BATAM TERKINI
Jalan Brigjen Katamso Simpang Fanindo Batam Tak Ada Traffic Light, Rawan Kecelakaan
Jalan Brigjen Katamso Simpang Fanindo yang tak ada traffic light terbilang ironi dengan kondisi jalan yang baru siap dilebarkan.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah warga yang tinggal dekat Jalan Brigjen Katamso Simpang Fanindo Batam mengeluhkan tak adanya traffic light (lampu lalu lintas).
Kondisi ini terbilang miris jika dibandingkan dengan jalan yang baru siap dilebarkan sekitar satu bulan terakhir.
Simpang empat yang menghubungkan akses menuju Tanjung Uncang hingga Muka Kuning ini memang kerap ramai saat waktu kerja, termasuk saat sore hari.
Sebelum jalan dilebarkan, lampu lalu lintas masih terpasang di sana, meski kondisinya memprihatinkan.
Kondisinya pun kerap padam, sehingga membahayakan pengendara bermotor yang melintas.
"Yang dikhawatirkan terjadi kecelakaan.
Baca juga: 10 Tahun Tak Berfungsi, Warga Batam Minta Lampu Lalu Lintas di Lokasi Ini Diperbaiki
Baca juga: Traffic Light Simpang Jalan Basuki Rahmat Tanjungpinang Rusak, Cuma Lampu Kuning yang Menyala
Jalan sudah mulus, sementara rambu lalu lintas tidak ada," ucap seorang warga Tanjunguncang, Esibius, Jumat (15/10).
Tidak jarang, kendaraan bermotor saling serobot untuk mendapat jalur karena tidak adanya lampu lalu lintas ini.
Apalagi saat pagi hari ketika pekerja galangan kapal yang menuju Tanjunguncang dan Sagulung berangkat.
Begitu pula dengan pekerja yang mengarah ke Muka Kuning.
"Kondisinya seperti itu, jangan sampai ada korban dulu baru rambu lalu lintas dipasang," tegasnya.
Warga Perumahan PGRI, Muktar mengaku was-was saat melintas di Jalan Brigjen Katamso Simpang Fanindo.
Kondisi jalan yang sudah lebar dan mulus kerap pengendara bermotor memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Kondisinya kian berbahaya ketika pemerintah sudah mengizinkan belajar tatap muka.
Baca juga: Lampu Lalu Lintas Simpang Fanindo Batam Padam Sejak Proyek Pelebaran Jalan
Baca juga: Lampu Lalu Lintas di Sejumlah Perempatan di Batam Mati, Jalanan Semrawut dan Saling Serobot
Ia mengungkapkan, di sekitar Simpang Fanindo itu terdapat beberapa sekolah.
Di antaranya MAN 1, SMAN 19 dan SMPN 50.
"Kami berharap secepatnya lampu traffic llight di pasang," kata Muktar.
Sebelumnya kepala Bidang Lalin Dishun Batam, Edward Purba yang dikonfirmasi Tribunbatam, menjelaskan pemasangan lampu traffic light di Simpang Fanindo, saat ini sedang dalam tahap lelang.
"Sudah lelang, mudah mudahan bisa dipasang secepatnya," sebut Edward.
SEJARAH Singkat Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas memiliki peranan utama untuk mengatur arus kendaraan.
Tapi tahukah kamu sejarah lampu lalu lintas ini berasal dari mana?
Ketahuilah bahwa di zaman dahulu, lampu lalu lintas hanya menampilkan sinyal berupa tanda "stop" dan "Go" di siang hari, serta lampu merah dan hijau untuk malam hari.
LAMPU Lalu Lintas Pertama
Kemacetan lalu lintas menjadi masalah bahkan sebelum penemuan mobil otomatis.
Menurut BBC, kereta kuda dan pejalan kaki telah memadati jalan-jalan Kota London.
Saat itu, manajer kereta api Inggris, John Peake Knight, menyarankan untuk mengadaptasi metode semapur yang biasa digunakan kereta api untuk mengontrol lalu lintas di jalan raya.
Baca juga: Jadwal Kapal Tujuan Batam dari Tanjung Pinang Akhir Pekan Sabtu 16 Oktober 2021
Baca juga: Dishub Tanjungpinang Atur Kendaraan, Lampu Lalu Lintas di Kota Piring Mati Akibat Pemadaman Listrik
Pada metode adaptasi Knight, sinyal lalu lintas akan menampilkan tanda “Stop” dan “Go” di siang hari, dan pada malam hari, lampu berwarna merah dan hijau akan digunakan.
Lampu gas akan menerangi tanda tersebut.
Seorang petugas polisi ditempatkan tak jauh dari sinyal lalu lintas tersebut untuk mengoperasikannya.
Sinyal lalu lintas pertama di dunia tersebut dipasang pada 9 Desember 1868, di persimpangan Bridge Street dan Great George Street di wilayah Westminster, London, dekat Houses of Parliament dan Westminster Bridge.
Sayangnya, hanya berselang sebulan, seorang polisi yang bertugas mengontrol sinyal tersebut terluka parah ketika kebocoran gas menyebabkan salah satu lampu meledak dan mengenai wajahnya.
Proyek ini dinyatakan berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan segera dicopot.
PERSAINGAN Hak Paten
Empat dekade kemudian, sinyal lalu lintas mulai populer kembali, terutama di Amerika Serikat seiring dirilisnya mobil otomatis.
Pada awal 1990-an, beberapa hak paten diajukan, masing-masing dengan inovasi berbeda dari ide dasar.
Tahun 1910, penemu Amerika, Ernest Sirrine, mengenalkan sebuah pengatur sinyal lalu lintas otomatis di Chicago.
Sinyal lalu lintasnya menggunakan dua lengan tak bercahaya yang diatur seperti salib dan berotasi pada satu sumbu.
Sinyal tersebut menampilkan tanda “Stop” dan “Proceed”.
Lampu lalu lintas listrik pertama yang menggunakan lampu merah dan hijau ditemukan pada 1912 oleh Lester Farnsworth Wire, seorang polisi di Salt Lake City, utah.
Sinyal lalu lintas buatan Wire menyerupai rumah burung dengan empat sisi dan terpasang pada tiang tinggi.
Baca juga: Lampu Traffic Light di Simpang Putri Hijau Sagulung Batam Mati, Kendaraan Ngebut dan Saling Serobot
Baca juga: Mati Listrik, Lampu Lalu Lintas di Simpang Pelabuhan Sagulung Batam Tidak Berfungsi Sejak Pagi
Benda tersebut ditempatkan di tengah-tengah persimpangan dan dijalankan dengan bantuan kabel listrik di udara.
Seorang petugas polisi harus mengatur lampunya secara manual.
Namun, kreditasi untuk “sinyal lalu lintas listrik pertama” diberikan pada James Hoge.
Sistem rancangannya diiinstal pada 5 Agustus 1914 di Cleveland.
Hoge menerima hak paten untuk sistem tersebut pada 1918, setelah mengajukan permohonan pada 1913.
Sinyal lalu lintas Hoge menggunakan kata-kata “Stop” dan “Move” bercahaya yang dipasang pada masing-masing penjuru persimpangan.
Sistem ini menggunakan kabel sehingga polisi dan departemen pemadam kebakaran bisa menyesuaikan irama lampu jika dalam kasus darurat.
Sementara itu, William Ghiglieri dari San Fransisco mematenkan sinyal lalu lintas otomatis pertama yang menggunakan cahaya merah dan hijau pada 1917.
Rancangan Ghiglieri memiliki opsi untuk dioperasikan secara manual atau otomatis.
Kemudian pada 1920, William Potts, seorang polisi Detroit, mengembangkan beberapa sistem lampu lalu lintas otomatis, termasuk sinyal tiga warna pertama, yang menambahkan lampu kuning sebagai tanda untuk “hati-hati”.
Sinyal untuk pejalan kali pertama kali digabungkan dengan lampu lintas pada tahun 1930-an.
John S Allen, penemu Amerika, mengajukan hak paten atas sinyal lalu lintas untuk pejalan kaki.
Alen merancang sinyal pejalan kaki yang dipasang di bibir trotoar .
MASA Depan Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas terus mengalami peningkatan.
Baca juga: LAPOR PAK WALI KOTA, Lampu Lalu Lintas di Simpang Tobing Tak Berfungsi, Rawan Terjadi Kecelakaan
Baca juga: Traffic Light Mati, Lalulintas Semerawut di Simpang Tugu Adipura Tanjungpinang
Banyak lampu lalu lintas “cerdas” yang dapat memonitor situasi lalu lintas secara real-time, termasuk arah, volume dan kepadatan, serta mengutamakan sistem transportasi umum.
Di masa depan, seiring perkembangan teknologi yang menghadirkan mobil swakemudi, banyak perbaikan dan improvisasi pada sinyal lalu lintas dengan mempertimbangkan teknologi baru yang bakal muncul.
Para peneliti di MIT Senseable City Lab mempublikasikan sebuah penelitian di jurnal PloS ONE tahun ini, berupa skenario yang menganggap bahwa lampu lalu lintas tidak ada.
Potensi di masa depan, semua mobil otomatis bakal berkomunikasi dengan sesamanya di persimpangan.
Konsepnya, alih-alih berhenti, mobil-mobil swakemudi itu justru secara otomatis mengatur kecepatannya untuk melewati persimpangan dan mengatur jarak aman dengan kendaraan lainnya.
Sistem ini fleksibel dan dapat dirancang untuk memperhitungkan pejalan kaki dan pesepeda.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam