Buntut Peternak Ayam Blitar Curhat ke Jokowi, Kementan Kirim Jagung untuk Pakan

Bantuan jagung subsidi yang dikirimkan Kementan nyatanya memunculkan masalah baru. Sejumlah peternak takut mengambil lantaran kadar airnya tinggi.

TribunBatam.id/istimewa
Peternak ayam asal Blitar dan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (15/9/2021). Kementerian langsung bergerak setelah aksi peternak ayam tersebut membentang poster terkait harga jagung dan telur. 

Menurutnya peternak sudah memberikan peringatan sulitnya memperoleh pasokan jagung sejak awal tahun 2021.

Namun hal ini diakuinya tidak digubris Kementerian Pertanian.

Baca juga: Kisah Peternak Sapi di Bintan Mampu Sekolahkan Dua Anak hingga Perguruan Tinggi

Baca juga: Polsek Tanjungpinang Timur Bekuk Seorang Pria, Teman Sendiri Tikam Pekerja di Peternakan Ayam

KATA DPR RI

Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo meminta pemerintah melakukan konsolidasi terkait persoalan penolakan peternak terhadap penyaluran jagung di daerah karena dugaan harga yang terlalu tinggi.

"Sekarang lakukan konsolidasi. kemudian pertama yang diutamakan adalah kepentingan masyarakat dulu," kata Firman.

Firman menyarankan pemerintah menggerakkan industri usaha mikro kecil menengah (UMKM) menyangkut prioritas kebutuhan peternak unggas, seperti peredaran jagung harus dikendalikan pemerintah.

Firman meminta pemerintah mengatur secara ketat penerapan harga jagung batas bawah dan atas untuk menguntungkan petani maupun peternak unggas, serta membatasi harga bagi produk impor

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara, Alvino Antonio mengatakan, masalah pakan unggas bukan karena jagungnya tidak ada, tapi harga jagungnya mahal.

Harga yang beredar di pasar tidak sesuai dengan harga acuan Permendag No 7 thn 2020 yaitu Rp 4.500.

Alvino dan peternak mempertanyakan surplus jagung yang tak selaras dengan harga di pasar yang tetap tinggi.

“Ditambah lagi peternak rakyat rugi karena harga jual telur nya di kandang sekitar 14.500-15.000 per kg.

Sedangkan HPP mereka karena harga jagung dikisaran 6.000-6.200 per kg.

Baca juga: Earthquake of 6.2 Magnitude Shakes Blitar Regency, No Tsunami Potential

Baca juga: Bupati Bintan Klaim Sektor Pertanian & Peternakan Meningkat Selama 5 Tahun, ada Petani Millenial

Kemudian HPP peternak rakyat di 21.000 per kg, jadi peternak menanggung kerugian antara 6.000-7.000 per kg,” ujarnya.

Peternak, lanjut Alvino, akhirnya menerima jagung dari mana saja asalkan harganya sesuai dengan acuan Permendag yaitu 4.500.

Ia mengatakan, aksi buang jagung oleh petani seperti di NTB sudah sering terjadi.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved