Buntut Peternak Ayam Blitar Curhat ke Jokowi, Kementan Kirim Jagung untuk Pakan
Bantuan jagung subsidi yang dikirimkan Kementan nyatanya memunculkan masalah baru. Sejumlah peternak takut mengambil lantaran kadar airnya tinggi.
BLITAR, TRIBUNBATAM.id - Masih ingat dengan Suroto?
Peternak ayam petelur asal Blitar, Jawa Timur ini membentangkan poster saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke tempatnya, Selasa (7/9) lalu.
Dalam poster tersebut, ia meminta harga jagung untuk pakan ternak dengan harga yang wajar.
Ia juga mengeluhkan harga telur yang anjlok.
Atas aksinya ini, Surot bersama perwakilan peternak ayam petelur lainnya diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara Jakarta pada Rabu (15/9).
Selain Suroto, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar serta Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar, Rofi Yasifun.
Baca juga: Rahma Harapkan Nelayan dan Peternak Ikan Lebih Produktif
Baca juga: Warga Cate Masih Diteror Lalat, Pemko Batam Diminta Tindak Tegas Peternak Ayam
Tak lama setelah pertemuannya itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian BUMN menugaskan Perum Bulog untuk memasok 30.000 ton jagung pakan kepada peternak rakyat dengan harga yang sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah (HAP) yaitu Rp4.500 per kg.
Tak sampai di sana, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengirimkan jagung bersubsidi dengan harga Rp 4.500 per kilogram untuk pakan ternak.
Masalah baru pun kemudian muncul.
Dilansir dari Wartakotalive.com, bantuan jagung yang dikirim kepada Koperasi Peternak Ayam Blitar tersebut memiliki kadar air 25-29 persen.
Sementara standar kadar air jagung layak untuk pakan ayam hanya 15 persen.
Kondisi ini membuat tidak semua bantuan jagung bisa dipakai oleh peternak ayam di sana.
“Tapi dengan kondisi basah, petenak takut ambil,” ujar Ketua Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso kepada wartawan, Jumat (1/10/2021).
Yudianto mengatakan, kualitas jagung ini adalah bagian dari membangun kemitraan dan kepercayaan antara gabungan kelompok tani dengan peternak.
Saat ini, lanjut Yudianto, peternak masih kesulitan mencari harga pakan dari jagung, meski harganya Rp 5.300-Rp 5.700 per kg.