BATAM TERKINI
WASPADALAH! Musim Hujan, Demam Berdarah Mengintai Batam, Sudah Ada 480 Kasus
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menegaskan, warga Batam perlu mewaspadai kemungkinan peningkatan DBD karena memasuki musim hujan.
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sebagai penyakit menular berbahaya di Indonesia, demam berdarah dengue (DBD) perlu mendapat perhatian di tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam sampai dengan 13 Oktober 2021 jumlah kasus DBD mencapai 480 kasus.
Kasus ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kota Batam.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 lalu, jumlah kasus DBD ini mengalami penurunan.
Di mana tahun lalu terdapat 528 kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menegaskan, warga Batam perlu mewaspadai kemungkinan peningkatan DBD karena memasuki musim hujan.
Kondisi musim hujan ini sangat memungkinkan memunculkan banyak genangan air.
Secara umum nyamuk Aedes Aegypti senang tinggal di air yang relatif jernih, utamanya di bak-bak mandi.
"Untuk kasus kematian belum ada," ujarnya, Kamis (14/10/2021).
Baca juga: RSKI Galang Batam Pulangkan 59 Pasien, Kini Tinggal Rawat 165 Orang
Baca juga: MASUK Batam Cukup Antigen, Pengusaha Desak Maskapai Taat Aturan Pemerintah
Ditambahkan Didi, kasus DBD fluktuatif.
Namun saat musim hujan, kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akan meningkat.
Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
"Kelangsungan hidup nyamuk Aedes aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembaban tinggi selama musim hujan sehingga masyarakat harus lebih waspada pada saat memasuki musim hujan," ungkap Didi.
Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Kesehatan Batam untuk penanganan kasus DBD ini.
Salah satunya dengan memberikan penyuluhan ke masyarakat, sampai peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan programnya 'Gerakan 1 rumah 1 jumantik'.
"Kita aktifkan kembali gerakan 1 rumah 1 jumantik," kata Didi.
Adapun tugas para jumantik ini menjadi mitra puskesmas dalam mencegah dan menurunkan angka penyakit DBD.
Selain itu, kader ini juga bertugas untuk memantau kondisi lingkungan sekitar dari penyebaran penyakit melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Didi mengimbau masyarakat berperan aktif mencegah DBD, dengan cara lebih peduli terhadap lingkungan.
Misalnya, membersihkan tempat-tempat yang kotor dan kumuh serta menggalakkan program 3 M plus.
"3 M Plus yaitu menguras, mengubur, dan menutup wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," kata Didi. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Batam