Industri Hulu Migas Dorong Perputaran Ekonomi Dampak Pandemi Covid-19

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus mendorong peningk

ist
Premier Oil Harbour Energy company, terus melakukan kegiatan produktif dan sosial dalam membina dan menggerakkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri 

Teknologi Perikanan, Optimalkan Potensi Nelayan dan Daya Saing UKM

Premier Oil Harbour Energy company, terus melakukan kegiatan produktif dan sosial dalam membina dan menggerakkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau melalui Program Community Investment yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Koperasi (LEPENKOP).

Sejak didirikan pada 3 April 2014, LEPENKOP bersama Kelompok Usaha Masyarakat telah melakukan berbagai kegiatan yang meliputi usaha budidaya pembesaran Ikan Kerapu, usaha bagan terapung, usaha nelayan pancing, dan pembuatan makanan dan jajanan tradisional.

Selain itu, ada juga usaha Mitrashop yang kini dikenal sebagai BUMDes Desa Putik untuk memasarkan semua produk yang dihasilkan anggota dan pengembangan mitra usaha dengan Koperasi Premier Oil.

Sebelum dilakukan program pembinaan, para nelayan setempat mengalami banyak keterbatasan.

Hal ini misalnya terkait akses permodalan yang minim untuk pengadaan bibit Ikan Kerapu dan pembuatan keramba, kesulitan dalam mendapatkan makanan ikan, minimnya dana untuk pembuatan pompong nelayan pancing dan terbatasnya fasilitas pendukung untuk kegiatan produksi makanan tradisional.

Namun, keadaan berubah signifikan setelah masyarakat mendapat pembinaan dari LEPENKOP yang terus menggali potensi para nelayan dan lima desa di Kecamatan Palmatak, yakni Desa Putik, Desa Ladan, Desa Tebang, Desa Candi dan Desa Piabung.

Masyarakat menerima bantuan permodalan untuk pengadaan bibit Ikan Kerapu, kebutuhan pakan ikan terpenuhi dengan dibangunnya bagan terapung, menerima bantuan permodalan untuk pembuatan pompong dan mendapat bantuan yang menunjang peningkatan produksi hasil olahan makanan tradisional.

Melalui berbagai kegiatan ekonomi yang dilakukan, pendapatan masyarakat menjadi meningkat.

Sebelum budidaya Ikan Kerapu dilakukan, masyarakat setempat adalah nelayan pesisir yang berpendapatan sekitar Rp1,5 juta per bulan.

Namun, melalui pembinaan masyarakat, para nelayan tersebut mendapat bantuan bibit ikan.

Sehingga, mereka dapat memiliki penghasilan tambahan sebesar Rp12 juta selama dua tahun ketika harga Ikan Kerapu hidup sedang turun.

Jika dalam kondisi normal, mereka dapat mengumpulkan penghasilan tambahan tiga kali lipat.

“Dulu pendapatan rata-rata nelayan pancing setiap bulan sekitar Rp1,5 juta. Namun, setelah masyarakat menerima bantuan pompong yang lebih besar sebanyak dua unit dan peralatan pendukung yang lebih lengkap dari Premier Oil para nelayan dapat mencari ikan ke wilayah yang lebih jauh, dimana enam orang nelayan masing-masing mendapatkan sekitar Rp100 juta per tahun,” kata Yupin, Ketua Nelayan Desa Ladan, sekaligus ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Palmatak.(ath)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved