert Julius Ven Kandou.
Keduanya adalah tentara yang diberikan tugas oleh Komandan KKO AL saat itu Mayjen Hartono untuk mengangkat jenazah korban G30S di Lubang Buaya, Kompleks Halim.