BATAM TERKINI
PANAS dan Berdebu, Warga Tembesi Mulai Tersiksa dengan Kondisi Jalan Simpang Barelang
Warga Batam khususnya warga Tembesi mulai mengeluhkan kondisi jalanan di Simpang Barelang yang banyak debu beterbangan akibat pembangunan jalan.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga Batam khususnya warga Tembesi mulai mengeluhkan kondisi jalanan di Simpang Barelang yang banyak debu beterbangan akibat pembangunan jalan.
Apalagi, selama dua hari terakhir cuaca di Batam cukup panas.
Efeknya, debu di Simpang Barelang jadi persoalan. Hal tersebut dampak dari pembangunan bundaran di lokasi tersebut.
Debu yang ditimbulkan akibat pembangunan tersebut, sangat disesalkan oleh pengendara yang melintas.
Pasalnya jalan tersebut cukup ramai dilewati masayarakat Kota Batam, baik warga sekitar terlebih karyawan yang bekerja di Muka Kuning yang tinggal di daerah Batuaji.
Pantauan Tribunbatam.id, di lapangan dimana debu dampak dari pembangunan tersebut cukup parah, tepatnya sebelah kanan jalan jika pengendara datang dari arah Batuaji, menuju Muka Kuning.
Yang paling merasakan dampak debu tersebut adalah pengendara yang datang dari arah Muka Kuning, menuju Batuaji, dan juga pengendara yang datang dari arah Barelang menuju Batuaji, maupun Muka Kuning.
Baca juga: PASIEN Covid-19 di Batam Tambah Satu, Batuaji Wilayah Terbanyak Muncul Kasus Baru
Baca juga: 5 Poin Isi Kerjasama Antara Bakamla RI dan Pemkab Natuna Amankan Perairan Natuna
Kondisi debu di simpang Barelang diperparah dengan tingginya aktifitas truk proyek yang melintas dan sedang melaksanakan pekerjaan di lokasi tersebut.
Banyak debu yang ditimbulkan proyek tersebut sangat menyiksa warga yang tinggal di Tembesi.
"Kalau musim panas memang debunya sangat banyak. Kalau kita buka pintu, debunya sangat banyak. Jadi setiap hari kita harus tutup pintulah,"kata Kristina, warga Tembesi.
Dia juga mengatakan untuk teras rumah percuma dibersihkan.
"Setengah jam saja, debunya sudah sangat banyak. Kalau musim panas, ya itulah permasalahannya,"kata Kristina.
Sementara sebelumnya Parlaungan Siregar yang akrab dipanggil Presiden Nato, tokoh masyarakat Kota Batam, dan mantan karyawan PT Kurnia Djaja Alam, yakni kontraktor yang mengerjakan hampir 80 persen jalan utama di Kota Batam, mengatakan seharusnya pihak kontraktor harus melakukan penyiraman jalan saat musim panas.
"Sebelum memulai pengerjaan, kontraktor sudah memikirkan hal tersebut, dalam anggaran pun itu sudah ada. Jadi pihak kontraktor harus berusaha agar jangan sampai mengganggu para pengendara apalagi sampai menimbulkan korban jiwa," kata Presiden Nato.
Dia mengatakan dampak dari pembangunan pasti ada. Tetapi sebelum melakukan pengerjaan, dampak tersebut seharusnya sudah diperhitungkan.
"Kota Batam ini kota Industri, jadi kontraktor pelaksana pengerjaan proyek, apalagi proyek di jalan utama harus profesional. Jangan tunggu ada korban dulu baru ada perhatian dari kontraktor," kata Presuden Nato. (TRIBUNBATAM.id, Ian Sitanggang)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Batam