Cerita tentang PKI, Sejarah Terbentuk, Tokoh dan Pemberontakan 30 September Dini Hari
Sejarah bangsa Indonesia tak bisa lepas dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dibentuk pada tanggal 23 Mei 1914 dan dibubarkan pada 12 Maret 1966
Amir yang dibantu Musso pun merencanakan sebuah strategi, di mana mereka akan menculik serta membunuh para tokoh di Surakarta.
Pemberontakan ini menewaskan Gubernur Jawa Timur, RM Suryo.
Demi menghentikan kelanjutan pemberontakan tersebut, dilakukan operasi penumpasan yang dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution pada 20 September 1948.
Musso pun berhasil ditemukan dan ditembak mati, sedangkan Amir dan para tokoh komunis lain ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Pemilu 1955
Pemberontakan PKI di Madiun tidak menyurutkan dukungan bagi PKI.
Pada Pemilu 1955, PKI menduduki tempat keempat dengan perolehan 16 persen dari keseluruhan suara yang ada.
Berselang dua tahun, 1957, Partai Masyumi yang juga terlibat dalam Pemilu 1955, merasa tersaingi dengan PKI, sehingga partai ini menuntut agar PKI dilarang.
Tidak jauh dari peristiwa ini, dibentuklah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang difungsikan menangkap ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang mereka kuasai.
Mengetahui hal tersebut, Soekarno yang mendukung sayap kiri pun mengeluarkan Undang-undang Darurat.
Pada 1960, Soekarno mencetus sebuah slogan bernama Nasakom, yang berarti Nasionalisme, Agama dan Komunisme.
Dengan demikian maka peranan PKI sebagai mitra politik pun dilembagakan oleh Soekarno.
Baca juga: Mengenang 7 Pahlawan Revolusi dan Hari Kesaktian Pancasila, Ini Sejarah Singkat Peristiwa G30S/PKI
Akhir PKI
Bagi kalangan politik, kehadiran PKI sangat dirasakan, terutama menjelang peristiwa G30S, partai ini terasa semakin kuat.
Para pesaing PKI merasa khawatir jika PKI akan memenangkan Pemilu berikutnya, sebab itu mulai muncul gerakan-gerakan menentang PKI.